Kandungan mikroplastik tertinggi terdapat di Stasiun Kecopokan |
Badan air dan pinggir Waduk Sutami banyak dijumpai sampah-sampah
plastik termasuk kantong plastik sekali pakai.. Sampah plastik yang terdiri
dari kemasan-kemasan sachet, tas kresek,botol plastik, sedotan plastik dan
styrofoam yang kemudian akan terdegradasi menjadi serpihan plastik berukuran
kecil bahkan sampai 0,1 hingga 5 mm. Mikroplastik terdapat beberapa macam yaitu
ada yang berjenis fiber yaitu berasal dari serat pakaian, ada yang berjenis
filamen yaitu berasal dari pecahan-pecahan plastik yang telah terdegradasi dan
ada yang berjenis fragment yaitu berasal dari potongan-potongan plastik dengan
polimer sintetis yang kuat.
“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa air Waduk Sutami sebanyak
100 liter pada setiap lokasi pengambilan sampel terdeteksi kontaminasi
mikroplastik, dan tipe mikroplastik yang mendominasi adalah fiber yang bersumber dari serpihan
tekstil” ujar Aan Alfin Pamungkas salah satu peneliti mikroplastik.
“Selain pada air, kontaminasi mikroplastik juga ada pada biota
waduk yaitu ikan mujair, wader dan bader merah. Mikroplastik termakan oleh ikan
tersebut dan terdeteksi ditemukan pada organ pencernaan ikan. Tipe mikroplastik
yang terdeteksi adalah fiber dan filamen, dan didominasi oleh mikroplastik tipe
fiber” Ujar Iqbal Fatkul Akbar
“Salah satu penyebab
pencemaran mikroplastik adalah banyak timbunan sampah plastik yang berada di
pinggir dan badan air Waduk Sutami, dan tidak adanya sistem layanan
pengangkutan sampah oleh pemerintah setempat sehingga sampah-sampah plastik
yang dapat memasuki waduk yang kemudian
terdegradasi menjadi serpihan-serpihan mikroplastik” jelas Alaika Rahmatullah,
salah satu peneliti dari
Ikan mujair, wader dan baderbang waduk sutami mengandung Mikroplastik |
Menyikapi problem Kali Brantas Malang yang terkepung oleh pencemaran mikroplastik, maka komunitas Peneliti Muda yang tergabung dalam Envigreen Society mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai (Tas Kresek, Sedotan, Sachet, Styrofoam, botol plastik air minum dalam kemasan dan popok sekali pakai) perlunya kebijakan EPR (Extended Producer Responsibility) atau tanggung jawab produsen terhadap pengendalian sampah plastik yang diproduksi mendorong Pemerintah membuat kebijakan pengurangan dan pelarangan penggunaan plastik sekali pakai.
"fakta temuan Envigreen Society mendorong kita sebagai anak muda untuk ikut #stopmakanplastik," ungkap Thara Bening sandrina dari River warrior Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar