|
Pengunjung berpose dalam lorong sampah botol plastik (3/3/2022) |
Yayasan Ecoton bersama tim ekspedisi sungai Nusantara menggelar pameran edukasi bahaya plastik berjudul " Tolak Kopi Sachetan" di Halaman Kedai Tanah Senja Dusun Wonosalam Desa Wonosalam, kecamatan Wonosalam Jombang Kamis (3/3/2022), Kegiatan tersebut sebagai penyampaian kondisi sungai dan edukasi kepada para pengunjung cafe mengenai bahaya plastik sekali pakai.
Dalam Pameran ini peserta diajak untuk melakukan pengamatan mikroplastik di perairan sekaligus mengamatinya dibawah mikroskop. "pengunjung pameran tidak hanya melihat display foto namun mereka juga melakukan praktik untuk mengenali mikroplastik dengan mengambil sample air sungai dan mengamati dibawah mikroskop" Ungkap Kholid Basyaiban
"Sampah sachet kopi menjadi salah satu pencemar sungai Brantas sehingga penggunaannya harus dikendalikan," ungkap Eka Chlara Budiarti, lebih lanjut Alumnus jurusan Kimia Universitas Diponegoro Semarang ini menjelaskan bahwa sachet bungkus kopi termasuk dalam jenis sampah residu yang tidak bisa didaur ulang karena tersusun atas beberapa lapisan atau multilayer. " Untuk membuat sachet kopi disusun atas 4 lapisan plastik jenis yaitu lapisan dalam dari jenis polipropilen dan aluminium foil, lapisan pengaman, lapisan laminasi jadi jenis plastik poliuretan dan lapisan luar dari plastik jenis High density polietilen . Jenis bungkus multilayer atau sachet ini tidak bisa didaur ulang akhirnya berakhir dengan dibakar yang menimbulkan polusi gas beracun dioxin," ungkap Chlara. Melalui pameran di Wonosalam ini diharapkan bisa mengedukasi masyarakat tentang bahaya sachet.
|
Pengunjung Pameran mengukur kualitas air sungai Wonosalam (3/3/2022) |
Koordinator Pameran Plastik Brantas XOXO Kholid Basyaiban mengatakan, Wonosalam dipilih menjadi tempat pameran, karena terdapat di wilayah Wonosalam ini adalan wilayah Hulu Sungai Brantas yang nantinya air yang mengalir dari kawasan hulu akan mengalir ke Sungai Brantas, maka penting untuk melakukan edukasi kepada masyarakat dan pengunjung wisata di wilayah Wonosalam.Selain itu, Pengunjung Cafe juga sangat aktif dan peduli dengan sampah, khususnya sampah plastik dan sedotan. "
Sementara itu Nadya Ariyani Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah selaku panitia penyelenggara mengatakan, pameran Brantas XOXO cukup menarik perhatian pengunjung cafe. Salah satu pengunjung juga baru mengetahui bahwa penggunaan plastik yang masif berpengaruh terhadap hormon dan ingin tau terkait bahaya plastik sekali pakai yang mencemari sungai Brantas. Pengunjung juga melihat mikroplastik dan bahaya mikroplastik bagi kesehatan.
Sachet terpecah menjadi mikroplastik
|
Pengunjung sedang mengamati mikroplastik dengan makroskop (3/3/2022) |
Banyaknya sampah palatik sachet di sungai karena terpapar matahari, gesekan dengan tepian sungai maka lambat laun akan terfragmentasi atau pecah menjadi serpihan kecil yang disebut mikroplastik. "Sampah sachet yang banyak ditemukan disungai akan terpecah menjadi serpihan kecil dibawah 5 mm disebut mikroplastik, selanjutnya mikroplastik akan menyerap polutan di air seperti logam berat, pestisida dan detergen" ujar Chlara menjelaskan proses terjadinya mikroplastik pada puluhan pengunjung pameran, lebih lanjut peneliti senior ecoton ini menjelaskan bahwa ikan disungai akan mengkonsumsi mikroplastik dan didalam lambung ikan polutan logam berat, deterjen dan pestisida akan terserap dalam metabolisme ikan dan akan mempengaruhi kualitas daging ikan dan berdampak pada manusia yang mengkonsumsi ikan yang tercemar mikroplastik. " Yang mengkhawatirkan 82% ikan di kali Brantas tercemar mikropalstik, maka saran saya menghimbau masyarakat mengurangi pemakaian kopi sachetan dan jenis sampah sekali pakai agar kita bisa mengurangi polusi mikroplastik di sungai Brantas," ujar Chlara.. Pemeran plastik di Wonosalam akan digelar hingga minggu 6 Maret 2022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar