Sabtu, 02 Mei 2020

POPOKISME ANCAM KELESTARIAN IKAN

sampah popok yang terapung di permukaan sungai dianggap ikan sebagai makanan, apalagi umumnya sampah popok dibuang tanpa memisahkan popok dengan Yellow Jelly (kotoran bayi/feses) sehingga akan meningkatkan daya tarik ikan untuk menithili popok. Bahan popok yang terbuat dari 55% plastik dan mudah protol menyebabkan ikan semakin getol menitili sampah popok
Mikroplastik yang berasal dari Protolan atau serpihan popok yang mengapung disungai telah masuk kedalam lambung ikan. Perilaku ikan nithilan popok adalah penyebabnya. ancaman lain adalah banyaknya senyawa kimia dalam proses pembuatan popok bisa mendorong gangguan hormon bagi ikan yang mengakibatkan 25% ikan di Hilir Brantas di Kalimas mengalami intersex atau dalam satu tubuh ditemukan dua kelamin. Senyawa-senyawa Polyetilena, Polyurethane, Phtalat dan Sodium Poliakrilat termasuk dalam Senyawa Pengganggu hormon yang mendorong perubahan kelamin ikan dampaknya 80% ikan di Brantas betina dan 20% ikan berkelamin jantan, ketidak seimbangan komposisi jenis kelamin ikan ini akan mengancam kelestarian ikan. Bagaimana kondisi ikan di Sungaimu?
55% bahan baku pembuatan popok adalah Plastik, dalam proses pembuatannya banyak ditambahkan bahan kimia additive yang berdampak buruk pada kesehatan kulit bayi yang sensitif dan kontak lama antara popok dengan kulit juga banyak menimbulkan kontaminasi


Aksi di depan PN Surabaya yang mendorong pemerintah melakukan upaya pembersihan sampah popok di sungai Brantas dan mendorong produsen popok meredsign dengan mengurangi plastik dalam proses pembuatan popok


Peran konsumen diperlukan untuk mengurangi volume sampah popok yang dihasilkan, mendorong ibu-ibu mengurangi pemakaian popok sekali pakai dan memulai menggunakan popok kain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer