“International Children’s Peace Prize merupakan bukti atas keberanian, tekad, dan visi para penggerak muda yang membentuk dunia yang lebih adil dan setara. Tahun ini, para finalis — Nina, Bana, dan Divyansh — telah menghadapi tantangan luar biasa, memperjuangkan keadilan lingkungan, anak-anak terdampak perang, dan aksi iklim. Karya mereka mencerminkan semangat sejati dari International Children’s Peace Prize dan menginspirasi kita semua untuk bergabung dalam perjuangan menegakkan hak-hak anak.” Ujar Marc Dullaert, Pendiri dan Ketua KidsRights
Tiga anak muda luar biasa bersaing untuk meraih International Children’s Peace Prize 2025, penghargaan anak muda paling bergengsi di dunia: Bana Alabed (15 tahun, Suriah/Turki), Aeshnina (Nina) Azzahra Aqilani (17 tahun, Indonesia) dan Divyansh Agrawal (16 tahun, Amerika Serikat).
• Pada tahun ke-21 penghargaan ini, para kandidat muda tersebut diakui
atas komitmen luar biasa mereka dalam memperjuangkan hak-hak anak, termasuk
advokasi bagi anak-anak terdampak perang, melawan kolonialisme plastik, dan mendorong
aksi iklim.
• Upacara penghargaan tahun ini akan diselenggarakan di Stockholm.
Pemenangnya akan diumumkan di Balai Kota Stockholm yang ikonik—kota kelahiran
Hadiah Nobel—pada Rabu, 19 November 2025. Mitra penyelenggara tahun ini adalah
Global Child Forum, organisasi yang didirikan oleh Keluarga Kerajaan Swedia.
Organisasi internasional untuk hak-hak anak, KidsRights, telah
mengumumkan para finalis untuk International Children’s Peace Prize (ICPP)
tahunannya. Di tahun ke-21 ini, penghargaan tersebut menyoroti prestasi luar
biasa para penggerak muda yang dengan berani memperjuangkan hak-hak anak di
seluruh dunia.
Dengan menerima lebih dari 200 nominasi dari 47 negara, hal ini menunjukkan prestise tinggi dari International Children’s Peace Prize dan luasnya platform global yang disediakan. Dari ratusan nominasi tersebut, tiga finalis luar biasa telah dipilih oleh panel ahli.
Aeshnina (Nina) Azzahra Aqilani adalah seorang remaja berusia 17 tahun asal Indonesia dan seorang aktivis tangguh yang menentang “kolonialisme plastik.” Aktivismenya dimulai pada usia 12 tahun ketika ia mengungkap praktik berbahaya negara-negara Barat yang mengekspor limbah plastik ke Indonesia. Dengan berani menyuarakan kritik langsung kepada para pemimpin dunia seperti Donald Trump, advokasinya turut berkontribusi pada lahirnya European Green Deal—yang mulai tahun 2027 akan melarang ekspor limbah plastik, sebuah kemenangan bersejarah bagi keadilan lingkungan global.
International Children’s Peace Prize dikenal sebagai penghargaan yang merayakan para penggerak muda dunia, seperti penerima sebelumnya Malala Yousafzai dan Greta Thunberg, yang setiap tahun menginspirasi ratusan juta orang di seluruh dunia. Tahun lalu, pesan dari pemenang penghargaan ini menjangkau 3,8 miliar orang melalui media internasional.
Setiap tahun, penghargaan International Children’s Peace Prize diserahkan oleh seorang penerima Hadiah Nobel Perdamaian. Tahun ini, Mrs. Tawakkol Karman, peraih Hadiah Nobel Perdamaian 2011, akan mengumumkan pemenangnya. Sang pemenang akan menerima Patung Nkosi beserta Beasiswa dan Hibah Perawatan Desmond Tutu untuk mendukung pendidikan mereka. Selain itu, pemenang juga berhak mengajukan dana proyek sebesar €50.000.
Penghargaan Perdamaian Anak Internasional (The International Children’s
Peace Prize)
📧 KidsRights@webershandwick.com
KidsRights adalah organisasi internasional non-pemerintah yang berfokus
pada hak-hak anak, dengan visi menciptakan dunia di mana setiap anak memiliki
akses penuh terhadap hak-haknya dan mampu mewujudkan potensi besar yang mereka
miliki.
KidsRights mendukung anak-anak dengan: Menarik perhatian global terhadap pemenuhan hak-hak anak, Bertindak sebagai katalis untuk memicu perubahan, Bekerja bersama anak-anak dan kaum muda untuk membangun dunia yang lebih adil.
2. Pendiri The State of Youth, negara digital tanpa batas pertama di dunia
untuk anak muda,
3. Penyusun KidsRights Index, satu-satunya indeks global tahunan yang menilai sejauh mana hak-hak anak dihormati di seluruh dunia serta komitmen setiap negara dalam meningkatkan kondisi anak
4. KidsRights memiliki status konsultatif di Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (UN ECOSOC).
Kami secara khusus berfokus pada peran dunia usaha sebagai penggerak
perubahan, dengan mendorong perusahaan untuk mengambil langkah-langkah yang
mendukung pemajuan hak anak di lingkungan kerja dan komunitas mereka.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar