Jumat, 14 November 2025

AIR HUJAN KOTA SURABAYA TERCAMPUR MIKROPLATIK, PAKIS TERTINGGI

Grafik kelimpahan mikroplastik pada 7 lokasi di Kota Surabaya

 Temuan Mikroplastik di Udara 18 Kota di Indonesia menempatkan Surabaya dalam peringkat 6 dengan kontaminasi 12 partikel/90 cm2/2jam. Melanjutkan riset mikroplastik di Udara maka Jaringan Gen Z Jatim Tolak Plastik Sekali Pakai (Jejak), Komunitas Growgreen, River Warrior dan Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) melakukan penelitian kontaminasi mikroplastik di dalam air Hujan. Penelitian yang dilakukan pada 11-14 Nopember 2025 di 7 lokasi. “Semua lokasi penelitian tercemar mikroplastik kondisi ini mengkhawatirkan dan akan jadi ancaman serius bagi kesehatan warga maka kami menghimbau agar warga tidak mangap atau menelan air hujan karena masuknya air hujan akan meningkatkan kontaminasi mikroplastik dalam tubuh” Ujar Shofiyah, lebih lanjut peneliti GrowGreen Mahasiswa Unesa Surabaya ini menjelaskan bahwa pencemaran mikroplastik harus menjadi warning bagi warga kota Surabaya untuk tidak membakar sampah terbuka, membuang sampah ke sungai dan konsumsi plastik sekali pakai berlebihan.

Peneliti Ecoton mengidentifikasi mikroplastik dengan menggunakan
mikroskop stereo disambungkan dengan monitor agar mudah mengenali
mikrsoplastik yang ukurannya dibawah 5 mm hingga 1/1000 mm.
Jumat (14/11/2025)

Penelitian dilakukan dengan menempatkan wadah aluminium, steinless Steel dan wadah mangkok kaca dengan diameter 20-30 cm diletakkan pada ketinggian lebih dari 1,5  meter selama 1-2 jam, kemudian air hujan diamati dibawah mikroskop stereo dengan pembesaran 400-1000 kali.  

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa lokasi paling tercemar mikroplastik adalah daerah pakis Gelora sebanyak 356 partikel Mikroplastik(PM) /Liter, disusul Tanjung Perak pada posisi kedua dengan 309PM/L. “Tingginya tingkat pencemaran mikroplastik dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, semisal di Pakis Gelora menunjukkan kadar mikroplastik tinggi karena terdapat aktivitas pembakaran sampah dan lokasi yang berdekatan dengan pasar dan Jalan raya” ungkap Alaika Rahmatullah lebih lanjut coordinator Penelitian Mikroplastik Kota Surabaya ini menjelaskan bahwa mikroplastik dalam air hujan berasal dari kegiatan pembakaran sampah plastik, aktivitas jalan raya berupa gesekan antara ban dengan aspal.

Mikroplastik Air Hujan Surabaya dari Pencemaran plastik di Laut


Membakar sampah plastik akan menghasilkan jenis mikroplastik fiber, dari riset sebelumnya yang dilakukan di lokasi dekat tungku pembakaran sampah di Sidoarjo menunjukkan jenis fiber mendominasi mikroplastik di udara sekitar daerah pembakaran sampah” ungkap Sofi Azilan Aini, lebih lanjut peneliti Ecoton menjelaskan bahwa penelitian mikroplastik pada air hujan di Kota Surabaya menunjukkan jenis mikroplastik yang ditemukan paling banyak adalah jenis Fiber. “hanya dua jenis mikroplastik yang ditemukan di udara kota Surabaya yaitu jenis Fiber atau jenis filamen”pungkas Sofi.

Sumber Mikroplastik paling banyak berasal dari

1.       Pembakaran sampah plastik

2.       Gesekan antara ban kendaraan bermotor dengan aspal jalan raya

3.       Kegiatan laundry atau mencuci dan menjemur pakaian

4.       Timbunan sampah plastik

5.       Polusi industri

6.       Asap kendaraan bermotor


“Faktor lain penyumbang mikroplastik dalam air hujan kota Surabay berasal  pencemaran plastik air laut, dalam proses siklus air, air laut terevaporasi menjadi  uap air dan terkondesasi menjadi awan jadi semakin tinggi tingkat polusi plastik atau mikroplastik dalam air laut maka akan berdampak pada tingginya tingkat pencemaran mikroplastik dalam air hujan  “ ujar Ridha Fadhillah.

Rekomendasi

1.       Stop bakar sampah terbuka

2.       Stop buang sampah plastik di sungai dan pesisir

3.       Stop gunakan plastik sekali pakai

4.       Publikasi atau sanksi social berupa pemasangan foto warga yang membakar sampah plastik dan membuang sampah plastik ke sungai atau pesisir

5.       Uji mikroplastik regular udara kota Surabaya

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer