Senin, 17 April 2023

ECOTON : BUMI JATIM BUKAN TOILET

Nisrina, Mahasiswi UTM berorasi didepan Grahadi (17/4/2023)

Senin Siang (17/4/2023) Sekitar 40 Orang Aktivis Lingkungan dari berbagai komunitas lingkungan di Jawa Timur mendatangi Gedung Negara Grahadi, Jl Gubernur Suryo Surabaya. Mereka menuntut Khofifah Indarparawansa, Gubernur Jawa Timur untuk lebih memprioritaskan Problem pencemaran dan kerusakan lingkungan di Jawa Timur dan tidak membiarkan Bumi Jawa Timur diperlakukan seperti tempat pembuangan tinja atau toilet. "Pemerentah Kareppah Dhibi' Man Menyaman, Rakyate Ancor Pessenah Tellor" Ungkap Nisirna lebih lanjut Mahasiswi Universitas Trunojoyo Madura ini menjelaskan bahwa Pemerintah saat ini seenaknya sendiri dalam membuat regulasi yang berakibat pada penderitaan rakyat.


"Kasus suap, pemberian hadiah atau janji, dan gratifikasi menjadi jenis korupsi yang paling banyak menjerat ASN ddi Jawa Timur, Secara nasional, kasus korupsi karena penyuapan juga menjadi paling tinggi dengan catatan 867 kasus. Sementara itu, di Provinsi Jawa Timur catatan korupsi, suap dan gratifikasi mencapai 114 kasus. Menjadikan salah satu yang terbanyak diantara daerah lain di Indonesia" Ungkap Kholid Basyaiban, Lebih lanjut Koordinator Aksi Menjelaskan bahwa Bumi di Jawa Timur di perlakukan seperti Toilet, berdasarkan fakta dan temuan 70 % air minum masyarakat jawa timur tercemar bakteri E.coli, kontaminasi mikroplastik di sungai - sungai jawa timur paling tinggi se – Indonesia, Sampah impor : dioksin dan mikroplastik udara ancam nyawa masyarakat Jawa Timur, limbah B3 : Jawa Timur lumbung limbah B3 beracun, logam berat : masyarakat Jawa Timur terancam penyakit kronis, peristiwa ikan mati massal Sungai Brantas, sampah plastik, ancaman kerusakan dan bencana terjadi di DAS Brantas.

Aksi Membersihkan Toilet


Dalam aksinya Aktivis lingkungan dari Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton), Komunitas Capy Brantas dari Universitas Brawijaya, Komunitas Coensis dari Universitas Trunojoyo Madura, UNTAG Surabaya dan gabungan mahasiswa dari Universitas Airlangga melakukan aksi teatrikal. "kami membawa tiga toilet duduk yang bertuliskan Markas militer, Kali brantas dan Lakardowo Sumobito dengan masing-masing toilet belepotan cairan kental berwarna kuning seperti tinja" Ungkap Alaika Rahmatullah, lebih lanjut Alumnus Universitas Islam Negeri Malang ini menjelaskan bahwa para aktivis mengibaratkan bumi jawa timur seperti toilet yang belepotan tinja akibat perilaku manusia di Jawa Timur yang mencemari lingkungan, polusi industri, sampah plastik dan beragam sampah impor dari Eropa, Amerika dan Kanada yang mengotori daerah Mojokerto, Sidoarjo dan Gresik. 


Selain melakukan aksi teatrikan para demonstran juga membentangkan poster yang bertuliskan protes dan harapan seperti :  Bumi ini cukup untuk 7 Milyar Orang tapi tak Cukup untuk 1 orang yang Serakah, Janganlah kami berbuat kerusakan di muka Bumi, Sumobito Markas TNI, Lakardowo Tropodo Kali Brantas Bengawan Solo Tercemar Limbah B3.

Aksi yang rencananya menyampaikan rekomendasi kepada Gubernur Jawa Timur tidak berjalan Lancar karena dilarang oleh Polisi memasuki Grahadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer