Sabtu, 27 Maret 2021

AIR DAN IKAN-IKAN DI WADUK SUTAMI TERKONTAMINASI MIKROPLASTIK, SAAT NYA #STOPMAKANPLASTIK

Kandungan mikroplastik tertinggi terdapat di Stasiun Kecopokan 

Komunitas Environmental Green Society (Envigreen Society) mahasiswa Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang menemukan bahwa Waduk Sutami terkontaminasi mikroplastik. Sejak 13-25 Maret 2021 dilakukan Rapid Assessment for microplastic contamination pada sampel air dan ikan ekosistem Waduk Sutami. Hasil penilaian cepat ini menunjukkan adanya ancaman nyata terhadap ekosistem perairan dan organisme di dalamnya, sebab bahan kimia beracun yang terikat bersama mikroplastik. Mikroplastik merupakan partikel plastik yang berukuran lebih kecil dari 5 mm. Sangat berbahaya apabila mikroplastik mengkontaminasi makhluk hidup karena dapat menyebabkan gangguan hormon bahkan dapat mengganggu sistem reproduksi karena terdapat senyawa berbahaya dalam plastik yang biasa disebut Endocrine disrupting chemicals.  “Kami melakukan pemantauan kondisi Waduk Sutami pada 3 lokasi yang berbeda yaitu  di kecopokan, jurang toleh dan pintu air waduk dengan mangamati kontaminasi mikroplastik. Hasil penelitian kami semuanya positif mengandung mikroplastik dari tipe fiber dan filamen” ujar Kurnia Rahmawati, salah satu peneliti dari Envigreen Society

Badan air dan pinggir Waduk Sutami banyak dijumpai sampah-sampah plastik termasuk kantong plastik sekali pakai.. Sampah plastik yang terdiri dari kemasan-kemasan sachet, tas kresek,botol plastik, sedotan plastik dan styrofoam yang kemudian akan terdegradasi menjadi serpihan plastik berukuran kecil bahkan sampai 0,1 hingga 5 mm. Mikroplastik terdapat beberapa macam yaitu ada yang berjenis fiber yaitu berasal dari serat pakaian, ada yang berjenis filamen yaitu berasal dari pecahan-pecahan plastik yang telah terdegradasi dan ada yang berjenis fragment yaitu berasal dari potongan-potongan plastik dengan polimer sintetis yang kuat.

“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa air Waduk Sutami sebanyak 100 liter pada setiap lokasi pengambilan sampel terdeteksi kontaminasi mikroplastik, dan tipe mikroplastik yang mendominasi  adalah fiber yang bersumber dari serpihan tekstil” ujar Aan Alfin Pamungkas salah satu peneliti mikroplastik.

“Selain pada air, kontaminasi mikroplastik juga ada pada biota waduk yaitu ikan mujair, wader dan bader merah. Mikroplastik termakan oleh ikan tersebut dan terdeteksi ditemukan pada organ pencernaan ikan. Tipe mikroplastik yang terdeteksi adalah fiber dan filamen, dan didominasi oleh mikroplastik tipe fiber” Ujar Iqbal Fatkul Akbar

 “Salah satu penyebab pencemaran mikroplastik adalah banyak timbunan sampah plastik yang berada di pinggir dan badan air Waduk Sutami, dan tidak adanya sistem layanan pengangkutan sampah oleh pemerintah setempat sehingga sampah-sampah plastik yang dapat memasuki waduk  yang kemudian terdegradasi menjadi serpihan-serpihan mikroplastik” jelas Alaika Rahmatullah, salah satu peneliti dari Envigreen Society

Ikan mujair, wader dan baderbang waduk sutami mengandung Mikroplastik

Menyikapi problem Kali Brantas Malang yang terkepung oleh pencemaran mikroplastik, maka komunitas Peneliti Muda yang tergabung dalam Envigreen Society mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai
(Tas Kresek, Sedotan, Sachet, Styrofoam, botol plastik air minum dalam kemasan dan popok sekali pakai)  perlunya kebijakan EPR (Extended Producer Responsibility) atau tanggung jawab produsen terhadap pengendalian sampah plastik yang diproduksi mendorong Pemerintah membuat kebijakan pengurangan dan pelarangan penggunaan plastik sekali pakai.

"fakta temuan Envigreen Society mendorong kita sebagai anak muda untuk ikut #stopmakanplastik," ungkap Thara Bening sandrina dari River warrior Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer