Minggu, 21 April 2024

MENTERI LINGKUNGAN KANADA BERJANJI JAWAB SURAT NINA

Dalam pawai End The Plastic Era, Minggu Siang (21/4/2024) di depan Shaw Center Ottawa, Kanada

Nina bertemu Steven di depan the Shaw Centre Ottawa, Minggu Siang (21/4)

Nina panggilan Aeshnina Azzahra aqilani berkesempatan bertemu dengan Steven Guilbeault, Menteri Lingkungan dan Perubahan iklim dan menanyakan surat protes sampah Impor Pada Perdana Menteri Kanada. "On behalf of the prime minister I will Answer your Letter" Ujar Steven kepada Nina. Steven Guilbeault pada tahun 1997 adalah aktivis Greenpeace Kanada dan pendiri Action for Solidarity, Equity, Environment and Development. Steven juga menyatakan saat ini Pemerintah Kanada sedang menangani problem sampah plastik yang diekspor secara Ilegal ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

Nina berdiskusi dengan Steven (foto diambil Oleh Von Wong)

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024, 11.00. Ratusan Aktivis dari seluruh dunia hadir karena kegelisahan Selama bertahun-tahun, polusi plastik telah mendatangkan malapetaka pada komunitas dan lingkungan global, yang dipicu oleh kepentingan perusahaan bahan bakar fosil. Di akhir acara Pawai Menteri Lingkungan dan Perubahan iklim Steven Guilbeault menemui peserta pawai dan Nina mendapatkan kesempatan untuk berdialog.

Tahun 2020 Saya mengirim Surat protes agar Kanada berhenti mengirimkan sampah plastik Ke Indonesia ke Pak  Perdana Menteri Kanada tapi hingga kini Surat saya belum di balas” ungkap Nina Kepada Steven Guilbeault. Nina juga mengungkapkan bahwa hingga kini masih banyak dijumpai sampah plastik dari Kanada yang ditemukan digunakan sebagai bahan bakar. Nina berharap agar pemerintah Kanada menghentikan pengiriman sampah plastik ke Negara-negara ASEAN.

Please answer my letter and please stop export plastic waste to Indonesia and other developing countries” Ungkap  Nina lebih lanjut Siswi Kelas XI SMAMIO Gresik mengutarakan kecemasan dampak polusi akibat daur ulang sampah plastik dari Kanada yang dilakukan pabrik-pabrik daur ulang kertas dan plastik di Gresik. “Daur ulang sampah plastik bukan solusi, karena kami menemukan industri daur ulang membuang limbah cair mencemari sungai-sungai yang menjadi bahan baku air minum kami, mikroplastik  di air sungai juga mencemari  rantai makanan kami” Ujar Nina.

Sepanjang 2023 Aeshnina bersama Tim Riverin menemukan,

1.       Timbunan sampah impor di Desa-desa Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan malang (Jawa Timur) dan timbulan besar di dalam Pabrik Kertas PT Indah Kiat di Kragilan Serang, banten. Timbunan ini berpotensi mencemari air bawah tanah, kontaminasi mikroplastik udara dan pencemaran dioksin

2.       Aktivitas pembakaran sampah plastik impor sebagai bahan bakar pembuatan tahu dan batu gamping

3.       Buangan Mikroplastik tinggi dari Industri-industri Kertas daur ulang Di Jawa Timur, lebih dari 11Industri kertas daur ulang berbahan baku sampah import membuang limbah cair ke Sungai brantas yang menjadi bahan baku air minum, irigasi sawah dan tambak ikan

4.       Kontaminasi Mikroplastik pada Air, Sedimen, Biota/seafood

Atas nama Perdana Menteri, Surat Nina akan segera saya balas” Ungkap Steven Guilbeault, lebih lanjut Menteri Lingkungan Kanada menyatakan bahwa Pemerintah Kanada Mengakui bahwa masih ada ekspor sampah plastik ilegal Ke Indonesia dan Pemerintah Kanda dalam upaya pembenahan.

Setelah berfoto bersama Asehnina, Steven mengucapkan terima kasih atas upaya yang dilakukan Nina dalam memerangi sampah plastik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer