Sumber : https://www.mapsofworld.com/around-the-world/pollution.html kegagalan Pengendalian pencemaran menimbulkan ancaman kesehatan generasi mendatang. Pembiayaan pengendalian pencemaran tidak menjamin mulusnya upaya rehabilitasi. wabah Korupsi, Kolusi, pengendalian hukum ceremonial sokong pengarusutamaan pembangunan menjadi momok gagalnya upaya pengendalian pencemaran dan rehabilitasi sungai |
Penduduk menyalahkan sungai Riachuelo sebagai sumber masalah bau,
karena sungai itu mengalirkan air yang berlendir dan membawa berbagai macam
sampah yang mengapung dan menimbulkan kabut putih, hingga menjadi inspirasi
lagu nostalgia ‘The Mists of
Riachuelo‘
Pengunjung Buenos Air yang mendatangi permukiman La Boca,
akan melihat di sepanjang teras El Caminito, di Patagonia Sur berjejer resto yang
menampilkan tarian tango dan pameran seni namun merasakan bau menyengat dari saluran
drainase.
Penyebab Pencemaran
Pencemaran di DAS Matanza-Riachuelo telah umum diketahui dan
dibahas (from the Noria Bridge to the river’s mouth, the river is called Riachuelo;
further upstream it’s called the Matanza). Limbah tinja manusia, limbah cair
domestik, sampah dibuang dari permukiman yang tumbuh di tepi sungaihttps://framethequestion.wordpress.com/2013/12/29/matanza-riachuelo-argentina/. Selain itu
ada 1.500 industri membuang limbah kimia dan limbah lain ke drainase yang
mengalir ke sungai. Ribuan ton sampah dalam kantong atau terserak juga dibuang
ke sungai. Jika sumber limbah sudah diketahui, mengapa tidak ada orang yang
melakukan sesuatu untuk mengendalikannya? Penelitian dilakukan universitas
Buinos Aires tahun 1980, mengidentifikasi pihak yang harus disalahkan untuk
pencemaran yang terjadi, yaitu:
- Pemerintah daerah tidak mampu melakukan tindakan pemulihan pencemaran
- Pelabuhan yang menghentikan kegiatan namun meninggalkan sampah rongsokan kapal teronggok di aliran sungai sehingga menghambat aliran dan menyebabkan kegiatan industri juga terhenti namun meninggalkan masalah pencemara
- Pemerintah pengelola sungai tidak mampu menyelesaikan masalah banjir secara teknis dan finansial, sehingga menghasilkan polarisasi proyek dengan target yang tidak realistik seperti menaikkan ketinggian lahan perumahan
- Organisasi pelayanan masyarakat hanya menunggu pemerintah menaikkan atau mengurug lahan tanpa melakukan perbaikan infrastruktur yang rusa
- Penataan Ruang melarang pembangunan permukiman karena berada pada kawasan industri (meski UU pengembangan industri #21.608, melarang lokalisasi industri di sana
- Pemilik Rumah yang ketika tidak mampu mendapatkan harga sewa tinggi karena kondisi lingkungan yang tercemar, tidak mau membiayai pembenahan rumahnya.
Riachuelo dan the Río de la Plata merupakan wilayah estuari,
dimana air sungai bertemu air laut sehingga rentan terdampak fenomena alam
kelautan seperti pasang surut dan gelombang badai, serta fenomena tingginya
sedimentasi sungai dari hulu, serta rentan terjadi banjir. Wilayahnya merupakan
dataran dengan tanah tersusun atas campuran liat dan batu kapur yang mudah
menjadi jenuh air. Genangan air akan naik dengan cepat namun butuh waktu lama
untuk meresap dan surut karena kemiringannya yang landai. Kondisi ini sangat
mempengaruhi penyebaran pencemaran dan upaya untuk pemulihannya.
Pada tahun 1888, walikota Buenos Aires, Antonio F. Crespo memberikan
ijin pembangunan dataran rendah untuk dikeruk, diurug dan dikembangkan,
akibatnya kota malah semakin rentan terhadap banjir. Di lokasi Belgrano hilir
lahan diurug dengan sampah kota dan mengakibatkan gangguan bau yang dikeluhkan
masyarakat , akibatnya harga properti di dataran rendah menjadi jatuh. Pada
masa yang sama banyak imigran datang dan membangun permukiman di dataran rendah
La Boca yang sering tergenang banjir. Meski imigran sukses membangun ekonominya
namun banjir yang sering terjadi membuat permukiman terlokalisir dari kota
sekitarnya, sehingga menumbuhkan solidaritas yang kuat antar sesama imigran.
Para imigran yang menjadi warga negara menuntut sarana umum jalan, air bersih
dan drainase, dan pada 1905, pemerintah membangun infrastruktur drainase, kegiatan
pelabuhan di Riachuelo dialihkan ke Puerto Nuevo. Namun, banjir tetap menjadi
masalah. Pada tahun 1910 pengunjung menceritakan perjalanan dari La Boca ke Palermo,
Belgrano da Nunez harus ditempuh dengan canoe karena seringnya terjadi banjir
How to pollute a river without really trying
Selama tahun 1930 sampai1976, kota melakukan pembangunan
intensif di aliran sungai dengan meluruskan sungai dan mengeruk sedimen untuk
melancarkan aliran air ke muara agar banjir cepat surut. Dampaknya harga jual
properti di sekitar Riachuelo meningkat dan tumbuh menjadi kota padat dan
berkembang pesat. Permukiman liar pun juga tumbuh tanpa menyediakan sarana
sanitasi memadai. Berbagai jenis limbah industri dan permukiman dibuang
langsung ke sungai. Pakar politik ekonomi Argentine ecology, Antonio Elio
Brailovsky, mengatakan pembangunan infrastruktur sungai membuat perubahan besar
pada aliran sungai namun tidak memberbaiki dataran banjir.
Apa yang tampak di Riachuelo saat ini adalah dampak kegiatan
manusia, sungai dikeruk, dilebarkan, diluruskan, dibetonisasi dan dibendung. Jalan
yang dibangun meningkatkan kawasan kedap air meningkatkan air larian ke sungai,
betonisasi sungai meningkatkan banjir di wilayah hilir. Bantaran sungai telah
menjadi belantara beton, permukiman liar tumbuh di tepi sungai dan berdampingan
dengan tumpukan sampah. Dominasi teknologi masih belum mampu mengendalikan
banjir. Drainase bawah tanah yang dibangun pada abad 19 dirancang untuk
mengalirkan debit 865mm/tahun, saat ini debit limpasan meningkat menjadi 2 kali
lebih besar dari kapasitasnya, sebesar 1600mm/year for the years 2001-2002. Tidak
ada infrastruktur yang mampu meningkatkan kemiringan dasar sungai, pelurusan
sungai pada belokan sungai malah meningkatkan debit aliran air. Riachuelo saat
ini memiliki kemiringan negatif dengan dasar muara sungai Río de la Plata, sehingga
berubah menjadi jaringan tertutup yang menciptakan kubangan air tergenang .
Upaya menciptakan infrastruktur perkotaan untuk
mengendalikan banjir meningkatkan pencemaran sungai. Greenpeace memastikan
bahwa pencemaran logam berat dan toksisitas air dan lumpur endapan sungai telah
jauh melebihi ambang batas aman. Ambisi manusia menguasai alam dan memanfaatkan
alam untuk kenyamanan telah melupakan entitas sungai. Perubahan yang dibuat
manusia pada sungai malah membuat kawasan sekitar sungai menjadi tidak layak
dihuni dan enggan meninggalkan daerah rawan banjir karena nilai investasi yang
telah dikeluarkan. Aliran sungai yang dangkal, tersumbat sampah dan tinja
adalah tempat yang tidak sehat dan masyarakat tidak ingin bersentuhan dengan
air sungai.
No Man’s River
Kesalahan masa lalu menjadi bukti menyakitkan dan pihak yang
disalahkan adalah politisi dan birokrat. Kewenangan pengelolaan wilayah sisi
barat sungai ada pada pemerintah kota Buenos Aires, sedangkan sisi kiri sungai
di bawah pemerintah propinsi, sedangkan aliran sungai menjadi kewenangan
pemerintah pusat. Kondisi ini menyebabkan ketidakjelasan, dan tidak ada
instansi pemerintah dan dengan tegas menyatakan tanggung jawabnya pada masalah
pencemaran sungai ini. Sebagian besar masyarakat beranggapan penghentian
industri akan membersihkan sungai. Meskipun hal itu penting dilakukan, namun
pencemaran Riachuelo masih tetap terjadi. Lebih dari 50 tahun perdebatan telah
berlangsung, semua pihak mengusulkan cara membersihkan sungai tanpa
memperhatikan karakter alami sungai. Generasi muda lebih sinis dan meragukan Riachuelo
dapat bersih kembali.
From Pollution to Politics
Pada 1997, Interamerican Development Bank memberi pinjaman US$250
juta untuk memulihkan situasi lingkungan sungai. Hanya 3% dari jumlah tersebut
yang digunakan untuk pemulihan sungai; 77% digunakan untuk honir “consultants’”.
Saat ini, 14 tahun kemudian, dana senilai US$2.5 juta digugat atas tindakan
memperkaya diri, 2 orang politisi dipidana korupsi, namun sungai masih tetap
tercemar.
The Mendoza Case
Pada 2006, 17 penduduk La Boca, Barracas, dan daerah lainnya
menggugat pemerintah pusat dan beberapa industri karena mengalami gangguan
kesehat akibat air sungai yang tercemar,
kasusnya disebut ‘Mendoza Case’ mengambil nama salah seorang penggugat. Gugatan
dilakukan di pengadilan tinggi pada July 2008, dan pengadilan memutuskan bahwa
pengendalian pencemaran menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, provinsi dan
kota Buenos Aires yang bertanggung jawab mencegah dan memulihkan pencemaran di
sungai.
Pemerintah membentuk badan baru untuk melakukan kegiatan
pemulihan dan pembersihan sungai dengan rencana kerja dan rentang waktu
tertentu, dinamai Authority for the Matanza-Riachuelo Watershed (ACUMAR), yang
berfungsi menggabungkan instansi terkait pengendalian pencemaran di level
pusat, propinsi dan kota, sehingga dapat mencairkan kebuntuan birokrasi dan memungkinkan
pemerintah melaksanakan amanat keputusan pengadilan untuk mengenakan denda pada
industri yang melanggar aturan. Pada 10thAugust 2010, berdasarkan
keputusan Pengadilan Tinggi, ketua ACUMAR, Dr. Homero Bibiloni, dikenakan denda
$4000/hari karena tidak mampu memenuhi “immediate and effective fulfilment of
the sentence” pelaksanaan segera dan efektif atas tuntutan. Berdasarkan
keputusan itu, pengadilan mewajibkan semua fungsionaris terlibat dan
bertanggung jawab untuk memenuhi tuntutan”.
Keputusan pengadilan juga memerintahkan melibatkan NGOs yang
aktif dalam pengawasan antara lain Greenpeace, the Environmental and Natural
Resources Foundation (FARN), the Centre for Legal and Social Studies (CELs),
the Neighbourhood Association of La Boca, serta the federal Public Defender’s
Office. Kelompok ini melakukan patroli bersama mengawasi pencemaran, memberi
masukan pada ACUMAR terkait keberadaan pihak pencemar. Partisipasi pihak ketiga
dan perwakilan masyarakat akan membantu membongkar kebuntuan situasi di DAS Matanza-Riachuelo.
The Good News
Setelah 31 bulan gugatan ‘Mendoza Case’ perubahan mulai
terlihat dan perbaikan koordinasi pengelola sungai member dampak positif pada
pemulihan pencemaran sungai. Penghijauan sempadan sungai, pengangkutan dan
pengolahan sampah domestik, pembersihan tempat sampah di sempadan sungai
dilakukan pemerintah bersama masyarakat. Perusahaan bisnis di tepi sungai
digeser menjauh dari sungai, permukiman tepi sungai direlokasi untuk
membebaskan sempadan sungai dari bangunan kedap air. Sampah dari sungai
diangkat dan sungai dibersihkan dari tumpukan sampah padat.
The Bad News
Belum ada rencana aksi dengan tahapan jangka panjang untuk
membersihkan Riachuelo, selain Integral Plan for Environmental Improvement
(PISA) yang hanya memberikan guideline namun belum merumuskan langkah kongkrit.
Pengadilan menetapkan status Matanza-Riachuelo keseluruhan sebagai sungai ‘Use 4’,yang
berarti sungai yang dapat dinikmati kondisinya secara fisik dan aroma masih
baik. Sungai seharusnya ditetapkan dengan kategori berbeda antara segmen hulu
dan tengah, dimana pencemaran industri tidak terlalu tinggi dan sedikit
permukiman sehingga perlu bantuan lebih besar untuk mencegah meningkatkan
pencemaran di segmen tersebut.Limbah kimia dari industri rentan dijadikan
komoditas politik, karena pemerintah dapat menerapkan denda pada industri
pencemar bahkan menutup industri, tapi akan menjadi bumerang karena akan
menimbulkan gejolak sosial akibat meningkatnya pengangguran karyawan industri. Greenpeace
menyatakan tidak adanya rencana terpadu pengendalian industri untuk mengurangi
pembuangan limbah industri berarti bahwa Riachuelo tidak akan pernah bisa
bersih lagi.
Alfredo Alberti, ketua the Neighbourhood Association of La
Boca menyebutkan hal itu terjadi karena kurangnya kewenangan dan perhatian ACUMAR.
Pada 2009, Argentina menerima US$840juta from the World Bank untuk pemulihan Riachuelo.
Jika dana digunakan untuk menyediakan permukiman untuk relokasi penduduk tepi
sungai maka tidak akan menyelesaikan masalah. Jika digunakan untuk membayar
denda pengadilan, maka sungai akan tetap tercemar. Jika dana digunakan untuk
penyediaan peralatan dan perabotan kantor ACUMAR, tidak ada dana tersisa untuk
pemulihan sungai. World Bank mensyaratkan dana agar digunakan untuk kegiatan PISA,
departemen pekerjaan umum yang menyediakan sistem drainase dan saluran limbah
domestik serta pengurangan pencemaran, sehingga dapat bermanfaat langsung pada
masyarakat penghuni kawasan. Industri harus melaksanakan produksi bersih untuk
mengendalikan limbah dan menerima “non-refundable supports” untuk transfirmasi
sistem produksinya. Namun tak satu pun upaya itu menyentuh sumber
permasalahannya, mengapa sungai menjadi tercemar.
Behind the Mists
Bagi Argentina, kata kesejahteraan ‘prosperity’ belum
dirasakan sebagian besar masyarakat. Tahun 2001, masyarakat masih khawatir
apakah punya cukup makanan untuk besok atau bagaimana melindungi keselamatan
diri dan anak dari kriminalitas. Orang tidak akan memikirkan bagaimana
membersihkan sungai saat keselamatannya sedang terancam, atau anaknya lapar.
Pemerintah harus menyelesaikan masalah sosial, menata permukiman dan
menyediakan sanitasi yang layak bagi penduduk miskin.
Steps to a clean river
Ada kecenderungan dunia pasca revolusi industri untuk
meyakini teknologi mampu menyelesaikan semua permasalahan manusia. Pertanyaan
yang sering dibahas kemana harus membeli teknologi, atau adakah teknologi yang
dibutuhkan. Pertanyaan kedua dimana kita mendapatkan uang untuk membeli
teknologi. Secara umum, masyarakat tidak mau berupaya mengubah pola
perilakunya, tapi menginginkan tongkat ajaib untuk menyelesaikan masalah.
Mencari solusi melalui teknologi tanpa mengenali dan mengubah perilaku yang
menjadi sumber masalah tidak akan menyelesaikan masalahnya. Solusi definitif
yang dibutuhkan atas keruwetan situasi permasalah sungai adalah membebaskan dataran
banjir, mengakhiri sumber pencemaran sungai, membuat taman dan mengembalikan
fungsi dataran banjir sebagai regulator alami banjir bagi sungai. Tidak adanya
permukiman tepi sungai akan menghilangkan kebutuhan membangun struktur
pengendali debit air yang meningkatkan potensi banjir di tempat lain. The
Riachuelo dapat dimanfaatkan sebagai saluran navigasi navigable canal dengan
dikelilingi taman untuk kebutuhan wisata dan olahraga air. Banjir tidak akan
menjadi masalah kalau area rawan banjir tidak menjadi kawasan hunian dan
dikembalikan sebagai daerah resapan air, sehingga ekosistem dapat mencapai
keseimbangan alami dan kembali mengalir ke muara sungainya.
Namun, solusi definitif seperti itu tidak akan disukai.
Tertalu banyak orang yang tinggal di kawasan tersebut dan tingginya nilai
investasi yang sudah dikeluarkan, sehingga tidak rela mengorbankan potensi
manfaat modal dibandingkan mewujudkan keseimbangan dan keberlanjutan ekosistem
jangka panjang. Orang yang tinggal di sempadan sungai mempertahankan keyakinan
bahwa bangunan mereka sangat berharga dan perlu dipertahankan dengan mendorong
pemerintah menyediakan solusi teknologi untuk menghindari masalah lingkungan
alamiah. Proyek perlindungan permukiman tepi sungai dengan sarana pengendalian
banjir tidak memberi solusi pada penyelesaian jangka panjang yang membutuhkan
kerelaan memberi ruang cukup bagi sungai untuk menggenangi sempadan sungai
secara periodik
Rencana pembangunan permukiman Costanera Sur hingga Vicente
Lopez, pada dataran rendah San Isidro to San Fernando dan Tigre, termasuk
membangun country clubs Nordelta akan merampas lahan daratan untuk sungai dan
mengubah rawa menjadi real estate mewah, meskipun fakta ketinggan tanah di
bawah 5 meter merupakan daerah rawan banjir menurut definisi the national Civil
Defense league as the risk area for flooding for Metropolitan Buenos
Aires. Rencana pembangunan di dataran rendah dilihat sebagai
prospek bisnis yang sangat menguntungkan dan mengabaikan fungsi kelestarian
lingkungan yang hilang
In Conclusion
Apa yang bisa dilakukan untuk membersihkan Riachuelo-Matanza
watershed?
1. Membuat contoh baik; tidak buang sampah di jalan
dan ke saluran air
2. Membersihkan sungai dan bantaran sungai dari sampah.
3. Mengikuti kampanye untuk mengedukasi dan memantau
pencemaran, selalu mengikuti perkembangan kondisi sungai dan kegiatan
masyarakat memulihkan sungai
Banyak orang tertarik membeli rumah di Buenos Aires, perlu
memikirkan bahwa : alam memiliki cara untuk memelihara dirinya dan tidak mudah
untuk mengendalikan alam, seperti yang kita lihat di Jepang ketika dilanda
tsunami. Jangan membeli permukiman di sempadan sungai dan dataran rendah agar
terhindar dari murkanya alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar