Senin, 27 April 2020

Bincang Pakar : Membedah Plastik

popok bayi terususun 55% plastik dan phtalat
Rubrik Bincang Pakar akan menguliti, membedah, menjelaskan dan menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pemirsa, Tahun 2020 rubrik ini akan mengkhususkan pada isu sekitar plastik. Rubrik ini akan diasuh oleh Eka Chlara Budiarto, sarjana kimia dari Universitas Diponegoro Semarang. Selain memberikan paparan dan informasi rubrik ini bisa digunakan sebagai ajang tanya jawab dan berbagi pengalaman. Jika berminat silahkan menghubungi Chlara melalui WA 089675357495.


Tanya : " bisa dijelaskan kepada umat selayang pandang tentang plastik " 
Jawab : "Saat ini plastik membanjiri bumi, sejak dikenalkan pada tahun 1950 hingga kini manusia telah memproduksi lebih dari 8,3 Miliar Ton. Dalam proses pembuatannya selain berbahan baku utama minyak bumi, plastik menggunakan bahan tambahan utama berupa phtalat, bahkan untuk beberapa bahan plastik dibutuhkan 50%. Phtalat adalah senyawa kimia additif atau bahan tambahan dalam proses produksi plastik. Phtalat bisa membuat plastik menjadi lentur, fleksibel dan dia juga bisa menahan panas, misalnya penambahan phtalat dalam proses pembuatan botol plastik untuk wadah air minum atau susu bayi.  Plastik yang diproduksi sebagian besar akan dibuang ke tempat sampat di Tempat pembuangan sampah akhir sebesar 55,42% dan digunakan hanya 30%, didaur ulang 6,02%,  dan dibakar 8,43%. 

Tanya : " Bisa dijelaskan lebih detail tentang Phtalat"
Jawab : Senyawa phtalat tidak terlihat dan mudah larut kedalam senyawa lain, kecepatan larut phtalat dipengaruhi oleh suhu,lama penyimpangan dan tingkat keasaman. Contohnya botol plastik air minum dalam kemasan (AMDK). Plastik mungkin terlihat tidak mudah bereaksi, tetapi bahan kimia di dalamnya tidak. "Ada bahan kimia yang digunakan dalam plastik yang tidak terikat erat pada bahan, yang berarti mereka dengan mudah larut, terutama ketika plastik dipanaskan atau bahan panas dimasukkan ke dalamnya. Jenis bahan kimia dalam plastik yang paling memprihatinkan adalah Ftalat dan Bisphenol.

Gambar  Produksi plastik dan penanganan sampah plastik : Gambar diatas menunjukkan bahwa sebagian besar (79%) produksi sampah akan menumpuk di tempat pembuangan akhir sampah atau TPA
Tanya : " Apa dampak negatif Phtalat"
Jawab : manusia yang terpapar phtalat akan mengalami gangguan hormon, salah satunya pada perkembangan genital (pembentukan alat kelamin), bila cowok yang terpapar maka alat genitalnya bisa mungsret.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer