Foto : Zabur Karuru |
"40% total sampah plastik yang manusia hasilnya terombang-ambing dialam, Anak duyungpun kini terkena imbasnya, mereka merasakan hilangnya keasyikan bermain di perairan seperti dulu lagi, semenjak meningkatnya penggunaan plastik sekali pakai dan perilaku manusia yang membuang sampah secara serampangan merubah perairan menjadi tempat sampah, bahkan menurut data Bank Dunia september 2017 menyebutkan 21% sampah di lautan berupa sampah popok sekali pakai"
Hanya 2% Sampah Plastik Efektif di Daur Ulang
Plastik banyak membantu manusia, dibidang kesehatan banyak dikembangkan
alat-alat bantu kesehatan berbahan dasar plastik, namun yang menjadi
problem adalah Plastik sekali Pakai. Plastik yang asyik, karena kepraktisannya dan harganya murah, elastis dan ringan dijinjing menjadikan plastik sebuah keharusan dalam dunia bungkus membungkus. Bungkus makanan, bungkus pakaian, bungkus elektronik, bungkus sayuran dan membungkus semua kebutuhan manusia. Produsen plastik lebih senang memproduksi plastik baru dibandingkan melakukan proses daur ulang, karena selain mahal banyak orang tahu mengolah plastik bekas menjadi plastik baru membutuhkan banyak air, proses yang ruwet, bau tak sedap dan kerusakan lingkungan berupa pencemaran air. Maka umumnya produsen plastik mendengungkan jargon "Sampah plastik bisa di daur ulang" , jargon ini ada benarnya karena memang plastik yang telah dipakai bisa didaur ulang, namun apakah semuanya bisa di daur ulang. Kita simak data dari World Economic Forum 2016 menyebutkan hanya 2% sampah plastik yang bisa didaur ulang secara efektik, 14% di daur ulang tetapi dengan kualitas produk plastik yang kualitas dan nilainya lebih rendah dari sampah plastik. Yang membuat kita semua patut kwatir adalah 40% sampah yang beredar di alam, baik di gunung, di tepi jalan, sawah, danau, sungai dan yang paling menakutkan mereka akan berakhir di laut. 14% sampah plastik yang kita buang umumnya di bakar dan 32% sampah plastik akan di timbun di Tempat pembuangan akhir (TPA). OMG hanya 2% yang efektif bisa di daur ulang, saya ulangi hanya 2%.
Sampah Plastik Beredar di Perairan
Menanggapi banyaknya porsi sampah plastik yang beredar di alam dibandingkan di kelola manusia melalui daur ulang dan penimbunan di TPA Senin Siang (17/2/2020) empat anak duying nongkrong di atas Jembatan Monkasel Surabaya. Dengan membawa spanduk mereka mengajak orang-orang di Surabaya untuk tidak membuang sampah ke Kali Surabaya. https://jatim.sindonews.com/read/23653/1/puteri-duyung-ingatkan-manusia-tak-buang-sampah-plastik-ke-sungai-1581930147
Aksi puteri duyung ini, diberi judul DEKLARASI 4 ANAK DUYUNG TOLAK SAMPAH PLASTIK.
"kami geregetan lihat sampah plastik yang bertebaran di tepi sungai, padahal air sungainya dipakai untuk bahan baku air Minum PDAM Surabaya,"ungkap Aeshnina Azzahra aqilani (12) setelah minggu kemarin (16/2) Aeshnina bersama 4 orang temannya melakukan susur sungai surabaya dan menemukan 60 tumpukan sampah dari wilayah warugunung hingga kebraon.
Keempat puteri duyung meminta manusia untuk :
1. Tidak membangun rumah dibantaran/tepian kali surabaya
2. Tidak membuang sampah ke sungai terutama sampah plastik, karena remah2 plastik akan dimakan teman teman kami, bahkan ikan-ikan banyak ditemukan terjerat tali plastik. Penyu dilaut menganggap kresek seperti ubur ubur. Kami bangsa ikan tak bisa membedakan antara plastik dengan makanan
3. Jangan jadikan sungai RUMAHKAMI sebagai tempat sampah, karena air sungai juga jadi bahan baku air minum bangsa manusia
4. Peliharalah sungai, karena kami butuh rumah yang bersih dan nyaman untuk keluarga duyung dan ikan.
5. Meminta Bu Risma untuk menasehati warga warugunung dan karangpilang untuk tidak membuang sampah plastik ke kali Surabaya
6. Meminta Bu Khofifa Sebagai Gubernur Jawa Timur untuk menghimbau warga di Kota/Kabupaten yang dilalui oleh Sungai Brantas, aliran Sungai
Brantas melalui 16 (enam belas) kabupaten/kota : Kabupaten Malang,
Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten
Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto,
Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kota Batu, Kota Malang, Kota
Blitar, Kota Kediri, Kota Mojokerto dan Kota Surabaya
6. Seandainya bisa kami ingin bertukar posisi, manusia hidup di sungai dan kami didaratan. Pasti manusia gak krasan karena Didasar sungai banyak kotoran manusia, bangkai binatang dan sampah popok
Covid-19 dan Perilaku Nyampah
6. Seandainya bisa kami ingin bertukar posisi, manusia hidup di sungai dan kami didaratan. Pasti manusia gak krasan karena Didasar sungai banyak kotoran manusia, bangkai binatang dan sampah popok
Covid-19 dan Perilaku Nyampah
Pandemi Covid-19 hingga pukul 07.00 WIB 27 April 2020 sudah menyerang 8.882 orang Indonesia, 1.107 dinyatakan sembuh dan 743 orang meninggal https://www.covid19.go.id/
nama anak duyung 1. Aeshnina azzahra aqilani 2. Ameera Cetta Lentera 3. Angela AzZahra 4. Michaela Nadine Astagina Nugrahani |
Pandemi ini seolah mengingatkan kita untuk sejenak rehat, sejenak mengurung diri lockdown, Pandemi ini membawa pesan buat manusia agar kita tidak memforsir atau memaksa bumi bekerja keras melayani manusia.Pandemi ini memaksa kita membiarkan bumi menyembuhkan diri mereka sendiri, dengan mengurangi aktivitas manusia maka akan berkurang polusi udara, akan lebih sedikit limbah cair yang dibuang kesungai-sungai, memberikan kesempatan kepada burung-burung dan ikan-ikan di sungai untuk mendapatkan standar oksigen yang layak bagi binatang sehat, selama ini ikan dan burung menderita karena mereka harus hidup dalam lingkungan yang tercemar dan miskin oksigen. Coba kita periksa lagi catatan kondisi lingkungan hidup yang makin memburuk dalam sepeluh tahun terakhir, hutan berkurang luasnya, sungai-sungai menjadi tempat sampah. Bahkan sungai Citarum dianugerahi sebagai Sungai paling tercemar di muka bumi. Kita seolah aktif masif memanen tanpa mengukur efektifitas kita menanam. Sudah lama sekali kita diminta untuk membuang sampah pada tempatnya, kita diajari untuk memilah sampah organik dan an organik, sampah yang organik bisa diolah dan dimanfaatkan menjadi kompos sedangkan sampah an organik seperti plastik, kaleng, karton dan sampah lainnya bisa di daur ulang atau dimanfaatkan kembali, dua tahun lalu alam lewat ikan-ikan paus membawakan pesan jika laut telah penuh sampah plastik, dalam lambung ikan paus ditemukan berkilo-kilo gram plastik. "Laut sudah penuh dengan sampah, ikan makanan kami makin berkurang jumlahnya dibandingkan sampah plastik yang kau buang ke laut," mungkin itu pesan ikan paus pada kita. Manusia sadarlah mari hidup berdampingan, jika kami terus menyiksa kami dengan perilaku maka bumi tak akan diam.
(nangis)
BalasHapusayo kita berbuat sesuatu mengentaskan Sungai dari polusi mikroplastik
Hapusrealitanya sungai tidak ada yang mengawasi sehingga banyak orang yang membuang sampah plastiknya ke sungai
BalasHapusSejatinya masih banyak orang yang masih belum paham/ tidak perduli akan dampak membuang sampah plastik dan popok ke sungai yang dapat berakibat fatal bagi diri kita sendiri dan makhluk hidup yang ada dalam sungai
BalasHapusmohon info IG atau alamat emailnya
HapusMari kita menjaga sungai kita ini dengan tidak membuang sampah plastik dan popok ke sungai biasakan diri kita tidak menggunakan kemasan apapun yang berbahan dasar plastik sekali pakai
BalasHapusSetuju dengan blog ini pak, memang sudah seharusnysa kita mengawasi sungai kita karena sungai merupakan faktor dari sumber kehidupan
BalasHapusSetuju dengan blog ini pak, memang sudah seharusnysa kita mengawasi sungai kita karena sungai merupakan faktor dari sumber kehidupan
BalasHapusSetuju pak, kesadaran akan menjaga sungai itu sangat penting apalagi sungai termasuk habitat makhluk hidup, tetapi banyak masyarakat yang tidak peduli akan pentingnya memilah sampah, apalagi sampah plastik adalah musuh terbesar dalam lingkungan.
BalasHapusMasalah sampah yg dibuang ke sungai ialah tanggung jawab yg membuangnya disungai,sampai saat ini masyarakat tidak sadar akan perbuatannya yg mencemari sungai sangatlah mengganggu makhluk hidup didalam sungai,kasihan ikan harus memakan sampah2 masyarakat seperti sampah plastik dll apalagi sampah plastik sulit terurai,jadi mohon kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah disungai karena akan menyebabkan kerugian pada diri sendiri
BalasHapuskesadaran akan penggunaan plastik yang masih kurang dikalangan masyarakat dan pengetahuan tentang plastik, mikroplastik dan dampak buruk bagi lingkungan serta kesehatan yang masih minim. Masyarakat masih meremehkan akan hal itu, sehingga lingkungan kita pun tercemar. Mulai dari dirisendiri sih, keluarga, tetangga dan lingkungan.
BalasHapussemoga dengan informasi seperti ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya sampah sekali pakai, dan kedepannya bisa mulai dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai untuk alam yang lebih baik
BalasHapus