Sabtu, 04 Juli 2020

KEMARAU TIBA WASPADAI PENCEMARAN KALI SURABAYA

Musim kemarau ditandai dengan menurunnya debit air dan tambahan beban pencemaran di Kali Surabaya. Kondisi ini dipastikan akan meningkatkan pencemaran air dan menurunkan kualitas air Kali Surabaya.
Untuk memastikan tingkat pencemaran Kali Surabaya Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (ecoton) bersama Kelompok Perempuan Paralegal Kali Surabaya melakukan kegiatan pemantauan kualitas air di wilayah Hilir Kali Surabaya.
"Kita harus mewaspadai peningkatan pencemaran Kali Surabaya saat musim kemarau datang," Ungkap Azis, Pendamping Kelompok Perempuan Paralegal Kali Surabaya, lebih lanjut Azis menyatakan bahwa pencemaran di Kali Surabaya sudah terjadi yang ditandai dengan terjadinya ikan mati massal di Kali Marmoyo anak sungai Kali Surabaya di Kabupaten Mojokerto. "Selasa 30 Juni 2020 Malam sekitar pukul 21.00 kami mendapatkan laporan dari relawan Kali Surabaya bahwa telah terjadi ikan mati massal dan masyarakat di kali Marmoyo beramai-ramai mencari ikan yang sedang sekarat," Ungkap Azis, lebih lanjut dari penyusuran kejadian ikan mati massal yang dilakukan Kelompok Perempuan Paralegal Kali Surabayapada Rabu 1 Juli 2020.
Fakta yang dihimpun dari penyusuran tersebut adalah :
  1. Ikan mati massal terjadi di Kali Marmoyo, terutama di Desa Jetis, Kecamatan Jetis Mojokerto berlangsung dari pukul 20.00 WIB (Selasa 30/Juni/2020) hingga 03.00 WIB (Rabu 1/Juli/2020).
  2. Jenis ikan yang ditangkap warga adalah jenis Kuthuk (ikan gabus), Rengkik, Jendil, udang air tawar, keting dan Bader. Ikan yang ditangkap cukup banyak beberapa orang mendapatkan beberapa karung sak ukuran 25 Kg, ikan yang tertangkap sebagian juga di jual dengan harga Rp 15.000/Kg
  3. Sepanjang Tahun 2020 peristiwa ikan mati yang terjadi pada 30 Juni 2020 adalah kejadian yang pertama kali
  4. Pabrik yang membuang limbahnya ke Kali maryomo adalah PG Gempol krep yang ada di Wilayah Kecamatan Gedeg Mojokerto
"kami juga sudah mengirimkan surat himbauan kepada Gubernur Jawa Timur untuk mewaspadai terjadinya ikan mati massal di Kali Surabaya pada musim kemarau 2020," Papr Azis.

Kali Surabaya tercemar Klorin
Team Ecoton menyusuri Kali Surabaya
"Uji rapid test kualitas air Kali Surabaya menunjukkan air Kali Surabaya tercemar klorin, kualitas kandungan oksigen rendah dan tingginya kadar ion-ion dalam air," Ujar Andreas Agus Kristanto, Peneliti senior Ecoton, lebih lanjut alumni pasca sarjana Biologi Universitas Airlangga ini menjelaskan bahwa hasil uji kualitas air yang dilakukan ecoton sabtu (4/7/2020) menunjukkan kadar oksigen atau DO/Dissolved Oxygen sebesar 1,58 mg/l sedangkan parameter air Kelas II DO air sungai tidak boleh kurang dari 3 mg/l artinya kualitas air Kali Surabaya miskin oksigen. "untuk pertumbuhan ikan yang optimum membutuhkan DO sebesar 2,6 mg/l, maka temuan hari ini yang menunjukkan DO di Kali Surabaya sebesar 1,58 mg/L menunjukkan air Kali Surabaya sudah tidak layak sebagai habitat ikan," Ungkap Andreas. Dalam penelitian kualitas air yang dilakukan ecoton juga mendapatkan fakta bahwa air Kali Surabaya telah tercemar klorin, klorin adalah bahan pemutih dan pembunuh kuman yang banyak ditemukan dalam pemutih pakaian, desinfektan/pembunuh kuman, pemutih dalam industri kertas, bahan pembesih lantai dan porselin. "kandungan Klorin di Kali Surabaya cukup tinggi yaitu sebesar 0,14 ppm padahal standarnya tid
Uji Kandungan Oksigen Dalam air. Eka Chlara Budiarti peneliti ecoton sedang mengukur kualitas air dengan menggunakan DO meter sabtu siang (4/7/2020) di Kali Surabaya yang melewati jembatan Karang Pilang depan Lotte Mart

ak boleh lebih dari 0m03 ppm, parameter lain yang diukur adalah TDS atau Total dissolved solid atau jumlah ion-ion terlarut dalam air, jika TDS diair diatas 500 ppm maka bisa dikatakan air mengandung kadar logam berat yang tinggi, temuan ecoton di Karang pilang menunjukkan TDS air Kali Surabaya pada sabtu 4 Juli 2020 sebesar 2100 ppm," Ungkap Andreas Agus Kristanto Nugroho disela-sela penelitian mikroplastik yang dilakukan dibawah Jembatan Karang Pilang depan Lottemart Karang Pilang.
"Harus ada upaya serius pemerintah mengendalikan sumber limbah cair yang berpotensi mencemari Kali Surabaya, Pemerintah harus tegas menegakkan hukum dan punya upaya serius untuk meningkatkan kualitas air Kali Surabaya karena selain untuk bahan baku air minum air kali surabaya juga menjadi rumah bagi 30 spesies ikan lokal Jatim," papar Andreas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer