Jumat, 24 Juni 2022

6 REKOMENDASI PEMULIHAN SUNGAI DELI DARI POLUSI MIKROPLASTIK

Aksi Aktivis ESN Infokan pencemaran Mikroplastik di Sungai Deli (24/6)

Temuan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara terkait 232 timbulan sampah ilegal di Sungai Deli wilayah Kota Meda dan  388 pohon yang terlilit sampah plastik menunjukkan buruknya sistem pengelolaan sampah di Kota Medan. "Seharusnya Perda Nomer 6 Tahun 2015 memberikan jaminan penyelenggaran pengelolaan sampah yang baik di Kota Medan, bahkan pasal 6 menjelaskan bahwa Pemkot Medan bertugas untuk melaksanakan pengelolaan persampahan dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah" ungkap Kholid Basyaiban, lebih lanjut Pengacara lingkungan ESN ini menjelaskan bahwa ada kewajiban Pemkot Medan untuk membangun sarana tempat sampah agar masyarakat Medan tidak membuang sampah ke Sungai Deli. Fakta yang ditemukan tentang pencemaran mikroplastik di Sungai Deli menjadi indikator dampak buruk dari pengelolaan sampah di Kota Medan. "Tim ESN merekomendasikan 5 kegiatan yang harus dilakukan oleh Pemkot Medan agar sungai Deli tidak tenggelam dalam sampah plastik," Ungkap Khalid Basyaiban yang dihubungi oleh Reporter Ceritamundu.com melalui saluran telepon Jumat Malam (24/6).
Berikut adalah 6 rekomendasi tim ESN.

UNILEVER HARUS IKUT BERSIHKAN SEI DELI DARI SAMPAH SACHET

Tim ESN mengangkat bungkus Sunlight yang mengotori Sei Deli (24/6)
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara melakukan Brand Audit dan menemukan sampah dari produk 10 produsen consumer good yaitu Unilever, Wings, Indofood, Mayora, Nestle, P&G, Orang Tua, Santos Jaya, Sasa dan Danone. "sampah bungkus produk-produk 10 produsen ini kami temukan di tempat sampah liar, tersangkut di pohon loah dan rumpun Bambu sepanjang sungai Deli, 10 produsen ini dan produsen lainnya yang menghasilkan sampah yang tidak bisa diproses secara alami harus ikut bertanggungjawab membersihkan sampah mereka,"Ungkap Prigi Arisandi, lebih lanjut Peneliti ESN ini menyebutkan bahwa tanggungjawab ini diatur dalam UU 18/2008 yang disebut Extended produser Responsibility atau tanggungjawab produsen atas sampah yang mereka hasilkan, berbeda dengan CSR yang merupakan tanggungjawab sosial perusahaan. "EPR ini kewajiban mengelola sampah yang dihasilkan oleh produsen, contohnya Unilever yang sampahnya paling banyak ditemukan di Sungai Deli, maka Unilever harus langsung turun tangan membersihkan sampah-sampah seperti bungkus Rinso, Sunsilk, Pepsodent, Rexona, Bungkus Kecap bango yang mengotori Sungai Deli, karena bungkus-bungkus ini tidak bisa didaur ulang dan akhirnya berakhir mencemari sungai," Ujar Prigi Arisandi.

SUNGAI DELI BUKAN TEMPAT SAMPAH

Aksi Damai Tim ESN di kelurahan Karang Berombak, Jumat (24/6)

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) Jumat siang (24/6) melakukan kegiatan brand audit pada beberapa pohon dari 388  Pohon terlilit sampah Plastik dan 232 timbulan sampah illegal ditepi sungai Deli.”kami menemukan sampah sachet dari Unilever, Wings dan Indofood banyak ditemukan terlilit didahan pohon dan pada timbulan-timbulan sampah liar tepi sungai Deli, selain menimbulkan bau busuk tempat sampah liar ini juga sebagian sampah plastiknya tergelontor arus masuk ke badan air sungai deli,” Ungkap Rizki Ramadhanu, lebih lanjut relawan ESN chapter Medan menjelaskan bahwa selain melakukan audit Tim ESN juga melakukan pembersihan beberapa pohon dari lilitan sampah plastik.

Kamis, 23 Juni 2022

Sungai, Muara dan Laut Jakarta Tercemar Sampah Sachet

Aktivis Ecoton melakukan Aksi di Pulau G mendorong setop sachet

Kegiatan Brand Audit yang dilakukan oleh berbagai Lembaga di Perairan Jakarta pada Minggu 12 Juni hingga minggu 19 Juni 2022 menunjukkan bahwa sachet PT Unilever mendominasi cemaran sampah sachet diperairan Jakarta disusun oleh Indofood, Wings, santos Jaya dan Mayora. "tidak ada upaya yang lebih urgent selain menghentikan penggunaan saset, karena kita tidak mampu mendaurulang saset" ungkap Alaika Rahmatullah.

POHON PLASTIK PENYEBAR BENCANA SEI DELI

Salah satu Pohon Plastik temuan Tim ESN di Kelurahan Karang Berombak.

388 Pohon plastik ditemukan tim ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) di Sei Deli. Pohon-pohon inilah yang menjadi sumber pencemaran mikroplastik Sei Deli. Pohon plastik adalah vegetasi tepi sungai yang umumnya berupa pohon loah (Ficus racemosa) dan Bambu (Bambusa vulgaris) mengalami proses lilitan sampah plastik."Sampah plastik berupa tas kresek, sampah pakaian bekas, sachet, karung plastik dan plastik bungkus makanan yang terbawa oleh arus air saat debit air sungai naik akibat hujan, sampah-sampah plastik ini kemudian tersangkut dan terlilit pada dahan dan ranting pohon atau bambu yang tumbuh di tebing sungai, pada saat air surut sampah plastik terjebak dan menetap di dahan dan ranting pohon, pohon-pohon yang tersangkuti sampah plastik inilah yang dinamakan pohon plastik,"ungkap Rizki Romadona, Lebih lanjut relawan ESN Sei Deli Medan ini menjelaskan bahwa disepanjang Sei deli ada ratusan bahkan ribuan pohon plastik. "Jika tidak dilakukan pengendalian pembuangan sampah plasti di Sei Deli maka lambat laun pohon-pohon di tepi Sei Deli semuanya akan tertutupi sampah plastik," lanjut Rizki. 

SEI DELI TERCEMAR MIKROPLASTIK

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara mengambil sampel air Sungai Deli di Medan
untuk di uji kadar Mikroplastiknya, Rabu (23/6) di jembatan Panitera

Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) Berkolaborasi dengan Sangkala-Yayasan Leuser Lestari dan Telapak Badan teritoti Sumatera Utara melakukan ekspedisi Sungai Deli di Medan dimulai dari Taman Mercy di Deli Tua hingga Jembatan Belawan menemukan kontaminasi Mikroplastik  rata-rata 233 partikel/100 Liter, salah satu sumber mikroplastik adalah 388  Pohon terlilit sampah Plastik dan 232 timbulan sampah illegal ditepi sungai Deli. Minimnya sarana tempat sampah dan pelayanan sampah oleh Pemerintah Kota Medan mendorong masyarakat membuang sampahnya ke Sungai Deli.

Minggu, 05 Juni 2022

JAMBO AYE ACEH UTARA TERKONTAMINASI MIKROPLASTIK


Sebagai Sungai Strategis nasional keberadaan Jambo Aye sangatlah penting karena fungsinya sebagai pensuplai air irigasi dan sumber air bersih bagi penduduk di Aceh Timur dan Aceh Utara, Tim Ekspedisi Sungai Nusantara  (ESN) berkesempatan untuk mengunjungi Jambo aye ditemani oleh UMPALA Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Malikussaleh Lhoseumawe. "kami membuat ekspedisi kecil yang kami namanya Ekspedisi Jambu Aye 2022 dan melakukan deteksi kesehatan air sungai pada Minggu 5 Juni 2022 bertepatan dengan hari lingkungan hidup," ungkap Prigi Arisandi,Peneliti Tim ESN.  Tim Ekspedisi Jambo Aye (EJA) 2022  menemukan bahwa Sungai Jambo Aye yang ada di Aceh Utara dan Aceh Timur saat ini telah terkontaminasi Mikroplastik. Tim EJA 2022 merupakan Kolaborasi antara Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (UMPAL) Universitas Malikussaleh Lhokseumawe Provinsi Aceh dengan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara. Kegiatan Tim EJA 2022 dimulai pada Sabtu 4 Juni 2022 hingga Senin 6 Juni 2022. “Kegiatan Ekspedisi Jambo Aye 2022 dilakukan dalam rangka peringatan hari lingkungan hidup 2022 yang jatuh pada 5 Juni, ada rangkaian kegiatan penelitian kualitas air Jambo Aye dan kegiatan Seminar lingkungan hidup pada senin 6 Juni 2022 dengan tema mendorong Gerakan pemulihan sungai di Aceh melalui Tolak Plastik sekali pakai,” Ungkap  Muhammad Ryanda

Populer