Salah satu Pohon Plastik temuan Tim ESN di Kelurahan Karang Berombak. |
388 Pohon plastik ditemukan tim ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) di Sei Deli. Pohon-pohon inilah yang menjadi sumber pencemaran mikroplastik Sei Deli. Pohon plastik adalah vegetasi tepi sungai yang umumnya berupa pohon loah (Ficus racemosa) dan Bambu (Bambusa vulgaris) mengalami proses lilitan sampah plastik."Sampah plastik berupa tas kresek, sampah pakaian bekas, sachet, karung plastik dan plastik bungkus makanan yang terbawa oleh arus air saat debit air sungai naik akibat hujan, sampah-sampah plastik ini kemudian tersangkut dan terlilit pada dahan dan ranting pohon atau bambu yang tumbuh di tebing sungai, pada saat air surut sampah plastik terjebak dan menetap di dahan dan ranting pohon, pohon-pohon yang tersangkuti sampah plastik inilah yang dinamakan pohon plastik,"ungkap Rizki Romadona, Lebih lanjut relawan ESN Sei Deli Medan ini menjelaskan bahwa disepanjang Sei deli ada ratusan bahkan ribuan pohon plastik. "Jika tidak dilakukan pengendalian pembuangan sampah plasti di Sei Deli maka lambat laun pohon-pohon di tepi Sei Deli semuanya akan tertutupi sampah plastik," lanjut Rizki.
Pohon Plastik di Jalan Sei Deli Kelurahan Silalas, Medan Barat (23/6) |
Pohon plastik yang banyak ditemukan di Sei Deli merupakan indikator buruknya pengelolaan sampah di Kota Medan dan Sumatera Utara pada umumnya. Secara nasional jumlah sampah plastik yang dihasilkan oleh penduduk Indonesia adalah 8 Juta ton, namun layanan pengelolaan sampah oleh pemerintah hanya mampu melayani kurang dari 30% akibatnya hanya sekitar 3 juta sampah plastik yang dihasilkan penduduk Indonesia yang mampu diolah oleh pemerintah, 2,6 Juta Ton terbuang ke sungai dan sisanya dibakar atau ditimbun di Tanah.
Mikroplastik ancam kesehatan manusia
Pohon Plastik Sei Deli di Tanjung Mulia
Mikroplastik adalah serpihan plastik berukuran
kurang dari 5 mm yang berasal dari hasil fragmentasi atau terpecahnya
plastik-plastik ukuran besar seperti tas kresek, sedotan, sachet, popok dan
bungkus plastik atau peralatan terbuat dari plastik yang menjadi sampah dan
terbuang di media air atau media lingkungan lainnya. Proses pecahnya plastik
ukuran besar menjadi ukuran kecil disebabkan oleh radiasi sinar matahari,
pengaruh fisik gerakan atau arus air. Mikroplastik
masuk kategori senyawa penganggu hormon
karena dalam proses pembuatan plastik ada banyak bahan kimia sintetis tambahan
dan sifat mikroplastik yang hidrofob atau mudah mengikat polutan dalam air.
" Mikroplastik yang masuk dalam air akan mengikat polutan di air seperti
logam berat, pestisida, detergen dan bakteri patogen, jika mikroplastik
tertelan manusia melalui ikan, kerang dan air maka bahan polutan beracun akan
berpindah ke tubuh manusia dan menyebabkan gangguan hormon," ungkap Prigi
Arisandi, lebih lanjut Anggota Tim ESN ini menjelaskan bahwa Mikroplastik juga
menjadi media tumbuh bagi bakteri pathogen.
Mikroplastik Sei Deli
Pengambilan
Sample air Sei Deli dilakukan dengan menggunakan LST 1.0, jaring yang diikatkan
pada tabung steinless steel dengan ukuran mesh 350 atau dalam satu inch
terdapat 350 benang sehingga terlihat seperti kain. Alat LST 1.0 mampu
menyaring partikel-pertikel kecil diatas 10 mikron atau 0,01 mm, sehingga
ukuran mikroplastik sebesar 5 mm dipartikan akan tersangkut dalam jarring mesh
350. Air sample diambil dengan menggunakan ember steinless steel untuk
menghindari kontaminasi bahan plastik, sebanyak 50 liter air diambil pada satu
lokasi yang mewakili kondisi lingkungan sekitar. “partikel-partikel yang
terjaring dalam LST 1.0 kemudian diamati dengan mikroskop portable dengan
pembesaran 40-400 kali, metode yang digunakan adalah rapid test atau metode
pengamatan cepat” ujar Prigi Arisandi, lebih lanjut tim ESN ini menjelaskan
bahwa mikroplastik yang teramati di Sungai Deli adalah jenih fiber atau benang,
filament atau lembaran, dan fragmen atau cuilan plastik.
Pohon plastik =
Sumber Mikroplastik
Ekspedisi sungai
Deli pada segmen Kantor Walikota hingga Jembatan Panitera Tanjung Mulia sejauh
6,5 Km menemukan sekitar 388 pohon yang
terlilit sampah plastik dan 232 timbulan sampah liar. Plastik-plastik yang
tersangkut di pohon berasal dari sampah-sampah plastik yang dibuang ditepi
sungai dan terhanyut saat debit air tinggi dan terlilit di pohon loah (ficus
racemose) dan pohon bamboo di tepi sungai, saat air surut sampah plastik berada
di dahan tinggi dan tersangkut. “sampah plastik yang tersangkut diatas pohon
akan terpapar matahari dan mempercepat proses hancurnya plastik menjadi
mikroplastik” pungkas Hafifuddin Arief Koordinator Telapak Sumatera Utara
Tim ESN
mendorong Pemkot untuk menyediakan sarana TPS dan sarana pengangkutan sampah
yang bisa menjangkau penduduk di kelurahan tepi sungai. “untuk sampah plastik
yang terpendam didasar sungai dan tersangkut di pohon menjadi tanggungjawab
Pemerintah Provinsi untuk membersihkan dan membebaskan Sungai Deli dari sampah
plastik karena sungai deli merupakan sungai lintas kabupaten/kota sehingga
kewenangan pengendalian pencemaran dan pengelolaan nya ada pada Pemprov
Sumatera Utara,” Tutup Prigi Arisandi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar