Kamis, 14 November 2024

Pelajar Amerika Serikat Kaget Lihat Mikroplastik di Wajah

Marrio Pelajar dari Amerika Serikat yang Kaget melihat mikroskop untuk
Pertama kalinya ditemukan pada permukaan wajahnya (14/11)

Surabaya - Pada Kamis, 14 November 2024, ECOTON (Ecological Observation and Wetlands Conservation) menggelar pameran bertajuk “Plastic Human” yang menguak fakta mengejutkan tentang keberadaan mikroplastik dalam tubuh manusia yang dilaksanakan di Institut français Indonesia (IFI Surabaya). Acara ini menampilkan temuannya, termasuk paparan mikroplastik yang telah ditemukan dalam darah manusia, serta menggelar bedah buku Suara untuk Bumi, Sebuah Catatan dari Aksi Menuju Solusi karya Alaika Rahmatullah, Manajer Edukasi ECOTON. Selain itu, pengunjung pameran juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan uji mikroplastik pada kulit wajah.

 

Marrio (kanan) dan Albert (kiri) melakukan swab wajah untuk melihat
kontaminasi mikroplastik dalam wajah mereka




Alek sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa ketika mikroplastik telah mencapai aliran darah, partikel-partikel ini bisa tersebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan gangguan hormonal.

“Data sains yang kami temukan harus disuarakan agar masyarakat sadar. Kami merancang berbagai aksi kreatif kombinasi seni dan sains agar informasi ini bisa diserap dengan baik oleh masyarakat, terutama generasi muda yang lebih tertarik pada visualisasi data melalui gambar dan video,” ujar Alek Rahmatullah. Buku yang diluncurkannya berisi strategi kampanye kreatif dan aksi asik mikroplastik dalam mengkomunikasikan temuan pencemaran lingkungan.

Kolaborasi untuk Memperkuat Kampanye Anti Plastik

ECOTON, yang berpegang pada tiga pilar utama - penelitian, edukasi, dan advokasi - menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk produsen, pemerintah, dan masyarakat. Dalam pameran ini, ECOTON berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya untuk memperkuat sosialisasi Peraturan Wali Kota Nomor 16 Tahun 2022 yang membatasi penggunaan plastik sekali pakai. DLH Surabaya menyampaikan bahwa upaya pembatasan plastik sekali pakai sangat relevan dengan kondisi Surabaya yang menghasilkan sekitar 1.800 ton sampah per hari, di mana sampah plastik menjadi bagian signifikan. Program makan bergizi gratis di Surabaya, misalnya, masih menggunakan kemasan plastik sekali pakai. DLH Surabaya berencana menggandeng Badan Gizi Nasional dan Dinas Pendidikan untuk mengganti kemasan makanan ini dengan wadah yang bisa digunakan berulang kali.

“Untuk menyebarluaskan informasi ini, kami menggunakan berbagai saluran media, termasuk radio dan media sosial seperti Instagram,” ujar Moch Rokim DLH Surabaya. Meskipun regulasi telah diterapkan, mereka mengakui masih ada tantangan dalam melakukan sosialisasi di pasar tradisional.

Temuan Mikroplastik pada Kulit Wajah

Sebagai bagian dari pameran, dilakukan uji mikroplastik pada kulit wajah peserta, yang menunjukkan bahwa setiap orang memiliki rata-rata 19,67 partikel mikroplastik di kulit. Partikel ini bisa berasal dari udara yang terkontaminasi mikroplastik atau produk perawatan diri yang mengandung mikroplastik. Mikroplastik yang menempel di kulit berpotensi masuk ke dalam tubuh melalui pori-pori, dan beredar dalam darah hingga memengaruhi keseimbangan hormon tubuh. Senyawa kimia berbahaya dalam mikroplastik, yang mencapai 16.000 jenis, diketahui dapat menyebabkan inflamasi sel dan berdampak negatif pada kesehatan manusia.

Albert dan Marrio, pelayan gereja dari Amerika yang turut hadir dalam pameran ini mengungkapkan bahwa  “ini sangat menarik karena sebelumnya saya belum pernah cek mikroplastik di wajah, dan di negara saya Amerika belum pernah menemui penelitian cek mikroplastik di wajah”

Pameran ini menjadi momentum penting bagi ECOTON untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya mikroplastik. Melalui visualisasi data yang interaktif dan kampanye kreatif, ECOTON berharap masyarakat, khususnya generasi muda, lebih memahami dampak plastik bagi kesehatan dan lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer