Debat Calon
Presiden dan Wakil Presiden Indonesia tahun 2024 sebagai agenda penting yang
menjadi perhatian seluruh masyarakat Indonesia seharusnya menjadi contoh
positif dalam mengurangi jejak sampah plastik dan memberikan kontribusi
terhadap pelestarian lingkungan. Untuk itu Thara Bening sandrina mengusulkan
agar KPU sebagai penyelenggara mengimplementasikan upaya pengurangan penggunaan
plastik sekali pakai dengan, Pertama Mengganti
penggunaan air minum dalam kemasan (AMDK )menjadi sistem air minum isi ulang, KPU menyediakan gallon air
minum, Kedua KPU menyediakan Gelas
non plastik sekali pakai (gelas beling/gelas stainless steel) dan Ketiga meminta peserta Debat membawa
tumbler atau wadah dari rumah Ketua River Warrior Kirimkan surat ke KPU, Senin (29/1/2024)
“Idealnya setiap peserta debat Capres 2024 harus membawa botol air minum dari rumah, atau kalo KPU mau, harus menyediakan galon-galon air refill sehingga bisa menggurangi timbulnya sampah plastik sekali pakai” pungkas Thara.
Berikut adalah benefit tidak menggunakan AMDK dalam wadah botol plastik sekali pakai :
1.
Mengurangi
Sampah Plastik:
Penggunaan gelas kaca dapat mengurangi jumlah sampah plastik sekali pakai yang
dihasilkan dari botol air minum kemasan sekali pakai.
2.
Edukasi/Kesadaran
Lingkungan:
Langkah ini dapat menjadi simbol kesadaran lingkungan yang positif, memberikan
contoh kepada masyarakat dan menunjukkan komitmen terhadap pelestarian alam.
3.
Efisiensi dan
Ekonomis:
Penggunaan gelas kaca dan galon refill dapat lebih ekonomis dalam jangka
panjang dan mengurangi biaya pembelian air minum kemasan.
4.
Akuntabilitas
Sosial:
Sebagai lembaga yang memiliki pengaruh besar, KPU dapat berperan aktif dalam
mendorong perubahan perilaku positif masyarakat terkait penggunaan plastik.
"Saya berharap
dengan menjalankan langkah-langkah ini dapat memberikan dampak positif pada agenda
Debat Calon Presiden Indonesia dan memberikan kontribusi terhadap upaya global dalam
melindungi lingkungan dari pencemaran plastik sekali pakai" Ujar Thara
Setiap 20 menit, setara dengan 10 ton sampah plastik dibuang ke perairan di sekitar Indonesia. Sungai Citarum, yang mengitari ibu kota Jakarta, dikenal sebagai sungai yang paling tercemar di dunia, dengan 74% hingga 87% sampah yang ditemukan di sungai-sungai di Jakarta adalah plastik[1]. Jika tingkat pembuangan sampah plastik saat ini terus berlanjut, pada tahun 2050, jumlah plastik di lautan akan melebihi biomassa ikan. Untuk mengatasi masalah ini, sangat penting untuk mempromosikan alternatif yang lebih berkelanjutan untuk air minum dalam kemasan, seperti sistem air minum isi ulang.
[1] Sari,
M. et al., 2022. Plastic pollution in the surface water in Jakarta,
Indonesia. Marine Pollution Bulletin, 182, 114023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar