Jumat, 01 Mei 2020

SUAKA PERIKANAN - RUMAH PERLINDUNGAN IKAN

Kegiatan Sensus Ikan Kali Brantas - Kegiatan survey untuk mengetahui perkembangan populasi dan kelestarian spesies ikan di Kali Brantas mulai dilakukan pada 2009 hingga kini, dengan melibatkan Nelayan dari Desa Turi Pinggir Megaluh Kabupaten Jombang dan lembaga kajian ekologi dan konservasi lahan basah atau ecoton telah menemukan fakta-fakta ikan Kali Brantas, melalui program ini dapat diketahui, pertama jenis-jenis ikan yang sebelumnya dianggap punah seperti ulo, Papar, montho dan areng-areng. kedua Lokasi yang ideal bagi ikan, pada lokasi ini umumnya ditemukan banyak jenis ikan dan jumlah individu ikan yang melimpah, Ketiga Teridentifikasinya jenis-jenis ikan yang pernah ditangkap pada tahun 1960an yang dapat digunakan sebagai data base pelestarian ikan , Keempat Teridentifikasinya sumber-sumber kerusakan dan pencemaran sungai Brantas, kelima Kerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Timur untuk melakukan domestifikasi ikan Sungai Brantas sebagai upaya melestarikan ikan air tawar sungai Brantas.
Kelestarian Ikan Sungai membutuhkan Rumah Perlindungan Ikan,  suatu kawasan konservasi yang dilindungi dari kegiatan manusia yang mengakibatkan penurunan kualitas air, minimal 1 km harus ada kawasan yang nyaman bagi ikan untuk mencari makan dan melimpahnya pangan, terlindungi saat pembuahan, ikan bisa berteduh dan bertelur. Kondisi ini dapat terwujud membutuhkan kerjasama masyarakat yang daerahnya dijadikan kawasan Suaka Perikanan untuk mejadi pengawas, dukungan regulasi dari pemerintah setempat dan jaminan adanya penegakan hukum serta jaminan tidak adanya kegiatan yang menimbulkan pencemaran dan kerusakan sungai. Upaya ini harus dimulai agar generasi masa depan tidak hanya melihat dan belajar tentang ikan melalui gambar dan youtube.
Ikan brantas terus menurun Jenisnya. Pada tahun 60-an spesies ikan di Brantas di ketahui sebanyak 90 spesies, sedangkan penelitian tahun 90an jumlahnya turun menjadi 6- spesies terakhir pada tahun 2000an jumlah ikan yang di temukan tdak lebih dari 30 spesies. Penurunan spesiesn ini disebabkan oleh Pertama Meningkatkan kegiatan manusia yang menyebabkan penurunan kualitas air yang berasal dari buangan limbah cair industri dan limbah cair Domestik serta limbah pertanian, kedua Banyaknya alihfungsi lahan dikawasan hulu sebagai stok pangan perikanan dan kawasan pembuahan, ketiga aktivitas penambangan pasir dan batuan yang intensif  merubah bentuk dan kharakter sungai berpengaruh pada hilangnya permukaan sungai yang kasar berfungsi untuk meletakkan telur ikan, Keempat Aktivitas penangkapan ikan dengan menggunakan bom, aliran listrik dan racun tidak hanya membunuh ikan dewasa namun menghilangkan kesempatan hidup juvenil ikan.

Panitia Pembangunan Rumah Keluarga Ikan yang pernah dilakukan di Wilayah Hilir kali brantas, tepatnya mulai Pintu air Mlirip hingga Jembatan Legundi. kolaborasi Gubernur Jawa Timur, perguruan tinggi, pemerintah desa, komunitas peduli sungai dan industri, komitmen ini meningkatkan kualitas air sungai dan kembalinya ikan-ikan yang telah lama pergi  dan Upaya Kelompok Masyarakat Pengawasan Perikanan dan komunitas-komunitas yang bermunculan sejak 2010an meningkatkan kualitas lingkungan di perairan terbuka, upaya Pemerintah melalui dinas kelautan dan perikanan Propinsi Jawa Timur turut mendorong pemulihan spesies ikan air tawar di Jawa Timur khususnya DAS Brantas melalui program restoking dan domestifikasi ikan lokal. Pelestarian ikan di Perairan terbuka (rawa, sungai dan saluran air) membutuhkan kolaborasi masyararakat, pemerintah dan sektor swasta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer