Kamis, 06 April 2023

SEDIMEN KALI PELAYARAN BERTABUR MIKROPLASTIK, ANCAM KUALITAS BAHAN BAKU AIR MINUM WARGA SIDOARJO

SIDOARJO
Jamrud Mengamati Mikroplastik
- Sepanjang Maret 2023, Jamrud Irfan Maulana, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang yang tergabung dalam komunitas CAPYBRANTAS (Komunitas Peduli Brantas) melakukan penelitian di Kali Pelayaran, sungai yang menjadi bahan baku  PT. Taman Tirta di Tawangsari. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel sedimen dasar sungai Pelayaran di tiga Lokasi rata-rata 6682 partikel/Kg, Kandungan Tertinggi 7.960 partikel mikroplastik/kg di sedimen ditemukan dekat saluran pengambilan bahan baku  PT. Taman Tirta. Mikroplastik di sungai akan memasuki rantai makanan melalui cacing, ikan dan tubuh manusia padahal mikroplastik merupakan senyawa pengganggu hormon yang bisa memicu terjadinya kelainan genetik, gangguan reproduksi dan kanker.

 

"Keberadaan Mikroplastik sedimen Kali Pelayaran akan mengganggu kesehatan manusia karena Kali Pelayaran dimanfaatkan untuk bahan baku air olahan PT. Taman Tirta bekerjasama dengan PDAM Delta Tirta Sidoarjo untuk memasok kebutuhan air minum dan industri bagi 2,3 juta penduduk sidoarjo. Pemanfaatan lain, banyak pencari cacing untuk pakan ikan dan juga budidaya ikan nila. Hal ini dapat mempengaruhi rantai makanan karena mikroplastik dapat termakan cacing, ikan hingga meracuni manusia. Perlu dilakukan pengendalian sumber mikroplastik agar jumlah mikroplastik di sungai berkurang" ujar Jamrud Irfan Maulana

 Kali Pelayaran menjadi Tempat Sampah

Jamrud Mengambil Sedimen Kali Pelayaran

masih banyak dijumpai timbulan-timbulan sampah plastik di Kali Pelayaran, sampah plastik ini menjadi salah satu sumber mikroplastik di perairan” ungkap Jamrud Irfan Maulana, lebih lanjut Mahasiswa Semester 6 menyebutkan ada 4 sumber pencemaran di Kali Pelayaran, yaitu :

1.      Sampah Pemukimann Penduduk. Tidak tersedianya tempat sampah menyebabkan warga membuang sampahnya ke Kali Pelayaran, Ditemukan Puluhan timbulan sampah liar di tepi Kali Pelayaran, diatas sungaipun banyak dijumpai sampah plastik terutama Popok, tas kresek dan Botol plastik.

2.      Limbah cair Domestik,  kegiatan masyarakat yang buang air besar, mandi, mencuci pakaian di sungai dan saluran air dari pemukiman yang langsung menuju Kali Pelayaran. Proses mencuci pakaian menjadi salah satu sumber mikroplastik jenis fiber karena pakaian yang digunakan umumnya berbahan polyester sehingga dalam proses mencuci serpihan baju terikut bilasan air menuju ke sungai.

3.      limbah industri, di Kali Pelayaran terdapat beberapa industri kecil daur ulang plastik, pabrik Tahu dan Pabrik Kertas Tjiwi Kimia yang membuang air limbah ke Saluran Mangetan yang menjadi Sumber Kali Pelayaran. Salah satu bahan baku kertas ada sampah kertas yang bercampur plastik sehingga limbah cair yang dibuang mengandung mikroplastik

4.      limbah pertanian dan aliran dari anak sungai Brantas.

Sampah plastik tidak dapat terurai, namun akan memecah, remuk menjadi serpihan-serpihan kecil yang ukurannya <5 mm (kurang dari 5 milimeter) Yang disebut mikroplastik. Proses pecahnya sampah plastic menjadi serpihan kecil karena terpapar panas matahari, terbawa angin, terkena gesekan, dan benturan selama hanyut di air.

Temuan Mikroplastik


Sedimen yang diidentifikasi kandungan Mikroplastiknya diambil dari 3 lokasi Kali Pelayaran yaitu Desa Penambangan (Hulu), Desa Tempel (Tengah)  dan Desa Tawangsari (Hilir).Ditemukan 4 jenis mikroplastik di air Kali Pelayaran,

1.      fiber, berbentuk seperti benang dengan lebar ujung ke ujung terlihat sama biasanya berasal dari baju, popok, jaring dan alat pancing.

2.      fragmen, kaku, keras, terdiri dari banyak warna, dan massa jenis partikelnya cenderung lebih berat sehingga mudah mengendap. Berasal dari pecahan sampah plastik keras seperti botol, ember, dan alat memasak.

3.      filamen berupa lembaran halus dan mudah berpindah saat pengamatan. Banyak berasal dari pecahan kantong plastik dan bungkus makanan.

4.      microbeads. dibuat di pabrik untuk kebutuhan industri seperti  scrub, deterjen dan pasta gigi ditemui dengan bentuk bulat dan cenderung rata pada sisi yang lain.

 Mikroplastik yang ditemukan pada sampel dihitung kelimpahanya dan ditemukan rata-rata 6.682 partikel/kg sedimen. Bagian hulu berlokasi di Desa Penambangan sebanyak 5.740 partikel/kg. Bagian Tengah di Desa Tempel ditemukan sebanyak 7.800 partikel/kg. Tertinggi pada bagian hilir di Desa Tawangsari dekat PDAM ditemukan 7.960 partikel/kg. Mikroplastik jenis fiber banyak ditemukan dengan bentuk seperti benang kaku banyak berasar dari kain sisntesis dan sampah jaring, atau pancing” Ungkap Jamrud Peneliti Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer