Penelitian
menunjukkan bahwa Kali Surabaya terkontaminasi mikroplastik, Jurusan Teknik
Lingkungan Fakultas sains dan Teknologi Unair Maret 2019 telah merelease temuan
tentang Mikroplastik di Kali Surabaya sedangkan pada 8 April 2020 Departemen
teknik Lingkungan fakultas teknik Sipil dan perencanaan ITS dalam penelitian
"Distribution of Microplastics in Surabaya River, Indonesia" dalam
jurnal internasional elvesier menunjukkan bahwa di permukaan air Kali Surabaya
ditemukan 1,47-43,11 partikel mikroplastik/m3. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0048969720320763
14-18
April 2020 komunitas River Warrior melakukan penelitian Mikroplastik di Kali
Surabaya. “Sebagai komunitas yang tinggal di Daerah Aliran Sungai Surabaya kami
merasa khawatir dengan hasil penelitian Unair dan ITS yang menemukan
kontaminasi mikroplastik dalam air Kali Surabaya, kami ingin membuktikannya
dengan melakukan observasi untuk kemudian kita bisa merumuskan upaya-upaya
pengendalian dan pengurangan kontaminasi mikroplastik,” Ungkap Sofi Azilan Aini
Mahasiswa Semester IV Universitas Nahdatul Ulama Surabaya, yang menjadi
peneliti muda dalam komunitas River Warrior. Sofi menambahkan kekhawatiran ini
didorong karena air Kali Surabaya menjadi bahan baku air minum PDAM Surabaya dan
PDAM Gresik.
Khawatirkan Air
PDAM
"Dengan
ditemukannya mikroplastik di kali surabaya wilayah wringinanom membuat saya
khawatir karena air ini digunakan untuk bahan baku PDAM Gresik," ungkap
Thara Bening Sandrina Kapten River Warrior. Lebih lanjut Thara menyatakan bahwa
mikroplastik mengikat polutan yang ada di air sungai seperti logam berat,
pestisida, senyawa pengganggu hormon dan minyak, sehingga mikroplastik yang ada
dalam bahan baku air minum dikhawatirkan masuk kedalam tubuh manusia dan bahan
polutan akan terikut masuk dan mengganggu sistem kekebalan tubuh, metabolisme
dan sistem reproduksi. Mikroplastik dibedakan menjadi 6 jenis yaitu fiber,
fragmen, foam, granula, pellet, dan film. Adapun mikroplastik primer, yaitu
mikroplastik yang sengaja diproduksi dengan bentuk mikro, seperti scrub dan
pasta gigi. Kemudian mikroplastik sekunder yang merupakan plastik besar yang
berubah menjadi remahan akibat terpapar sinar matahari dan air. Diketahui mikroplastik
bersumber dari limbah industri dan limbah cair domestik. "Disepanjang Kali
Surabaya wilayah wringinanom dan Driyorejo banyak ditemukan timbulan sampah,
sampah plastik seperti tas kresek, sedotan, styrofoam dan bungkus plastik akan
hancur dan terurai menjadi remah plastik menjadi mikroplastik," ungkap
Thara.
Harus
ada upaya pengendalian pencemaran limbah industri dan perilaku buang sampah
plastik ke sungai, untuk mengurangi polusi.mikroplastik di Kali Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar