Limbah Cair Pabrik Kertas Bebas dibuang di Aliran Sungai
Surabaya, Kamis 13 September 2023 Kolaborasi ECOTON bersama mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Untag Surabaya dan Univ trunojoyo Madura melakukan
aksi longmarch dari Stella Maris lanjut Kantor Gubernur Jatim dan berakhir di
depan Gedung Grahadi Surabaya. 30 lebih
massa longmarch membawa pesan dan tuntutan kepada Gubernur Jatim untuk segera Bertindak
pulihkan Pencemaran Kali Brantas. Massa longmarch memakai hazemate putih-putih
sambil membawa lebih dari 10 Galon air limbah cair industri berwarna-warni.
“aksi kali ini kami membawa lebih dari 10 Galon air limbah dari pabrik kertas, pabrik tepung, pabrik gula dan pabrik micin yang setiap hari membuang limbah tanpa diolah ke Kali Surabaya,” ungkap Kholid Basyaiban, lebih lanjut Koordinator Aksi Longmarch ini menjelaskan bahwa air Limbah ini akan diserahkan kepada Gubernur Jawa Timur sebagai tanda tidak seriusnya Pemprov Jatim dalam mengendalikan pencemaran di Sungai Brantas.
Selain membawa gallon limbah cair, peserta aksi juga membawa foto-foto outlet limbah cair dan Poster yang bertuliskan “ Gubernur Khofifah Gagal Kelola Brantas”. Dan “Pabrik Kertas Stop Buang Limbah Malam Hari" Aksi ini merupakan respon masyarakat Jawa Timur terhadap buruknya kinerja pengelolaan dan pengendalian pencemaran Sungai Brantas. Dalam Survei yang dilakukan ecoton pada 2023 menunjukkan 60% responden menyatakan kinerja Gubernur Khofifah dalam pengelolaan sungai Brantas masuk kategori buruk.
60% Responden Menyatakan Kinerja Khofifah Terkait Pengelolaan Brantas Buruk
ECOTON sejak Desember 2022
hingga September telah melakukan survey masyarakat tentang Kinerja Gubernur
Jatim Terhadap Pengelolaan Brantas, dengan jumlah 527 responden yang
tersebar di 19 kota/kabupaten se Jawa Timur. 60 % responden
menganggap kinerja Gubernur Khofifah “Buruk” dalam
pengelolaan Brantas serta menganggap gubernur khofifah tidak maksimal dalam
melakukan program pemulihan Brantas.
Keterangan Survey Pada 527 penduduk Jawa Timur : 45% usia 21-30 Tahun, 60% Perempuan, 60% Uji Kualitas air limbah Pabrik Mega Surya Eratama di Kali Porong
pendidikan SMA dan 30% S1, 12%
menyatakan Kali Brantas Tidak Tercemar, 80% tercemar Berat, 35% tidak berani
memanfaatkan air kali Brantas, 70% menyatakan bantaran Kali Brantas tidak
terawat karena bangunan liar tak terkontrol, sumber pencemaran 20% limbah
Industri dan 74% sampah plastik, 57% menyatakan terjadi 1-5 kali ikan mati
masal, Cara efektif kendalikan pencemaran Industri Pengawasan rutin oleh
Pemerintah, memasang CCTV dan alat uji kualitas air secara realtime, melibatkan
masyarakat dalam pemantauan, cara efektif jika terjadi pencemaran kali brantas
: 35% ekpos di media social
Pada tahun 2019 program
Brantas Tuntas milik Gubernur, yang melibatkan 5000 mahasiswa dari 16
PTN se - Jawa Timur melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN)belum juga
mampu atasi problem lingkungan Brantas. Disisi lain 82 % responden yang
beberapa diantaranya berlatar belakang akademisi dengan gelar Strata 1 sampai
dengan Doktor menyatakan “tidak tau” tentang program Brantas Tuntas yang
digaungkan Gubernur Jatim. Alasannya mereka belum pernah mendengar,
berpastisipasi maupun terlibat dalam program tersebut. Hasil tersebut menjadi
indikator bahwa program Brantas Tuntas yang melibatkan 16 PTN se - Jatim tidak
memberikan dampak signifikan terhadap pemulihan Brantas dan minimnya informasi
bagi masyarakt tentang program tersebut.
84% Sumber
Pencemaran Sungai Brantas Berasal dari Industri, 94% Sumber Pencemaran dari
Industri Kertas
Pada bulan agustus tim ECOTON
melakukan investigasi lapangan dan pengambilan sample air imbah di outlet
buangan industri kertas, penyedap makanan, gula dan home industri di DAS
Brantas. Industri kertas PT Tjiwi Kimia, Mekabox Internasional, PT Megasurya
Eratama Mekabox International, dan PT Sun Paper mengalirkan limbah pekat,
berbau tanpa diolah terlebih dahulu. Hasil pengujian di Laboratorium ECOTON
dengan berpedoman pada Pergub Jatim Nomor 52 Tahun 2014 tentang baku mutu
limbah industri, menunjukkan angka TSS pada air limbah industri kertas melebihi
baku mutu.
“TSS
(total suspendid solid) adalah jumlah padatan yg tidak terlarut dlm air, berupa
padatan organik dan anorganik, salah satunya berasal dari limbah padat suatu
pabrik. Apabila padatan yg tdk terlarut banyak ATAU TINGGI di sungai atau
perairan, menyebabkan perairan keruh akibatkan intensitas cahaya yg masuk ke
perairan sangat sedikit. Intensitas cahaya yg masuk ke perairan sedikit
menyebabkan terganggunya proses fotosintesis dlm air, misalnya yg dilakukan
oleh fitoplankton dan tanaman air lainnya, sehingga oksigen yg di peroleh oleh
biota misalnya ikan akan semakin turun atau sedikit, dan ikan tidak mendapatkan
oksigen, kemudian menyebabkan ikan pingsan hingga mati. Hal tersebut juga
ditandai dengan DO (kadar oksigen) yang rendah”.ungkap
Rafika Apriliantai, S.Si Kepala Laboratorium ECOTON.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar