FOTO BY : FULLY HANDOKO Kegiatan Evakuasi Popok Jembatan Sepanjang : Kegiatan mengambili sampah popok agar tidak tumpah ke Sungai adalah salah satu kegiatan Brigade Evakuaso Popok yang dimulai sejak Juli 2017. Tujuannya membebaskan Sungai-Sungai di Indonesia dari sampah Popok. Sampah popok selanjutnya diangkut Ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Karena Popok bekas pakai adalah termasuk sampah residu maka habitatnya adalah ditimbun di TPA.. Evakuasi popok dilakukan dijembatan dan sungai agar sampah popok tidak mengalir ke laut https://www.youtube.com/watch?v=CiXcZxGy7t4 |
FOTO FULLY HANDOKO : Ke Istana Negara Kami Beraksi. Masih ruwet saja penanganan sampah popok ini. Bisa dikategorikan barang haram, karena sampah popok yang berstatus Sampah Residu dan ada wacana mengkategorikannya sampah B3 maka penanganan akhirnya harusnya ditimbun TPA yang memiliki system sanitary landfill, padahal faktanya di Indonesia tidak ada TPA yang bermodel sanitary landfill, artinya popok diproduksi tanpa memperhatikan pengolahan akhirnya. Di Istana Negara awal 2019 serentetan aksi dilakukan di depan Istana Negara, Kementeria PUPR dan Kementerian LHK, desakannya jelas " Negara harus bertanggungjawab kelola sampah Popok dan Tanggung Jawab Produsen atas sampah popok yang tidak bisa diolah Extendeed Producen Responsibilityhttps://www.mongabay.co.id/2018/01/28/suarakan-bahaya-sampah-popok-sungai-brantas-ke-kementerian-sampai-istana-presiden/ |
Berburuh Sampah Popok di Kota Malang |
Teror Sampah Popok
Pemerintah ikut andil dalam pembiaran kerusakan sungai akibat sampah
popok karena Pemerintah abai tak sediakan tempat sampah Khusus sampah
Popok. karena pemerintah sendiri yang memasukkan sampah popok dalam
kategori sampah residu maka seharusnya sampah popok tidak boleh
bercampur dengan sampah rumah tangga lainnya. Banyuwangi, Jember, Probolinggo, Situbondo, Malang, Batu, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, Madiun, Tuban, Lamongan Gresik, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Sragen, Solo, Jogyakarta, Klaten, Magelang, Semarang, Cirebon, Bogor, Bandung dan Jakarta Sudah kami sisir dan sungai-sungainya, selokannya, jembatannya tak luput dijadikan sarang pembuangan sampah popok . Sampah popok memang seharusnya dimasukkan dalam kategori sampah B3 karena 55% popok terbuat dari bahan Plastik, bahkan untuk membuat popok menjadi lentur ditambahkan senyawa lain bernaka phtalat, dalam banyak penelitian phtalat banyak memberikan dampak buruk kesehatan reproduksi perempuan. Problem sampah popok ini belum mendapat perhatian serius dari pemerintah Kota, Propinsi ataupun pemerintah desa yang setiap harinya dekat dengan produksi sampah popok. Selain adanya mitos "Suleten" masyarakat cenderung membuang popoknya kesungai dibandingkan dibuang ke tempat sampah, karena masyarakat percaya bila dibuang ketempat sampah dan dibakar maka bayi pengguna popok akan terkena sakit panas didaerah kemaluan atau pantatnya, selain didorong mitos suluten yang tidak benar faktor lain yang mendorong masyarakat membuang sampah popok ke sungai adalah Tidak tersedianya sistem pengangkutan yang menjangkau semua kawasan pemukiman, dibeberapa kota di Jawa pelayanan pengangkutan sampah tak lebih melayani 40%-60%. Kalaupun terjangkau layanan sering kali terjadi keterlambatan layanan pengangkutan hingga tiga-empat hari sekali dampaknya sampah menumpuk dan menimbulkan bau tak sedap, apalagi aroma sampah popok bayi yang aromanya akan lebih menggigit. Untuk menghindari bau inilah masyarakat ambil jalan pintas membuang sampah popok ke sungai, jembatan atau dipinggir jalan asal jauh dari rumahnya. https://www.liputan6.com/news/read/3893991/hamparan-sampah-popok-bayi-penuhi-sungai-brangkal-mojokerto
brand audit membuat daftar merk popok terfavorit |
evakuasi sampah popok dibawah jembatan Bangil |
Brigade Evakuasi Popok sudah melakukan edukasi dan bersurat kepada banyak kepala daerah dan hasilnya lumayan, di Batu kini disediakan 1000 kontainer khusus sampah popok, di Gresik ada angkutan khusus popok yang layani penganggkutan sampah popok di pinggiran Kali Surabaya tiap minggu sekali, Pemprov Jatim memasang cctv untuk menakut-nakuti orang agar tidak buang sampah di Jembatan Karang Pilang dan di jembatan muharto malang kini sudah dipasangi kawat pengaman untuk menghalangi orang membuang sampah popok ke sungai.
Tidak semua yang dijalani dalam upaya membersihkan sungai dari sampah Popok ini membawa cerita manis. ada beberapa yang kecut. Seperti yang dilakukan kepala Dinas Lingkungan Mojokerto yang melakukan pembubaran paksa aksi damai di depan balai kota Mojokerto pada pertengahan tahun 2018. " anggota brigade evakuasi popok (BEP) dieret-eret, kadis LH nya arogan kami diprovokasi dengan perkataan tak pantas bahkan dengan membentak-bentak membubarkan aksi kami," Ungkap Azis. Namun sebaliknya anggota BEP melaporkan kadis LH kota Mojokerto ke polres Mojokerto namun hingga kini kasusnya adem. Usaha membersihkan popok di sungai sebenarnta berangkat dari rasa malu melihat kondisi air yang dijadikan tempat sampah padahal saat ini banyak manusia yang beragama, berpendidikan bahkan saat ini dimasukkan sebagai negara maju, namun etika kebersihannya masuk kategori jahiliah atau jaman kegelapan. " sepertinya kami akan terus melakukan perburuan sampah popok, mengingatkan, mengawasi, mendesak, memprotes dan mengajak lebih banyak orang untuk memberikan cinta kasihnya untuk sungai yang telah memberikan airnya untuk mendukung kehidupan kita" Tak layak kita membalas kasih sayang sungai kepada kita dengan memberinya kotoran manusia. https://regional.kompas.com/read/2017/09/27/13523461/300-kg-sampah-popok-bayi-diangkat-dari-sungai-brantas
Dukungan perlu kita berikan untuk dua perempuan yang menggugat menteri PUPR, Menteri LHK, kepala BBWS brantas dan Gubernur Jatim karena abai membiarkan sungai brantas jadi tempat buangan sampah popok https://surabayaonline.co/2020/04/25/ajukan-pk-ke-ma-penggugat-minta-menteri-pupr-menteri-lhk-dan-gubernur-jatim-bersihkan-popok-di-kali-brantas/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar