Temuan Terbaru menunjukkan bahwa sampah plastik dari Pulau Jawa, Indonesia ditemukan di Pulau Seychelles Afrika, Sebelumnya Indonesia juga di kenal Sebagai Negara yang menyumbang sampah plastik ke Lautan Global lebih dari 6 Juta Ton/Tahun. "Lautan kita menjadi rusak karena sampah plastik, saya ingin Presiden yang akan datang seperti Aquaman yang mau menjaga dan melindungi lautan dari
polusi dan kerusakan" Ungkap Aeshnina, Lebih lanjut Siswa SMA kelas XI ini menjelaskan bahwa Visi dan Misi Calon Presiden tidak memprioritaskan penanganan problem Pencemaran laut akibat sampah plastik, padahal banyak fakta kerusakan laut dan kerusakan bumi sedang terjadi sedang terjadi di Indonesia, diantaranya : Sungai-sungai Indonesia tercemar mikroplastik, Indonesia menjadi negara dengan lonjakan emisi karbon tertinggi di Dunia, Kepunahan ikan air tawar tercepat di Asia Tenggara, Jakarta menjadi kota paling tercemar udaranya di Dunia, Penggundulan hutan dan alih fungsi kawasan konservasi menjadi pertambangan. Melalui Surat kepada Calon Presiden Nina mengajak Gen Z Indonesia untuk identifikasi problem lingkungan dan usulkan ide/harapan untuk Capres agar memprioritaskan penyelamatan Bumi dari Kerusakan."Minggu ini bersama pelajar di Wringinanom Gresik, Jombang dan Krembung Sidoarjo akan menuliskan surat diatas kertas ukuran 2 meter lebar 70 cm, akan kami tuliskan harapan-harapan gen Z untuk Capres agar problem lingkungan dihandle serius" ungkap Aeshnina Azzahra Aqilani, lebih lanjut NIna menginginkan Calon Presiden bisa seperti Aquaman yang sekuat tenaga menjaga laut dari kerusakan dan mau berjuang melawan poluter.
"banyak problem lingkungan di sekitar masyarakat yang menjadi kekhawatiran saya jika tidak segera ditangani" Ungkap Nina. Berikut temuan-temuan Problem lingkungan yang mendesak untuk di tangani :
1.
Pemerintah yang tidak menganggap masalah lingkungan adalah
masalah yang serius menjadi salah
satu alasan mengapa masalah sampah di Indonesia tidak kunjung teratasi. Hal ini
mengakibatkan Masyarakat kebingungan dalam menangani sampahnya sehingga
berakhir dibuang ke lingkungan tanpa proses pengolahan.
2.
kurangnya pengawasan dan sanksi tegas dari pemerintah
mengakibatkan produsen tidak bertanggung jawab atas sampah produk yang telah
dihasilkan. Padahal setiap industri
harus bertanggung jawab atas pembuangan kemasan dan produk yang tidak dapat
dikomposkan atau sulit untuk terurai, hal ini tertulis dalam Pasal 15 UU No. 18
Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
3. Presiden RI saat ini
Belum memprioritaskan isu ini karena
sampah plastik
Buktinya sampah plastik masih tercecer dan menumpuk disungai-sungai
dan pantai di wilayah
Indonesia padahal Sampah plastik sudah menjadi isu global yang menjadi
fokus di berbagai negara.
4.
Menurut survei yang menyasar siswa dan mahasiswa seluruh Indonesia, 113 dari 162 atau 69,8% orang melaporkan bahwa pembakaran sampah adalah masalah lingkungan yang paling sering mereka temui. Selain itu 101 dari 162 atau 62,3% orang merasa permasalahan lingkungan di sekitar mereka adalah sampah yang dibuang ke sungai, dan 86 dari 162 atau 53,1% 0rang merasa tidak disediakan tempat pengolahan sampah sementara (TPS) di desanya hingga sampah ditimbun dimana-mana. Jika hal ini dibiarkan dan tidak segera diatasi pasti akan merusak keseimbangan alam dan mengganggu Kesehatan lingkungan.
Plastik tidak akan terurai di alam secara alami, namun akan terpecah
menjadi serpihan kecil berukuran <5 mm disebut mikroplastik. Mikroplastik ditemukan telah mencemari seluruh rantai
makanan dan lingkungan, Lebih parahnya mikroplastik ditemukan di tubuh manusia termasuk air susu ibu, pembuluh
darah, hingga paru-paru.
Hal ini sungguh menjadi serius dan harus diprioritaskan demi Kesehatan manusia
dan lingkungan untuk generasi mendatang. Bahan
kimia EDCs penyusun mikroplastik akan merusak sistem hormon yang dapat
mengurangi kesuburan, kanker prostat, kanker payudara, bahkan cacat janin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar