Kali Surabaya
termasuk dalam 20 sungai pencemar lautan global. 80% sampah plastik yang ada
dilautan berasal dari daratan. Indonesia juga disebut sebagai kontributor
pencemaran plastik kelautan terbesar kedua setelah China. Salah satu penyebab
melubernya sampah plastik ke Sungai adalah pengelolaan sampah yang buruk di
Indonesia. Gresik salah satu kontributor pencemaran di Kali Surabaya, Sistem
pengangkutan sampah hanya mampu melayani 40% wilayah, maka beberapa wilayah
Gresik seperti Driyorejo banyak ditemukan pemanfaatan sungai sebagai tempat
sampah. Surabaya meskipun lebih tinggi tingkat layanan sampah namun dari temuan
ecoton masih banyak warga Surabaya yang membuang sampahnya ke kali Surabaya.
Sampah plastik yang dibuang ke sungai seperti tas kresek, sachet personal care
dan sachet makanan, botol plastik, Styrofoam dan bungkus plastik lainnya akan
terdegradasi menjadi remah-remah atau serpihan plastik kecil berukuran 0,1
hingga 5 mm yang disebut Mikroplastik. Penelitian Teknik Lingkungan ITS,
fakultas sains dan teknologi Unair dan Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi
Lahan Basah sepanjang 2019-2020 meneliti distribusi mikroplastik di Kali
Surabaya dan hasilnya ketiga penelitian ini menyimpulkan Kali Surabaya telah
terkontaminasi Mikroplastik. Kali Surabaya terbentang mulai dari Pintu air
Mlirip Mojokerto hingga Jagir Surabaya dimana melewati 4 Kabupaten/Kota yakni
Mojokerto, Gresik, Sidoarjo dan Surabaya. fungsi utamanya sebagai bahan baku
air PDA |
Peneliti
Mikroplastik Ecoton Kamis siang (2/7/2020) melakukan pengamatan
mikroplastik Kali Surabaya di KarangPilang, selain menemukan jenis
fiber, Andreas Agus KN juga menemukan mikroplastik jenis fragmen
berwarna biru.
|
M di Kota Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.
Tabel 1
Persebaran Mikroplastik berdasarkan penelitian ITS, UNAIR dan ECOTON
Persebaran Mikroplastik di Kali Surabaya (Partikel/m3)
|
Stasiun
|
ITS
|
Unair
|
ECOTON
|
Mlirip
|
9.66
|
TDU
|
112
|
Wringinanom
|
1.47
|
294
|
146
|
Driyorejo
|
29.98
|
310
|
185
|
Bambe
|
18.067
|
217
|
TDU
|
Karangpilang
|
10.277
|
TDU
|
220
|
Gunungsari
|
5.6
|
TDU
|
TDU
|
Joyoboyo
|
43.11
|
TDU
|
251
|
Jagir
|
18.81
|
TDU
|
TDU
|
Total
|
136.974
|
821
|
914
|
TDU : Tidak Di Ukur
|
Pada Grafik disamping menunjukkan jenis mikroplastik terbanyak adalah fiber
yang berasal dari tekstil, laundry dan sampah popok sekali pakai. Sedangkan
terbanyak yang kedua yakni dari bentuk fragmen yang berasal dari remahan sampah
plastik yang terbuang ke sungai (kresek, sedotan dan botol plastik).
Dari Grafik
disamping menunjukkan Driyorejo menjadi kawasan yang tinggi terkontaminasi
mikroplastik
karena ada pabrik tekstil dan manajemen pengelolaan sampah yang belum baik
sehingga sampah masih dibuang ke sungai. Driyorejo termasuk wilayah gresik
dimana pelayanan sampah hanya mencakup kurang dari 40% wilayahnya. Kemudian
joyoboyo merupakan wilayah paling hilir kali surabaya yang menerima semua
sampah yang masuk dari wilayah hulu kali surabaya.
Sumber Mikroplastik
di Kali Surabaya berasal dari :
1.
Mikroplastik
Primer
Plastik yang
diciptakan oleh industri dalam bentuk mikro < 5mm, Seperti microbeads yang
digunakan dalam kosmetik, odol, scrab, lulur wajah. Butiran
mikroplastik/sintetik berukuran lebih
kecil 5 mm ini digunakan untuk mengangkat sel atau membersihkan lapisan minyak
atau kotoran yang menempel di kulit. Setelah dibilas paska pemakaian maka
microbeads akan mengalir ke perairan
2.
Mikroplastik
Sekunder
Plastik yang
berasal dari remah – remahan plastik ukuran besar (tas kresek, botol plastik,
tekstil, bungkul makanan, bungkus peralatan rumah tangga, sedotan, styrofoan,
dan bahan-bahan plastik yang menjadi sampah) yang disebabkan pelapukan akibat paparan sinar
matahari, proses degradasi atau gesekan (gesekan ban mobil, pakaian yang dicuci
di mesin cuci) dan suhu tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar