Senin, 11 Agustus 2025

NINA DESAK MENTERI LH LINDUNGI GEN Z DARI POLUSI PLASTIK MELALUI GLOBAL PLASTIC TREATY

Nina Menenteng Poster Phase Out Plastic Production, saat membacakan
Surat Terbuka (Senin 11/8) di Museum Sampah Impor Wringinanom.
Surat terbuka dibuat respon kekecewaan Delri yang Tidak mendukung
Pengurangan Produksi plastik Global.

Sikap Delegasi Indonesia dalam INC 5.2 tidak mendukung Pengurangan Produksi Plastik mengundang kecewa dan Khawatir Gen Z. Aeshnina Azzahra aqilani Menuliskan surat terbuka Kepada kepala delegasi Indonesia dalam INC 5.2, untuk mempertimbangkan fakta kerusakan lingkungan dan kesehatan akibat mikroplastik.  " Konsumsi mikroplastik meningkatkan risiko kanker, gangguan pernapasan, penyakit usus, serta infertilitas pada pria dan wanita. Mikroplastik juga diketahui memicu peradangan—yang merupakan kondisi awal dari kanker—dan kemungkinan mengganggu kerja antibiotik" ujar Nina, lebih lanjut mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Airlangga Surabaya ini menyatakan tidak ada solusi lain selain mengurangi produksi plastik dan memonitoring keberadaan mikroplastik di alam. Sebelumnya Nina panggilan Aeshnina hadir dalam INC 4 di Ottawa dan INC 5 di Busan dan menyampaikan intervensi dalam forum pleno INC meminta UN membuat regulasi yang mengurangi produksi plastik dan melindungi Gen Z dan Gen Alpha dari polusi mikroplastik. 

 


"Kita butuh aturan global yang mengikat secara hukum tentang bahan-bahan kimia tambahan dalam proses pembuatan produk packaging makanan dari plastik seperti BPA, Phtalat dan PFAS yang mencemari lingkungand dan kesehatan manusia, ketiga bahan ini harus dilarang dan dicantumkan dalam produk plastik, agar masyarakat lebih waspada" ungkap Nina yang tidak hadir secara langsung dalam forum INC.

Surat Terbuka Menteri Lingkungan Hidup Indonesia dan Ketua Delegasi Indonesia dalam INC 5.2 di Genewa Swiss

Perihal : Desakan kepada Menteri LH Dukung Perjanjian Plastik Global Pengurangan Produksi Plastik yang mengikat secara hukum

Kepada Yth Dr Hanif Faisol Nurofiq - Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Tembusan : Erik Teguh Primiantoro - Ketua Delegasi Indonesia INC 5.2 Swiss


5-14 Agustus 2025  Lebih dari 3.700 peserta dari 184 negara dan 619 organisasi pengamat menghadiri Intergovernmental Negotiating Committee (INC-5.2), di kantor PBB , Geneva, Swiss. INC 5.2 membuat perjanjian untuk mengakhiri polusi plastik yang berdampak bagi planet, ekonomi, dan kesehatan manusia.

Plastik mendorong perubahan iklim dan mencemari lautan, sungai, tanah, udara, serta berdampak pada manusia dan makhluk hidup lainnya. Plastik meracuni komunitas, rumah, dan tubuh kita. Riset terbaru kami menemukan Darah, ketuban dan air seni ibu hamil di Gresik telah tercemar mikroplastik. Udara 20 kota besar di Indonesia terkontaminasi Mikroplastik. Gen Z adalah korban dari krisis plastik Jaman ini.

Sebagai anak muda kami mengajak kepada masyarakat global, penduduk Indonesia, ilmuwan, dan pelaku bisnis, terutama delegasi Indonesia dalam INC 5.2 untuk menyerukan tindakan ambisius dan mendesak untuk mengatasi ancaman polusi plastik.


Solusinya sudah ada dan sudah jelas, tidak perlu dipersulit lagi.

Kita harus berhenti memproduksi plastik dalam jumlah besar; Saat inilah waktu yang tepat untuk mengakhiri dampak plastik terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Waktu kita sudah terbatas, jangan dibuang buang. Jika kita benar benar ingin hidup di lingkungan bersih dan sehat, tidak akan sempat menghalangi perjanjiang ini. Jangan khawatir akan kehilangan profit. Jika anda renungi lagi, jika kita memprioritaskan planet dan people, akan sangat mudah untuk mendapatkan profit.

Saya Berharap kepada Pak Menteri dan Ketua Delegasi Indonesia di INC 5.2 untuk berupaya mewujudkan Perjanjian Plastik Global yang kuat dan mengikat secara hukum agar menciptakan masa depan yang bebas dari polusi plastik, kesehatan dan planet kita sejahtera, untuk sekarang dan untuk generasi mendatang.

Hormat Saya

Aeshnina Azzahra Aqilani Captain River Warrior Indonesia

1 komentar:

  1. Betul, plastik yang tidak dapat didaur ulang secara ekologis, a.l. karena kimia yang beracun, merupakan serangan serius terhadap segala yang hidup. Niat pemerintah dan delegasinya untuk mengurangi produksinya (atau tidak) akan menunjukkan apakah pemerintahan kita masih memiliki moral atau tidak.

    BalasHapus

Populer