Kamis, 30 April 2020

INDEPTH NEWS : BERKACA DI SUNGAI RIACHUELO

Sumber : https://www.mapsofworld.com/around-the-world/pollution.html kegagalan Pengendalian pencemaran menimbulkan ancaman kesehatan generasi mendatang. Pembiayaan pengendalian pencemaran tidak menjamin mulusnya upaya rehabilitasi. wabah Korupsi, Kolusi, pengendalian hukum ceremonial  sokong pengarusutamaan pembangunan menjadi momok gagalnya upaya pengendalian pencemaran dan rehabilitasi sungai

Penduduk menyalahkan sungai Riachuelo sebagai sumber masalah bau, karena sungai itu mengalirkan air yang berlendir dan membawa berbagai macam sampah yang mengapung dan menimbulkan kabut putih, hingga menjadi inspirasi lagu nostalgia ‘The Mists of Riachuelo
Pengunjung Buenos Air yang mendatangi permukiman La Boca, akan melihat di sepanjang teras El Caminito, di Patagonia Sur berjejer resto yang menampilkan tarian tango dan pameran seni namun merasakan bau menyengat dari saluran drainase.

Penyebab Pencemaran
Pencemaran di DAS Matanza-Riachuelo telah umum diketahui dan dibahas (from the Noria Bridge to the river’s mouth, the river is called Riachuelo; further upstream it’s called the Matanza). Limbah tinja manusia, limbah cair domestik, sampah dibuang dari permukiman yang tumbuh di tepi sungaihttps://framethequestion.wordpress.com/2013/12/29/matanza-riachuelo-argentina/. Selain itu ada 1.500 industri membuang limbah kimia dan limbah lain ke drainase yang mengalir ke sungai. Ribuan ton sampah dalam kantong atau terserak juga dibuang ke sungai. Jika sumber limbah sudah diketahui, mengapa tidak ada orang yang melakukan sesuatu untuk mengendalikannya? Penelitian dilakukan universitas Buinos Aires tahun 1980, mengidentifikasi pihak yang harus disalahkan untuk pencemaran yang terjadi, yaitu:
  1.  Pemerintah daerah tidak mampu melakukan tindakan pemulihan pencemaran
  2. Pelabuhan yang menghentikan kegiatan namun meninggalkan sampah rongsokan kapal teronggok di aliran sungai sehingga menghambat aliran dan menyebabkan kegiatan industri juga terhenti namun meninggalkan masalah pencemara
  3. Pemerintah pengelola sungai tidak mampu menyelesaikan masalah banjir secara teknis dan finansial, sehingga menghasilkan polarisasi proyek dengan target yang tidak realistik seperti menaikkan ketinggian lahan perumahan
  4. Organisasi pelayanan masyarakat hanya menunggu pemerintah menaikkan atau mengurug lahan tanpa melakukan perbaikan infrastruktur yang rusa
  5. Penataan Ruang melarang pembangunan permukiman karena berada pada kawasan industri (meski UU pengembangan industri #21.608, melarang lokalisasi industri di sana
  6. Pemilik Rumah yang ketika tidak mampu mendapatkan harga sewa tinggi karena kondisi lingkungan yang tercemar, tidak mau membiayai pembenahan rumahnya.

Riachuelo dan the Río de la Plata merupakan wilayah estuari, dimana air sungai bertemu air laut sehingga rentan terdampak fenomena alam kelautan seperti pasang surut dan gelombang badai, serta fenomena tingginya sedimentasi sungai dari hulu, serta rentan terjadi banjir. Wilayahnya merupakan dataran dengan tanah tersusun atas campuran liat dan batu kapur yang mudah menjadi jenuh air. Genangan air akan naik dengan cepat namun butuh waktu lama untuk meresap dan surut karena kemiringannya yang landai. Kondisi ini sangat mempengaruhi penyebaran pencemaran dan upaya untuk pemulihannya.

Pada tahun 1888, walikota Buenos Aires, Antonio F. Crespo memberikan ijin pembangunan dataran rendah untuk dikeruk, diurug dan dikembangkan, akibatnya kota malah semakin rentan terhadap banjir. Di lokasi Belgrano hilir lahan diurug dengan sampah kota dan mengakibatkan gangguan bau yang dikeluhkan masyarakat , akibatnya harga properti di dataran rendah menjadi jatuh. Pada masa yang sama banyak imigran datang dan membangun permukiman di dataran rendah La Boca yang sering tergenang banjir. Meski imigran sukses membangun ekonominya namun banjir yang sering terjadi membuat permukiman terlokalisir dari kota sekitarnya, sehingga menumbuhkan solidaritas yang kuat antar sesama imigran. Para imigran yang menjadi warga negara menuntut sarana umum jalan, air bersih dan drainase, dan pada 1905, pemerintah membangun infrastruktur drainase, kegiatan pelabuhan di Riachuelo dialihkan ke Puerto Nuevo. Namun, banjir tetap menjadi masalah. Pada tahun 1910 pengunjung menceritakan perjalanan dari La Boca ke Palermo, Belgrano da Nunez harus ditempuh dengan canoe karena seringnya terjadi banjir

How to pollute a river without really trying
Selama tahun 1930 sampai1976, kota melakukan pembangunan intensif di aliran sungai dengan meluruskan sungai dan mengeruk sedimen untuk melancarkan aliran air ke muara agar banjir cepat surut. Dampaknya harga jual properti di sekitar Riachuelo meningkat dan tumbuh menjadi kota padat dan berkembang pesat. Permukiman liar pun juga tumbuh tanpa menyediakan sarana sanitasi memadai. Berbagai jenis limbah industri dan permukiman dibuang langsung ke sungai. Pakar politik ekonomi Argentine ecology, Antonio Elio Brailovsky, mengatakan pembangunan infrastruktur sungai membuat perubahan besar pada aliran sungai namun tidak memberbaiki dataran banjir.
Apa yang tampak di Riachuelo saat ini adalah dampak kegiatan manusia, sungai dikeruk, dilebarkan, diluruskan, dibetonisasi dan dibendung. Jalan yang dibangun meningkatkan kawasan kedap air meningkatkan air larian ke sungai, betonisasi sungai meningkatkan banjir di wilayah hilir. Bantaran sungai telah menjadi belantara beton, permukiman liar tumbuh di tepi sungai dan berdampingan dengan tumpukan sampah. Dominasi teknologi masih belum mampu mengendalikan banjir. Drainase bawah tanah yang dibangun pada abad 19 dirancang untuk mengalirkan debit 865mm/tahun, saat ini debit limpasan meningkat menjadi 2 kali lebih besar dari kapasitasnya, sebesar 1600mm/year for the years 2001-2002. Tidak ada infrastruktur yang mampu meningkatkan kemiringan dasar sungai, pelurusan sungai pada belokan sungai malah meningkatkan debit aliran air. Riachuelo saat ini memiliki kemiringan negatif dengan dasar muara sungai Río de la Plata, sehingga berubah menjadi jaringan tertutup yang menciptakan kubangan air tergenang .

Upaya menciptakan infrastruktur perkotaan untuk mengendalikan banjir meningkatkan pencemaran sungai. Greenpeace memastikan bahwa pencemaran logam berat dan toksisitas air dan lumpur endapan sungai telah jauh melebihi ambang batas aman. Ambisi manusia menguasai alam dan memanfaatkan alam untuk kenyamanan telah melupakan entitas sungai. Perubahan yang dibuat manusia pada sungai malah membuat kawasan sekitar sungai menjadi tidak layak dihuni dan enggan meninggalkan daerah rawan banjir karena nilai investasi yang telah dikeluarkan. Aliran sungai yang dangkal, tersumbat sampah dan tinja adalah tempat yang tidak sehat dan masyarakat tidak ingin bersentuhan dengan air sungai.

No Man’s River
Kesalahan masa lalu menjadi bukti menyakitkan dan pihak yang disalahkan adalah politisi dan birokrat. Kewenangan pengelolaan wilayah sisi barat sungai ada pada pemerintah kota Buenos Aires, sedangkan sisi kiri sungai di bawah pemerintah propinsi, sedangkan aliran sungai menjadi kewenangan pemerintah pusat. Kondisi ini menyebabkan ketidakjelasan, dan tidak ada instansi pemerintah dan dengan tegas menyatakan tanggung jawabnya pada masalah pencemaran sungai ini. Sebagian besar masyarakat beranggapan penghentian industri akan membersihkan sungai. Meskipun hal itu penting dilakukan, namun pencemaran Riachuelo masih tetap terjadi. Lebih dari 50 tahun perdebatan telah berlangsung, semua pihak mengusulkan cara membersihkan sungai tanpa memperhatikan karakter alami sungai. Generasi muda lebih sinis dan meragukan Riachuelo dapat bersih kembali.

From Pollution to Politics
Pada 1997, Interamerican Development Bank memberi pinjaman US$250 juta untuk memulihkan situasi lingkungan sungai. Hanya 3% dari jumlah tersebut yang digunakan untuk pemulihan sungai; 77% digunakan untuk honir “consultants’”. Saat ini, 14 tahun kemudian, dana senilai US$2.5 juta digugat atas tindakan memperkaya diri, 2 orang politisi dipidana korupsi, namun sungai masih tetap tercemar.

The Mendoza Case
Pada 2006, 17 penduduk La Boca, Barracas, dan daerah lainnya menggugat pemerintah pusat dan beberapa industri karena mengalami gangguan kesehat  akibat air sungai yang tercemar, kasusnya disebut ‘Mendoza Case’ mengambil nama salah seorang penggugat. Gugatan dilakukan di pengadilan tinggi pada July 2008, dan pengadilan memutuskan bahwa pengendalian pencemaran menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, provinsi dan kota Buenos Aires yang bertanggung jawab mencegah dan memulihkan pencemaran di sungai.

Pemerintah membentuk badan baru untuk melakukan kegiatan pemulihan dan pembersihan sungai dengan rencana kerja dan rentang waktu tertentu, dinamai Authority for the Matanza-Riachuelo Watershed (ACUMAR), yang berfungsi menggabungkan instansi terkait pengendalian pencemaran di level pusat, propinsi dan kota, sehingga dapat mencairkan kebuntuan birokrasi dan memungkinkan pemerintah melaksanakan amanat keputusan pengadilan untuk mengenakan denda pada industri yang melanggar aturan. Pada 10thAugust 2010, berdasarkan keputusan Pengadilan Tinggi, ketua ACUMAR, Dr. Homero Bibiloni, dikenakan denda $4000/hari karena tidak mampu memenuhi “immediate and effective fulfilment of the sentence” pelaksanaan segera dan efektif atas tuntutan. Berdasarkan keputusan itu, pengadilan mewajibkan semua fungsionaris terlibat dan bertanggung jawab untuk memenuhi tuntutan”.
Keputusan pengadilan juga memerintahkan melibatkan NGOs yang aktif dalam pengawasan antara lain Greenpeace, the Environmental and Natural Resources Foundation (FARN), the Centre for Legal and Social Studies (CELs), the Neighbourhood Association of La Boca, serta the federal Public Defender’s Office. Kelompok ini melakukan patroli bersama mengawasi pencemaran, memberi masukan pada ACUMAR terkait keberadaan pihak pencemar. Partisipasi pihak ketiga dan perwakilan masyarakat akan membantu membongkar kebuntuan situasi di DAS Matanza-Riachuelo.

The Good News
Setelah 31 bulan gugatan ‘Mendoza Case’ perubahan mulai terlihat dan perbaikan koordinasi pengelola sungai member dampak positif pada pemulihan pencemaran sungai. Penghijauan sempadan sungai, pengangkutan dan pengolahan sampah domestik, pembersihan tempat sampah di sempadan sungai dilakukan pemerintah bersama masyarakat. Perusahaan bisnis di tepi sungai digeser menjauh dari sungai, permukiman tepi sungai direlokasi untuk membebaskan sempadan sungai dari bangunan kedap air. Sampah dari sungai diangkat dan sungai dibersihkan dari tumpukan sampah padat.

The Bad News
Belum ada rencana aksi dengan tahapan jangka panjang untuk membersihkan Riachuelo, selain Integral Plan for Environmental Improvement (PISA) yang hanya memberikan guideline namun belum merumuskan langkah kongkrit. Pengadilan menetapkan status Matanza-Riachuelo  keseluruhan sebagai sungai ‘Use 4’,yang berarti sungai yang dapat dinikmati kondisinya secara fisik dan aroma masih baik. Sungai seharusnya ditetapkan dengan kategori berbeda antara segmen hulu dan tengah, dimana pencemaran industri tidak terlalu tinggi dan sedikit permukiman sehingga perlu bantuan lebih besar untuk mencegah meningkatkan pencemaran di segmen tersebut.Limbah kimia dari industri rentan dijadikan komoditas politik, karena pemerintah dapat menerapkan denda pada industri pencemar bahkan menutup industri, tapi akan menjadi bumerang karena akan menimbulkan gejolak sosial akibat meningkatnya pengangguran karyawan industri. Greenpeace menyatakan tidak adanya rencana terpadu pengendalian industri untuk mengurangi pembuangan limbah industri berarti bahwa Riachuelo tidak akan pernah bisa bersih lagi.

Alfredo Alberti, ketua the Neighbourhood Association of La Boca menyebutkan hal itu terjadi karena kurangnya kewenangan dan perhatian ACUMAR. Pada 2009, Argentina menerima US$840juta from the World Bank untuk pemulihan Riachuelo. Jika dana digunakan untuk menyediakan permukiman untuk relokasi penduduk tepi sungai maka tidak akan menyelesaikan masalah. Jika digunakan untuk membayar denda pengadilan, maka sungai akan tetap tercemar. Jika dana digunakan untuk penyediaan peralatan dan perabotan kantor ACUMAR, tidak ada dana tersisa untuk pemulihan sungai. World Bank mensyaratkan dana agar digunakan untuk kegiatan PISA, departemen pekerjaan umum yang menyediakan sistem drainase dan saluran limbah domestik serta pengurangan pencemaran, sehingga dapat bermanfaat langsung pada masyarakat penghuni kawasan. Industri harus melaksanakan produksi bersih untuk mengendalikan limbah dan menerima “non-refundable supports” untuk transfirmasi sistem produksinya. Namun tak satu pun upaya itu menyentuh sumber permasalahannya, mengapa sungai menjadi tercemar.

Behind the Mists
Bagi Argentina, kata kesejahteraan ‘prosperity’ belum dirasakan sebagian besar masyarakat. Tahun 2001, masyarakat masih khawatir apakah punya cukup makanan untuk besok atau bagaimana melindungi keselamatan diri dan anak dari kriminalitas. Orang tidak akan memikirkan bagaimana membersihkan sungai saat keselamatannya sedang terancam, atau anaknya lapar. Pemerintah harus menyelesaikan masalah sosial, menata permukiman dan menyediakan sanitasi yang layak bagi penduduk miskin.

Steps to a clean river
Ada kecenderungan dunia pasca revolusi industri untuk meyakini teknologi mampu menyelesaikan semua permasalahan manusia. Pertanyaan yang sering dibahas kemana harus membeli teknologi, atau adakah teknologi yang dibutuhkan. Pertanyaan kedua dimana kita mendapatkan uang untuk membeli teknologi. Secara umum, masyarakat tidak mau berupaya mengubah pola perilakunya, tapi menginginkan tongkat ajaib untuk menyelesaikan masalah. Mencari solusi melalui teknologi tanpa mengenali dan mengubah perilaku yang menjadi sumber masalah tidak akan menyelesaikan masalahnya. Solusi definitif yang dibutuhkan atas keruwetan situasi permasalah sungai adalah membebaskan dataran banjir, mengakhiri sumber pencemaran sungai, membuat taman dan mengembalikan fungsi dataran banjir sebagai regulator alami banjir bagi sungai. Tidak adanya permukiman tepi sungai akan menghilangkan kebutuhan membangun struktur pengendali debit air yang meningkatkan potensi banjir di tempat lain. The Riachuelo dapat dimanfaatkan sebagai saluran navigasi navigable canal dengan dikelilingi taman untuk kebutuhan wisata dan olahraga air. Banjir tidak akan menjadi masalah kalau area rawan banjir tidak menjadi kawasan hunian dan dikembalikan sebagai daerah resapan air, sehingga ekosistem dapat mencapai keseimbangan alami dan kembali mengalir ke muara sungainya.

Namun, solusi definitif seperti itu tidak akan disukai. Tertalu banyak orang yang tinggal di kawasan tersebut dan tingginya nilai investasi yang sudah dikeluarkan, sehingga tidak rela mengorbankan potensi manfaat modal dibandingkan mewujudkan keseimbangan dan keberlanjutan ekosistem jangka panjang. Orang yang tinggal di sempadan sungai mempertahankan keyakinan bahwa bangunan mereka sangat berharga dan perlu dipertahankan dengan mendorong pemerintah menyediakan solusi teknologi untuk menghindari masalah lingkungan alamiah. Proyek perlindungan permukiman tepi sungai dengan sarana pengendalian banjir tidak memberi solusi pada penyelesaian jangka panjang yang membutuhkan kerelaan memberi ruang cukup bagi sungai untuk menggenangi sempadan sungai secara periodik
Rencana pembangunan permukiman Costanera Sur hingga Vicente Lopez, pada dataran rendah San Isidro to San Fernando dan Tigre, termasuk membangun country clubs Nordelta akan merampas lahan daratan untuk sungai dan mengubah rawa menjadi real estate mewah, meskipun fakta ketinggan tanah di bawah 5 meter merupakan daerah rawan banjir menurut definisi the national Civil Defense league as the risk area for flooding for Metropolitan Buenos Aires.   Rencana pembangunan di dataran rendah dilihat sebagai prospek bisnis yang sangat menguntungkan dan mengabaikan fungsi kelestarian lingkungan yang hilang

In Conclusion
Apa yang bisa dilakukan untuk membersihkan Riachuelo-Matanza watershed?
1.  Membuat contoh baik; tidak buang sampah di jalan dan ke saluran air
2.  Membersihkan sungai dan bantaran sungai dari sampah.
3. Mengikuti kampanye untuk mengedukasi dan memantau pencemaran, selalu mengikuti perkembangan kondisi sungai dan kegiatan masyarakat memulihkan sungai

Banyak orang tertarik membeli rumah di Buenos Aires, perlu memikirkan bahwa : alam memiliki cara untuk memelihara dirinya dan tidak mudah untuk mengendalikan alam, seperti yang kita lihat di Jepang ketika dilanda tsunami. Jangan membeli permukiman di sempadan sungai dan dataran rendah agar terhindar dari murkanya alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer