Kamis, 10 Maret 2022

AKSI TOLAK KOPI SACHETAN DI NGAGEL SURABAYA

Aksi Tolak kpi sachet digelar tim CO-ENSIS dan Relawan ESN (10/3/2022)

"Tolak, tolak kopi sachetan, tolak sachetan sekarang juga" 15 orang peserta aksi berteriak keras kepada pengguna Jalan di depan Hotel Novotel sambil mengacungkan poster yang bertuliskan : Sachetmu mencemari Sungaiku, #breakfreefromplastik, Plastik tak kasat mata, Bahaya Mengancam Nyata. Peserta aksi ini merupakan anggota CO-ENSIS, komunitas Peduli lingkungan berkelanjutan, mahasiswa manajemen sumberdaya perairan, Universitas Trunojoyo Madura dan Relawan Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN)

Aksi bentang spanduk tolak kopi sachetan selain dilakukan diatas kalimas dilakukan juga di tepi jalan Ngagel Surabaya, Kamis 10/3/2022. "Aksi ini mengajak warga Surabaya untuk menghentikan penggunaan kopi sachetan karena jenis bungkus minuman ini tidak bisa didaur ulang, sampah yang dihasilkan akan berakhir dengan di bakar" ungkap Kholid Basyaiban koordinator aksi, lebih lanjut  alumnus fakultas Hukum UTM Madura ini menjelaskan bahwa sampah sachet kopi merupakan sampah jenis sachet yang paling banyak ditemukan menjadi sampah sebesar 21% , apalagi beberapa waktu lalu BPOM menemukan ada 6 merk kopi sachet yang mengandung paracetamol.

Rehabilitasi sampah plastik Kalimas

Timbunan sampah plastik sachet di Kalianak Timur Surabaya (9/3/2022)
Sampah plastik menjadi momok bagi ekosistem sungai dan perairan karena setiap tahun sungai-sungai Indonesia digerojok 2,6 juta ton sampah plastik yang mengalir kelaut."Setiap tahun penduduk Indonesia menghasilkan 8 juta ton  sampah plastik, pemerintah hanya mampu olah 3 juta ton, sisanya 5 juta ton tertimbun ditanah, dibakar dan sekitar 2,6 juta ton dibuang kesungai" ungkap Amirudin Mutaqin team ekspedisi sungai Nusantara yang ikut dalam aksi tolak kopi sachetan. Surabaya memeliki sekitar 26 saluran air yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Kalimas. Banjir sampah sachet tiga hari lalu juga dirasakan penduduk Krembangan Kalianak Timur yang mendapat luberan sampah sachet di sungai. "Sampah plastik yang ada di kalianak ini paling banyak adalah jenis tas kresek, popok, dan sachet. Sampah ini sudah dibersihkan namun kemudian sampahnya kembali membanjiri sungai karena di hulunya sampah terus berdatangan"ungkap Ariani warga Asem rowo Surabaya.


Sachet adalah sampah Residu Multilayer'


"Sampah sachet ini merepotkan dalam proses daur ulang karena tersusun atas 4 lapisan atau banyak lapisan masuk kategorj multilayer, sedangkan dalam proses daur ulang sampah plastik harus dipisah-pisahkan berdasarkan jenis nya, sampah sachet jika ingin didaur ulang maka harus di pisahkan menjadi 4 lapisan, padahal mereka sudah melekat satu sama lain maka solusinya saat ini adalah dibakar " ungkap Daru Setyorini, lebih lanjut anggota aliansi zero waste Indonesia ini menjelaskan bahwa sachet terdiri dari 4 lapis material, 1. lapisan luar (HDPE/OPP/PS/Kertas); 2. Lapisan perekat (lem polyolefine, polyurethane); 3. lapisan pelindung udara/kelembaban/cahaya (EVOH/PP/PE/PVA/Aluminium, TiO2; 4. Lapisan Dalam (LDPE/PP/PA). "Selama ini belum ada teknologi yang mampu untuk olah sampah sachet maka melalui ekspedisi sungai nusantara kami mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak menambah polusi udara dan polusi air dengan tidak menggunakan kopi sachet" ujar Amirudin Muttaqin, alumnus Teknik Lingkungan UPN Jatim ini mengajak kita semua untuk menggunakan kopi deplok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer