Selasa, 16 Februari 2021

TELISIK MIKROPLASTIK DI KALI PORONG

Team Telisik Mikroplastik Kali Porong Mahasiswi Biologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya menunjukkan contoh air yang diambil di Tlocor Muara Kali Porong 2/2/2021

Pada data BPS 2013 menunjukkan bahwa Sidoarjo memiliki Kawasan tambak dengan luas 15.513.41 Ha atau 30% dari luar total tambah di Jawa Timur yang mencapai 51.286.71 Ha. Keberadaan tambak menopang 3.257 orang petambak dan 3.246 orang pendega. Komoditas unggulan tambak sidoarjo adalah Udang Windu, Udang Vanname, bandeng dan Tawes. Salah satu penting penyokong kualitas tambak dan perairan pesisir adalah kualitas air Kali Porong yang mengalir ke Pesisir Sidoarjo.  Namun sayang karena buruknya pengelolaan lingkungan Kali Porong dan managemen penanganan sampah plastik di Kabupaten Sidoarjo yang buruk membuat Kali Porong tercemar Partikel Mikroplastik (PM). Sejak Januari hingga Februari 2021 sebanyak 5 mahasiswi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) melakukan Telisik Mikroplastik Kali Porong, meneliti ikan, sedimen, udang, ikan dan Kupang.

  “kandungan Mikroplastik dalam sedimen di Tlocor muara Kali Porong lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan mikroplastik dalam sedimen di Bangkalan, Gresik dan Lamongan”

Grafik 1.  Menunjukkan bahwa sepanjang Kali porong telah terkontaminasi PM, pada Stasiun Rolak Songo mewakili segmen hulu Kali Porong, sedangkan stasiun Mindi-Porong  mewakili segmen tengah dan stasiun  Tlocor mewakili segmen Hilir. Masing-masing stasiun penelitian dilakukan 3(tiga) kali pengulangan.

Telisik Mikroplastik Kali Porong menemukan bahwa air Kali Porong telah terkontaminasi Mikroplastik. “ temuan mikroplastik tertinggi ditemukan di Segmen Hilir di daerah Tlocor sebesar 79 PM/100 liter, di rolak songo ditemukan  73/100 liter sedangkan di mindi ditemukan 63 PM/100 liter,” ungkap Bella Seftianingrum, lebih banjut Mahasiswi biologi semester VI UINSA Surabaya menyatakan bahwa kandungan mikroplastik Kali Porong lebih tinggi jika dibandingkan dengan bengawan Solo yang mencapai 38-76 PM/100 Liter. Keberadaan mikroplastik di perairan mengancam kehidupan biota karena ukuran mikroplastik (1 mikrometer – 5000 mikrometer ) seukuran dengan plankton yang menjadi makanan utama biota perairan (ikan, udang dan kupang/kerang) sehingga keberadaan mikroplastik diperairan dianggap sebagai makanan oleh biota perairan. Padahal mikroplastik adalah polimer yang terbuat dari senyawa polimer dan bahan tambahan atau zat aditif yang beracun

Kandungan Mikroplastic  Sedimen  di Tlocor Tertinggi di Selat Madura

Mikroplastik Sebagian mengisi kolong air dan terbawa arus sungai yang membawa hingga menuju lautan namun Sebagian mikroplastik akan mengendap dalam sedimen. “ Sedimen yang saya teliti diambil di Rolak songo, Mindi dan Tlocor, kandungan PM tertinggi ditemukan di Tlocor sebanyak 83 PM/40 liter, tingginya PM di Tlocor karena lokasinya landai sehingga sedimen menumpuk,” ungkap Linda Setya Rahmawati, lebih lanjut  Mahasiswi biologi semester VI UINSA Surabaya mengkhawatirkan tingginya kandungan mikroplastik dalam sedimen yang menjadi habitat dan sumber makanan bagi berbagi jenis biota air salah satunya adalah kupang. “Jika dibandingkan dengan penelitian lainnya disepanjang selat madura, temuan mikroplastik di Tlocor lebih tinggi dibandingkan dengan Muara kali Lamong di Gresik, lamongan, socah dan kamal di bangkalan,” ungkap Linda Setya Rahmawati.  Harus ada upaya pengendalian kandungan mikroplastik diperairan dan Sedimen karena akan mengancam keamanan pangan laut (seafood) yang banyak dihasilkan oleh kegiatan tambak maupun penangkapan ikan di perairan terbuka.

Perbandingan dengan beberapa penelitian mikroplastik di selat madura sebelumnya menunjukkan bahwa kontaminasu mikroplastik di Tlocor sidoarjo (83/40 gram) lebih tinggi jika dibandingkan dengan Lamongan Utara (72/40 gram), Muara Kali Lamong (69/40 gram) dan Socah Bangkalan (23/40 gram).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer