Foto Samping Deklarasi Gerakan Ngramut Kali Surabaya, Dari Kanan ke kiri : Srifatunningsih,ST, Ketua tim kerja pemantauan dan pengendalian kualitas lingkungan hidup DLH Kota Surabaya Musdiyanto Muhti, ST, MT, Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Nanang Widyatmoko, S.T. Direktur Operasi PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, Teguh Bayu Aji Kepala Sub Div Pengelolaan SDA WS Brantas 3 Perum Jasa Tirta dan Mike Neuber Kepala Wisma Jerman Surabaya.
Kamis, 24 April 2025
Rabu, 23 April 2025
KRONOLOGI TRAGEDI IKAN MATI MASSAL KALI SURABAYA 1972-1994
1.
2 Juli 1975, Insiden pencemaran besar pertama di Surabaya yang dilaporkan di pers lokal, ketika sejumlah besar ikan mati di Kali Surabaya dekat Wonokromo. Sementara orang-orang yang tinggal di sepanjang sungai dengan cepat mengumpulkan ikan mabuk untuk dimakan, sekretaris kotamadya Surabaya mengumumkan bahwa limbah cair dari pabrik aditif makanan Miwon yang terletak di tepi Kali Surabaya telah membunuh ikan-ikan tersebut. Banyak ikan mati yang tersangkut di pipa pemasukan pasokan air kota di pabrik pengolahan PDAM di Ngagel. Penyumbatan ini, dan kelebihan polusi, mengurangi pasokan air kota hingga 50% selama sekitar enam jam. PDAM harus memperbaiki filter yang rusak, dan butuh waktu sepuluh jam untuk membersihkan tangki penyaringan, yang berbau ikan mati. PT Miwon Membantah telah mencemari Kali Surabaya karena mereka mengaku tidak menghasilkan limbah cair melainkan limbah padat yang dibuang di belakang pabrik. “Produksi kami menggunakan HCl sementara ikan mati terpapar HCN
AKAMSI DEKLARASIKAN GERAKAN MATI OERIP NGRAMUT KALI SUROBOYO Mengenang 50 Tahun Tragedi Ikan Mati Massal
Aksi Ecoton di Kalimas menunjukkan terjadi kontaminasi bahan polutan
pada ikan Kalimas yang menyebabkan intersex pada ikan Bader.
Kamis
24/4/2025, bertempat di Wisma Jerman Jl. Taman AIS Nasution No.15, Embong
Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya. Aliansi Komunitas Penyelamat Bantaran
Sungai (AKAMSI), Menggelar Rembug Kali Surabaya mengundang stakeholder Kali
Surabaya mendeklarasikan Gerakan Mati Oerip Ngramut Kali Suroboyo dan menyusun
rencana aksi penyelamatan Kali Surabaya. “Menghadapi
kemarau 2025 Kali Surabaya butuh strategi mitigasi untuk meminimalkan dampak
pencemaran" ungkap Alaika Rahmatullah, lebih lanjut koordinator Akamsi
ini menjelaskan bahwa Memasuki Kemarau 2025
Jatim diprediksi akan mengalami peningkatan suhu dan penurunan debit air
sungai, sedangkan volume limbah cair industri Dan limbah cair domestik akan
meningkat, dampaknya akan terjadi penurunan kualitas air Kali Surabaya yang
menjadi Bahan Baku PDAM Kota Surabaya. “Pabrik
Gula disepanjang Kali Brantas akan mulai Buka giling maka beban pencemarannya
akan Bertambah, padahal debit air menurun” pungkas Alaika.
Populer
-
river expedition team exploring the steep hills of South Aceh, July 2022 Riding a 2018 Honda CRF 150 cc Trail Motorcycle, Prigi Arisandi and...