Rabu, 29 April 2020

Jarang Kepang dan Rehabilitasi Sungai

Jaran kepang Zaman dahulu, sebelum terpisahnya kegiatan manusia di hutan dan di desa. Jaran Kepang merupakan sebuah bentuk persembahan dalam kinerja animisme atau kepercayaan kepada roh yang mendiami semua benda. Manusia kala itu menggunakan jaran kepang untuk menyalurkan roh hewan yang sudah diburu. Maka dalam pertunjukkan jaran kepang akan kita jumpai representasi jepaplok, macan, celeng, ular dan hewan liar lainnya
Bukak Kalangan Sebelum Jaranan dimulai, acara biasanya diawali dengan hadirnya Pawang (Pemimpin Pertunjukan). Pawang membawa cemeti (cambuk) yang dicambukkan ke tanah dengan berkeliling mengitari area pertunjukanhttps://blogkulo.com/kesenian-jaranan-jawa-timur/
Bagi masyarakat agraris sebagai awal lahirnya Jaran Kepang memang dalam menjaga ketahanan dan kestabilan desa dalam hubungan manusia dan makhluk lainnya sering melakukan ritual. Dengan adanya kemajuan peradaban, masyarakat Jawa menjadi lebih agraris. Sehingga adanya garis pemisah antara desa dan hutan. Hal tersebut memunculkan konstruksi keyakinan bahwa Jaran Kepang menjadi penyalur roh terhadap leluhur (arwah) sebagai wujud memohon perlindungan dan mengirim doa.https://indonesia.go.id/ragam/seni/seni/keunikan-ngalam-dan-pertunjukan-tari-jaran-kepang

Jarang Kepang menunjukkan adanya kesantunan manusia terhadap makhluk lain yang hidup  bersandingan. ada Toleransi dan saling meghormati. Bertolak belakang dengan kearifan saat ini yang bersifat destruktif sehingga tidak memberikan kesempatan gerak mahkluk lain. Pemberangusan hutan untuk kebun-kebun baru, penebangan pohon-pohon besar yang tidak hanya berfungsi sebagai penyimpang air, pabrik oksigen bagi manusia tetapi sebagian orang menyakini pohon-pohon inilah habitat jin atau makhluk ghoib.

Jaran kepang menari dipelataran yang permai, Berjingkrak riang, bangga akan kedamaian, Penari latar lesu pada sisi yang gemulai, Malu pada penonton yang beringas https://beritasampit.co.id/2020/03/29/jaran-kepang/



Dalam kegiatan ruwatan Kali Brantas, Ecoton menggelar kesenian Jaran Kepang selain untuk uri-uri budaya Jawa, pertunjukkan ini juga sebagai pengingat bahwa perlunya kita para manusia untuk tidak destruktif terhadap sungai sebagai ekosistem yang vital di bumi karena ada beragam makhluk yang menjadikan sungai sebagai habitatnya. Maka perlu mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam merencanakan pembangunan. Jika saat ini telah terjadi kerusakan sungai maka dibutuhkan "komunikasi dengan alam' atau analisis daya tampung beban pencemaran dan kerusakan apa yang telah terjadi, mencari sumber-sumber penyakit yang merusak sungai baru kemudian kita bisa melakukan rehabilitasi. Laun lubuk lain belalang, maka lain sungai beda pula penyebabnya. Maka yang bisa menyembuhkan sungai di sekitar kita adalah kita yang setiap hari berinteraksi dengan sungai. Maka kita harus mulai membuka komunikasi dengan sungai.
Pada pertujukan Jaran Kepang, sebelum gebrak (pertunjukan) harus meminta ijin pada pepunden yang ada di lingkungan tersebut. Meminta ijin dalam istilah ini memberikan sesaji dan beberapa barang sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk memanggil roh leluhur yang ada di daerah tersebut untuk meminta ijin. Sehingga hal tersebut juga membuat pemain jaran kepang menjadi lebih mudah kerasukan atau kesurupan.https://indonesia.go.id/ragam/seni/seni/keunikan-ngalam-dan-pertunjukan-tari-jaran-kepang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer