"Ketidakpedulian dan pembiaran pembakaran sampah plastik di Indonesia jadi budaya bangsa dan berdampak pada kerugian berkelanjutan berupa hujan Mikroplastik"
,Temuan air Hujan Tercemar Mikroplastik dan kontaminasi mikroplastik udara 18 Kota di Indonesia semakin membuka mata bahaya aktifitas membakar sampah plastik, Menurut Peneliti mikroplastik Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) dan Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia (SIEJ) Mei-Juli 2025 menunjukkan bahwa kontribusi kontaminasi mikroplastik di udara penyumbang terbesarnya berasal dari aktivitas pembakaran sampah.
|
Kategori Sumber Aktivitas |
Presentase |
|
Pembakaran sampah
plastik |
55.0% |
|
Rumah tangga &
kemasan plastik |
22.0% |
|
Laundry & tekstil
domestik |
27.7% |
|
Industri &
konstruksi |
16.6% |
|
Transportasi (ban,
aspal, rel) |
33.3% |
|
Aktivitas pariwisata |
11.1% |
|
Perikanan &
pesisir |
5.6% |
|
Pertanian |
5.6% |
Tabel diatas menunjukkan bahwa sector pembakaran sampah menjadi penyumbang terbesar keberadaan mikroplastik diudara. “55% sumber mikroplastik di Udara berasal dari kegiatan Pembakaran sampah plastik, sedangkan sector transportas menyumbang 33% disusul kegiatan laundry dan tumpukan sampah kemasan yang tak terkelola” ungkap Rafika Aprilianti, lebih lanjut Kepala Laboratorium Mikroplastik Ecoton ini menjelaskan bahwa sumber aktifitas manusia menghasilkan jenis polimer plastik yang berbeda-beda.
Identifikasi Polimer indikator Sumber Mikroplastik
Penelitian
Mikroplastik di 18 Kota yang dilakukan oleh Ecotn dan SIEJ melalui 3 tahapan,
yaitu pertama melakukan pengambilan
sample dengan menggunakan cawan petri di tiga lokasi berbeda ditiap kota, kedua melakukan inventarisasi fisik
mikroplastik dengan menggunakan mikroskop Olympus CX dengan pembesaran 400x dan
ketiga, identifikasi jenis Polimer
dengan FTIR. Identifikasi polimer merupakan tahap penting karena dengan
mengetahui jenis polimer mikroplastik maka akan bisa diketahui sumber atau asal
mikroplastik. Produk Plastik yang dipakai sehari-hari seperti tas kresek, gelas
plastik, Styrofoam, dan peralatan plastik lainnya tersusun polimer sintetis (bahan kimia berbasis petroleum atau minyak
bumi) yang dibentuk melalui proses polimerisasi dan bahan tambahan.
Tabel Jenis
Polimer dan Bahan Tambahan Penyusun Produk Plastik
|
No |
Jenis
Produk Plastik |
Polimer
Sintetis |
Bahan
Tambahan |
|
1. |
Tas
Kresek |
Polietilena
(PE) |
Plasticizer
(pelunak), Colorant (pewarna), Stabilizer
(penjaga daya tahan panas dan sinar UV) |
|
2. |
Botol
Air Minum Kemasan |
Polietilen tereftalat (PET) |
Antioxidant, plasticizer,
colorant, dan UV stabilizer |
|
3. |
Gelas
Plastik tahan Panas |
Polipropilena (PP) |
|
|
4. |
Sedotan
|
Polipropilena (PP) |
Colorant
(memberi warna cerah) Antistatic agent dan stabilizer |
Tabel
Identifikasi Jenis Polimer di udara 18 Kota
|
No |
Kota |
Jumlah
Mikroplastik (partikel) |
Jenis
Polimer (FTIR) |
Sumber
Aktivitas Spesifik |
|
1 |
Jakarta
Pusat |
37
(17 fiber, 20 fragmen) |
PTFE,
Polyester, Polyolefin |
Aktivitas
jual-beli tekstil di Pasar Tanah Abang, laundry rumah tangga, emisi kendaraan
padat, dan pembakaran sampah plastik di area permukiman. |
|
2 |
Jakarta
Selatan |
30
(15 fiber, 15 fragmen) |
Polyisobutylene,
Silika |
Gesekan
ban dan rel KRL, proyek konstruksi, serta pembakaran limbah rumah tangga di
daerah Manggarai–Kebayoran Lama. |
|
3 |
Bandung |
16
(6 fiber, 10 fragmen) |
Poly(butylene
terephthalate) – PBT |
Balai
Besar Pulp & Kertas Bandung – kemungkinan berasal dari emisi industri
pulp dan kertas, penggunaan resin termoplastik PBT pada komponen peralatan
laboratorium, serta aktivitas transportasi dan pembakaran sampah plastik di
sekitar area industri. |
|
4 |
Semarang |
13
(8 fiber, 5 fragmen) |
Polyolefin
(PE, PP) |
Aktivitas pasar tradisional, pemukiman padat, dan area
kampus. Sumber utama dari kemasan plastik sekali pakai, tali rafia, dan
pembakaran sampah terbuka. |
|
5 |
Kupang |
13
(5 fiber, 8 fragmen) |
PTFE |
Industri
listrik dan permesinan, pelepasan dari kabel listrik dan pelapis anti
lengket, serta pembakaran plastik di area terbuka. |
|
6 |
Denpasar
|
12
(5 fiber, 7 fragmen) |
Polyester,
Polyolefin |
Laundry hotel dan homestay wisata, kemasan makanan dan
minuman wisatawan, serta pembakaran sampah domestik di pemukiman sekitar. |
|
7 |
Jambi |
12
(12 fiber, 0 fragmen) |
Polyamide
(Nylon) |
Pencucian pakaian sintetis di rumah tangga, jaring ikan
nylon dari aktivitas perikanan darat, serta penjemuran pakaian di udara
terbuka. |
|
8 |
Surabaya |
12
(5 fiber, 7 fragmen) |
PTFE,
Polyester, Polyamide |
Industri otomotif dan elektronik, gesekan ban
kendaraan, serta pelepasan serat tekstil dari aktivitas rumah tangga. |
|
9 |
Palembang |
10
(2 fiber, 8 fragmen) |
Epoxy
Resin (BPA-based) |
Aktivitas pelabuhan dan konstruksi bangunan, penggunaan
cat/pelapis epoxy, serta pembakaran material konstruksi. |
|
10 |
Pontianak |
10
(2 fiber, 8 fragmen) |
Silika
(dominan), Polyolefin |
Proyek
pembangunan di sekitar Tugu Khatulistiwa, debu jalan dan material bangunan,
serta pembakaran plastik terbuka. |
|
11 |
Aceh
Utara |
9
(5 fiber, 4 fragmen) |
Polyisobutylene |
Gesekan
ban kendaraan di jalan lintas provinsi, degradasi aspal sintetis, dan
pembakaran sampah di area industri ringan. |
|
12 |
Sumbawa |
10
(7 fiber, 3 fragmen) |
Polyolefin |
Pembakaran sampah rumah tangga, aktivitas pertanian,
dan debu jalan raya. |
|
13 |
Palu
|
9
(2 fiber, 7 fragmen) |
PTFE |
Emisi kabel listrik dan mesin industri kampus, serta
pembakaran plastik di sekitar area permukiman. |
|
14 |
Sidoarjo |
9
(4 fiber, 5 fragmen) |
Polyethylene
(PE), Polypropylene (PP) |
Aktivitas pabrik plastik dan pengemasan, pembakaran
limbah pabrik, serta penggunaan plastik sekali pakai di rumah tangga. |
|
15 |
Gianyar |
6
(2 fiber, 4 fragmen) |
Polyester,
Polyolefin |
Laundry hotel dan villa pariwisata, serat pakaian
wisatawan, serta pembakaran sampah domestik di area wisata. |
|
16 |
Solo |
6
(2 fiber, 4 fragmen) |
Polyester
(PET) |
Industri konveksi dan tekstil rumahan, pencucian dan
pengeringan pakaian sintetis, serta limbah plastik domestik. |
|
17 |
Bulukumba |
4
(4 fiber, 0 fragmen) |
Polyamide
(Nylon), Polyester |
Aktivitas nelayan di pelabuhan, pelepasan dari jaring
ikan dan tali kapal, serta pembakaran sampah pesisir. |
|
18 |
Malang |
2
(2 fiber, 0 fragmen) |
Polyamide
(Nylon) |
Serat
pakaian rumah tangga di lingkungan bervegetasi padat, dengan aktivitas
kendaraan dan industri rendah. |
Tabel
Jenis Aktivitas Manusia sumber mikroplastik di 18 Kota
|
Kategori
Sumber Aktivitas Spesifik |
Jumlah
Kota |
Persentase
(%) |
Daftar
Kota yang Termasuk |
Keterangan
Singkat |
|
Pembakaran
sampah plastik |
10 |
38.5 |
Jakarta Pusat, Jakarta Selatan,
Bandung, Semarang, Kupang, Denpasar, Surabaya, Pontianak, Sidoarjo, Gianyar |
Pembakaran sampah terbuka di
permukiman, lahan kosong, area industri, serta sekitar hotel/villa di kawasan
wisata menghasilkan partikel PTFE, polyolefin, dan polyester di udara. |
|
Laundry
dan tekstil domestik |
4 |
15.4 |
Jakarta Pusat, Bandung, Jambi,
Solo |
Pelepasan serat mikro dari
pencucian dan pengeringan pakaian sintetis (polyester, nylon, PBT) di
lingkungan rumah tangga dan industri konveksi. |
|
Industri
dan konstruksi |
5 |
19.2 |
Bandung,
Surabaya, Palembang, Pontianak, Kupang |
Emisi
partikel mikroplastik dari industri pulp dan kertas, otomotif, elektronik,
serta konstruksi bangunan (resin, PTFE, epoxy). |
|
Transportasi
(ban, aspal, rel) |
3 |
11.5 |
Jakarta Selatan, Aceh Utara,
Surabaya |
Gesekan ban dan rel KRL
menghasilkan polimer karet sintetis (polyisobutylene), serta pelepasan
partikel dari aspal. |
|
Rumah tangga dan kemasan plastik |
6 |
23.1 |
Jakarta Pusat, Semarang, Sidoarjo,
Sumbawa, Denpasar, Gianyar |
Penggunaan dan pembuangan plastik
sekali pakai (kantong, botol, wadah) serta aktivitas domestik di rumah tangga
padat penduduk. |
|
Aktivitas
pariwisata |
2 |
7.7 |
Denpasar,
Gianyar |
Serat polyester dan polyolefin
dari laundry hotel atau villa, pakaian wisatawan, serta kemasan makanan dan
minuman di kawasan wisata. |
|
Perikanan
dan pesisir |
1 |
3.8 |
Bulukumba |
Pelepasan serat nylon dan
polyester dari jaring ikan, tali kapal, serta pembakaran limbah pesisir. |
|
Pertanian |
1 |
3.8 |
Sumbawa |
Mikroplastik polyolefin dari mulsa
pertanian, debu jalan, serta pembakaran limbah rumah tangga di area pedesaan. |
Berdasarkan hasil identifikasi
polimer mikroplastik di udara dari 18 kota pengamatan, diketahui bahwa pembakaran
sampah plastik menjadi sumber aktivitas paling dominan, terdeteksi di 55,6% kota
yang diteliti. Temuan ini mengindikasikan bahwa praktik pembakaran sampah
terbuka masih menjadi permasalahan serius di kawasan perkotaan Indonesia,
terutama di daerah padat penduduk, kawasan industri, dan lingkungan perumahan
yang tidak memiliki sistem pengelolaan sampah yang memadai. Proses
pembakaran menghasilkan partikel mikroplastik jenis polyolefin termasuk PE
(Polyethylene), PP (Polypropylene) dan PB (polybutene), PTFE, dan polyester
yang terdispersi di udara melalui jelaga dan abu ringan.
Aktivitas
rumah tangga dan penggunaan kemasan plastik sekali pakai juga
memberikan kontribusi besar (33,3%), terutama di kota-kota dengan
konsumsi tinggi produk plastik seperti Jakarta, Denpasar, dan Sidoarjo. Hal ini
memperlihatkan keterkaitan langsung antara perilaku konsumsi masyarakat dan
peningkatan beban mikroplastik di atmosfer.
Selanjutnya, aktivitas
industri dan konstruksi berkontribusi sebesar 27,8%, terutama di kota
dengan kawasan industri besar seperti Bandung, Surabaya, Palembang, dan
Pontianak. Emisi mikroplastik dari sektor ini berasal dari penggunaan resin
sintetis, cat berbasis polimer, serta bahan bangunan yang mengandung plastik.
Sumber dari
laundry dan tekstil domestik (22,2%) menunjukkan bahwa pelepasan
serat sintetis dari pakaian selama proses pencucian, pengeringan, dan
penjemuran berperan signifikan dalam pencemaran udara mikroplastik di
lingkungan domestik. Sementara itu, aktivitas transportasi seperti gesekan
ban, aspal, dan rel KRL menyumbang sekitar 16,7%, mencerminkan hubungan
antara kepadatan lalu lintas dengan peningkatan emisi mikroplastik ke atmosfer.
Aktivitas
pariwisata (11,1%), perikanan dan pesisir (5,6%), serta pertanian (5,6%)
turut menjadi sumber spesifik di wilayah tertentu. Di daerah wisata seperti
Denpasar dan Gianyar, penggunaan kemasan sekali pakai dan laundry hotel
meningkatkan emisi mikroplastik. Di wilayah pesisir seperti Bulukumba dan
Sumbawa, aktivitas perikanan dan penggunaan plastik pertanian (mulsa)
berkontribusi terhadap pelepasan partikel mikroplastik ke udara melalui
pembakaran terbuka dan angin permukaan.
Stop Bakar Sampah Plastik
Mikroplastik di udara akan
menimbulkan gangguan kesehatan yang serius pada kesehatan manusia dan kerusakan
lingkungan hidup, maka diperlukan upaya preventif untuk mengurangi pencemaran
mikroplastik, berupa Menghentikan kegiatan pembakaran sampah secara terbuka.
”Saat ini banyak ditemukan kegiatan pembakaran sampah dengan menggunakan tungku
bakar alias pembakaran sampah secara terbuka, kegiatan ini menjadi sumber utama
dari pencemaran mikroplastik di Udara, UU 18 2008 tentang pengelolaan sampah
telah melarang kegiatan membakar sampah namun dengan membludaknya timbunan
sampah membuat orang menggunakan cara instan berupa membakar sampah, aktivitas
ini harus dihentikan jika ingin mengurangi pencemaran mikroplastik”ungkap Daru
Setyorini, lebih lanjut direktur ecoton ini menyarankan agar pemerintah
menegakkan hukum dan bisa mengurangi sampah dari sumbernya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar