Produsen yang menghasilkan sampah seperti WINGS, INDOFOOD, UNILEVER dan MAYORA dan AJINOMOTO wajib bertanggungjawab mengendalikan jumlah timbulan sampah plastik dari bungkus yang mereka hasilkan salah satunya dengan menyediakan tempat sampah khusus sampah sachet yang sulit didaur ulang. Selain mengelola sampah mereka juga harus meredesign ulang kemasan hingga tidak menghasilkan banyak sampah.
Kegiatan Brand Audit di Kali Surabaya dilakukan untuk mengetahui merk yang mendominasi sebagai contributor pencemaran mikroplastik di kali Surabaya. Sistem pengangkutan sampah di Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Surabaya yang tidak mencakup semua wilayah menyebabkan masih banyak ditemukan sampah dibuang di sungai dan di bantaran Kali Surabaya, “47% sampah yang kami temukan mengapung di kali surabaya adalah bungkus plastik sekali pakai,” Ungkap Tonis Afrianto coordinator Zerowaste Cities Ecoton, lebih lanjut alumni Jurusan Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengatakan bahwa jenis plastik yang paling mendominasi adalah plastik sashet, botol plastik minuman, bungkus makanan. Merk Wings Group, Indofood, dan Unilever menjadi Top 3 merek paling banyak ditemukan berserakan, teronggok ditepi sungai dan mengapung di sungai.“sampah plastik di sungai ini karena proses alam akibat paparan sinar matahari akar terdegradasi menjadi serpihan-serpihan atau remah plastik berukuran dibawah 5 mm atau disebut Mikroplastik,” Ungkap Tonis Afrianto. Lebih lanjut Tonis menyatakan bahwa produsen produk yang menghasilkan sachet harus ikut terlibat dalam upaya pengendalian dampak mikroplastik di Kali Surabaya, karena air Kali Surabaya dimanfaatkan untuk bahan baku air minum PDAM Surabaya, gresik dan Sidoarjo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar