![]() |
Joki Kuda menuntun Kuda disamping tumpukan sampah plastik di Pantai Bima Rabu (28/12/2022). Angin barat membawa sampah plastik ke tepi pantai |
"Mikroplastik ditemukan dihampir semua Sungai Indonesia, Hanya di Sumber Air Way Sekampung dan Hulu Air Bengkulu di Desa Rindu Hati kami tidak menemukan mikroplastik" ungkap Rafika Aprilianti, lebih lanjut Peneliti Ecoton ini menjelaskan bahwa mikroplastik dalam air sungai akan mengancam kesehatan manusia karena 84% bahan baku air minum penduduk Indonesia berasal dari air permiukaan, dibutuhkan upaya pengendalian sumber mikroplastik yang dibuang ke sungai berasal dari sampah plastik dan limbah Industri terutama Pabrik kertas dan tekstil.
Sampah Plastik menjadi Topik perbincangan sepanjang Tahun 2022. Mikroplastik bagian dari efek sampah plastik kini ditemukan di semua komponen kehidupan mulai dari air, udara, ikan bahkan mikroplastik telah teridentifikasi dalam darah, Air Susu ibu dan paru-paru manusia. Namun permasalahan tersebut belum menghentikan kegiatan produksi plastik yang sampai saat ini masih tetap berjalan bahkan muncul masalah lain WTE (Waste to Energy) yaitu mengubah sampah plastik jadi energi tetapi hal tersebut dapat melepaskan mikroplastik beserta bahan racun plastik ke lingkungan.
Data Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) 2022 yang menguji kandungan mikroplastik di 68 sungai strategis nasional, menunjukkan 5 Provinsi yang paling tinggi terhadap kontaminasi partikel mikroplastik yaitu Provinsi Jawa Timur ditemukan 636 partikel/100 liter, Provinsi Sumatera Utara ditemukan 520 partikel/100 liter, Provinsi Sumatera Barat ditemukan 508 partikel/liter, Provinsi Bangka Belitung 497 partikel/100 liter, Provinsi Sulawesi Tengah 417 partikel/100 liter. Berikut akumulasi data uji mikroplastik di sungai – sungai indonesia yang tersebar di 24 provinsi di Indonesia.
Air sungai memiliki peranan vital
dalam kehidupan makhluk hidup sehari-hari sebagai habitat berbagai macam
organisme. Keadaan sungai di Indonesia sampai ini dinilai masih buruk karena
banyak ditemukan sampah plastik di bantaran dan badan air. Hal ini yang menjadi
sumber dari adanya kontaminasi mikroplastik, yaitu partikel plastik yang
berukuran kurang dari 5 mm.
grafik 2 menjelaskan bahwa kontaminasi mikroplastik di sungai indonesia tahun
2022 didominasi oleh :
1. Fiber 49.20 %, sumbernya dari degradasi kain sintetik akibat kegiatan rumah tangga pencucian kain, laundry dan juga limbah industri tekstil. Fiber juga disebabkan oleh sampah kain yang tercecer di lingkungan yang terdegradasi karena proses alam;
2.
Filamen 25.60 %, berasal dari degradasi sampah plastik sekali pakai (kresek, botol plastik, kemasan plastik
Single layer SL dan jaring nelayan);
3.
Fragmen 18.60 %, berasal dari deradasi sampah plastik sekali pakai dari
jenis (kemasan sachet multilayer ML,
tutup botol, botol shampo dan sabun );
Berdasarkan
data Kemetrian PUPR 2020 yang dikelola oleh FITRA (Forum Indonesia untuk
Transparansi Anggaran), menyebutkan bahwa tata kelola sampah di
Indonesia belum merata, regulasi terkait tata kelola sampah di level daerah
masih minim. Dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia hanya 45% yang sudah
memiliki Perda Persampahan dan Perda Retribusi Persampahan. Sementara itu,
Presiden Jokowi meminta pengelolaan sampah harus menjadi program penting dibuat
terpadu dan sistemik. Harus ada keterlibatan masyarakat dan swasta serta
sinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Pengelolaan sampah masih dilakukan dengan tradisional memakai pola land field. Presiden Jokowi mengatakan bahwa pola ini sangat berbahaya karena hanya buang, angkut dan timbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selain itu, pemanfaatan sampah saat ini masih sangat kecil, hanya sekitar 7,5% dari total sampah yang menumpuk setiap hari.
Masalah yang disebabkan oleh
mikroplastik lebih besar dari yang biasanya diperkirakan sehingga dinilai berbahaya
dan mengancam keberlangsungan makhluk hidup. Berdasarkan komponennya plastik
tersusun oleh senyawa utama meliputi styrene, vinil klorida dan bisphenol A.
Apabia tubuh terpapar oleh senyawa tersebut maka akan menyebabkan iritasi atau
gannguan pernafasan, mengganggu hormone endokrin sampai berpotensi menyebabkan
kanker. Senyawa tambahan yang dicampurkan ke dalam plastik meliputi phthalate,
penghalang api, dan alkalyphenol juga dapat menyebabkan gangguan aktivitas
endokrin hingga berdampak pada kesuburan. Senyawa dari plastik memiliki
aktifitas mengganggu hormone estrogen sehingga jika masuk kedalam tubuh dapat
meniru hormon estrogen. Senyawa tersebut
dapat menurunkan kadar hormon testosteron plasma dan testis, LH plasma, dan
juga menyebabkan morfologi abnomal seperti penurunan jumlah sel Leydig pada
biota jantan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar