Jumat, 03 Juli 2020

PENELITI UNAIR, ITS dan ECOTON TEMUKAN MIKROPLASTIK DI KALI SURABAYA

Kali Surabaya termasuk dalam 20 sungai pencemar lautan global. 80% sampah plastik yang ada dilautan berasal dari daratan. Indonesia juga disebut sebagai kontributor pencemaran plastik kelautan terbesar kedua setelah China. Salah satu penyebab melubernya sampah plastik ke Sungai adalah pengelolaan sampah yang buruk di Indonesia. Gresik salah satu kontributor pencemaran di Kali Surabaya, Sistem pengangkutan sampah hanya mampu melayani 40% wilayah, maka beberapa wilayah Gresik seperti Driyorejo banyak ditemukan pemanfaatan sungai sebagai tempat sampah. Surabaya meskipun lebih tinggi tingkat layanan sampah namun dari temuan ecoton masih banyak warga Surabaya yang membuang sampahnya ke kali Surabaya. Sampah plastik yang dibuang ke sungai seperti tas kresek, sachet personal care dan sachet makanan, botol plastik, Styrofoam dan bungkus plastik lainnya akan terdegradasi menjadi remah-remah atau serpihan plastik kecil berukuran 0,1 hingga 5 mm yang disebut Mikroplastik. Penelitian Teknik Lingkungan ITS, fakultas sains dan teknologi Unair dan Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah sepanjang 2019-2020 meneliti distribusi mikroplastik di Kali Surabaya dan hasilnya ketiga penelitian ini menyimpulkan Kali Surabaya telah terkontaminasi Mikroplastik. Kali Surabaya terbentang mulai dari Pintu air Mlirip Mojokerto hingga Jagir Surabaya dimana melewati 4 Kabupaten/Kota yakni Mojokerto, Gresik, Sidoarjo dan Surabaya. fungsi utamanya sebagai bahan baku air PDA
Pengamatan Mikroplastik Kali Surabaya oleh tim peneliti ecoton di Karang Pilang Kamis (2/7/2020)
Peneliti Mikroplastik Ecoton Kamis siang (2/7/2020) melakukan pengamatan mikroplastik Kali Surabaya di KarangPilang, selain menemukan jenis fiber, Andreas Agus KN juga menemukan mikroplastik jenis fragmen berwarna biru.

M di Kota Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.

Tabel 1 Persebaran Mikroplastik berdasarkan penelitian ITS, UNAIR dan ECOTON

Persebaran Mikroplastik di Kali Surabaya (Partikel/m3)

Stasiun

ITS

Unair

ECOTON

Mlirip

9.66

TDU

112

Wringinanom

1.47

294

146

Driyorejo

29.98

310

185

Bambe

18.067

217

TDU

Karangpilang

10.277

TDU

220

Gunungsari

5.6

TDU

TDU

Joyoboyo

43.11

TDU

251

Jagir

18.81

TDU

TDU

Total

136.974

821

914

TDU : Tidak Di Ukur




Pada Grafik disamping  menunjukkan jenis mikroplastik terbanyak adalah fiber yang berasal dari tekstil, laundry dan sampah popok sekali pakai. Sedangkan terbanyak yang kedua yakni dari bentuk fragmen yang berasal dari remahan sampah plastik yang terbuang ke sungai (kresek, sedotan dan botol plastik).

 


Dari Grafik disamping menunjukkan Driyorejo menjadi kawasan yang tinggi terkontaminasi mikroplastik karena ada pabrik tekstil dan manajemen pengelolaan sampah yang belum baik sehingga sampah masih dibuang ke sungai. Driyorejo termasuk wilayah gresik dimana pelayanan sampah hanya mencakup kurang dari 40% wilayahnya. Kemudian joyoboyo merupakan wilayah paling hilir kali surabaya yang menerima semua sampah yang masuk dari wilayah hulu kali surabaya.

Sumber Mikroplastik di Kali Surabaya berasal dari :

1.      Mikroplastik Primer

Plastik yang diciptakan oleh industri dalam bentuk mikro < 5mm, Seperti microbeads yang digunakan dalam kosmetik, odol, scrab, lulur wajah. Butiran mikroplastik/sintetik berukuran  lebih kecil 5 mm ini digunakan untuk mengangkat sel atau membersihkan lapisan minyak atau kotoran yang menempel di kulit. Setelah dibilas paska pemakaian maka microbeads akan mengalir ke perairan

2.      Mikroplastik Sekunder

Plastik yang berasal dari remah – remahan plastik ukuran besar (tas kresek, botol plastik, tekstil, bungkul makanan, bungkus peralatan rumah tangga, sedotan, styrofoan, dan bahan-bahan plastik yang menjadi sampah)  yang disebabkan pelapukan akibat paparan sinar matahari, proses degradasi atau gesekan (gesekan ban mobil, pakaian yang dicuci di mesin cuci) dan suhu tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer