Kamis, 16 Juli 2020

ECOTON SERUKAN "BEBASKAN SUNGAI BRANTAS DARI MIKROPLASTIK"

"Di air sungai sepanjang 370 KM itu terkandung Mikroplastik, Padahal air sungai Brantas itu digunakan untuk air minum dan irigasi tanaman yang merupakan 20%  stok pangan nasional," Ungkap Tonis Afrianto, Lebih lanjut Manajer kampanye ecoton mengajak masyarakat Global khususnya arek-arek Jawa Timur untuk menandatangani petisi yang menuntut perhatian Presiden Indonesia untuk memerangi kontaminasi mikroplastik di Kali Brantas."Ecoton berkolaborasi dengan change.org untuk menghimpun dukungan warga dunia menyelamatkan Kali Brantas," Lanjut Tonis. berikut adalah link petisi dukungan untuk gerakan Brantas Bebas Mikroplastik https://www.change.org/p/kementerianlhk-kemenpu-jokowi-bebaskan-sungai-brantas-dari-miikroplastik-sebelum-terlambat-brantasbebasmikroplastik
Aksi Ecoton - Pembebasan Kali Brantas dari serangan Mikroplastik

Mikroplastik adalah plastik berukuran < 5 mm. Ada dua proses terbentuknya Mikroplastik, pertama memang sengaja diproduksi dengan ukuran kecil oleh industri dan kedua berasal dari remahan plastik berukuran besar. " Kami juga menemukan fakta bahwa 72% ikan di sungai Brantas juga mengandung Mikroplastik dan hal ini Bahaya banget kalau kita konsumsi ikan yang ada Mikroplastiknya. Apalagi kalau sampai dimakan anak-anak," Ungkap Andreas Agus Kristanto Nugroho peneliti ecoton.

"Pas kami lakukan uji lab kepada 51 orang yang tinggal di Brantas, fesesnya POSITIF terkandung 5,38 partikel Mikroplastik/10 gram feses. Begitu pula di dalam air sungai, kandungan mikroplastiknya sebanyak 1,47-41.32 partikel/liter" Lanjut Andreas alumni Biologi Universitas Airlangga.

Mikroplastik ini asalnya dari sampah plastik, tas kresek, styrofoam, dan popok sekali pakai yang banyak dibuang ke sungai. Paling banyak sih dari limbah 12 pabrik kertas yang ada di sepanjang sungai Brantas. Ada juga didalam produk perawatan tubuh yang biasa dikenal sebagai microbeads atau scrub plastik, seperti odol, lulur kecantikan, dan facial wash/pembersih muka yang banyak dibuang ke sungai.

Mikroplastik yang lama-lama tertimbun di tubuh itu berefek nggak bagus. Bisa mengganggu metabolisme dan hormon karena ada senyawa Senyawa Pengganggu Hormon (SPH). Efek paling ringannya diare, dan yang paling parah bisa memicu kanker serviks, payudara, kelenjar getah bening, kulit dan nasofaring.

Mengingat bahayanya Mikroplastik yang sudah mencemari air dan bahan pangan. Maka Ecoton mendorong sebuah gerakan penyelamatan Kali Brantas ." melalui Petisi ini kita minta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera menangani mikroplastik ini dengan cara menetapkan Baku Mutu Kandungan Mikroplastik dalam limbah cair pada industri, khususnya industri kertas di Indonesia" Ujar Tonis Afrianto Petisi ini juga mendorong KLHK untuk mengharuskan setiap produsen yang menghasilkan sampah sachet, packaging sekali pakai, botol air minum dalam kemasan, popok sekali untuk menyediakan tempat sampah khusus lewat kebijakan Extended Produsen Responsibility (EPR). Juga untuk segera menghentikan produksi personal care/perawatan tubuh/kosmetik yang mengandung microbeads. Tuntutan di atas bukan tanpa dasar hukum, karena itu adalah bagian dari langkah konkrit dari program JAKTRANAS yang mengacu Perpres No 97/2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga dan Peraturan Pemerintah No 82/2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air dan Pengelolaan Kualitas Air.

"Kami butuh dukunganmu untuk menandatangani dan menyebarkan petisi ini. Karena dengan semakin banyak dukungan, makin besar peluang membebaskan Sungai Brantas dari Ancaman Mikroplastik, sebelum terlambat," himbau Tonis Afrianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer