Senin, 30 Januari 2023

Mengenal Guru Pelindung Sungai Mekong

Namanya Niwat Roykaew, yang akrab dipanggil “Kru Thi” (guru dalam bahasa Thailand) berusia 60-an dan lahir dan besar di Chiang Kong, di tepi Sungai Mekong. Sebagai seorang guru sekolah di lokasi terpencil di perbatasan Thailand-Laos, dia menyaksikan secara langsung dampak lingkungan dari proyek pembangunan Mekong terhadap petani pedesaan. Setelah pensiun, pada tahun 1995 Kru Thi mendirikan Grup Konservasi Chiang Kong, sebuah jaringan longgar yang terdiri dari 30 desa di Thailand yang berupaya mengatasi masalah lingkungan dan sosial yang disebabkan oleh proyek pembangunan berskala besar di sepanjang sungai. Karena guru sangat dihormati di pedesaan Thailand, dia dipandang sebagai Champion bagi orang yang tidak bersuara. Saya bertemu Kru Thi dalam acara Pertemuan Waterkeeper di Bangkok Thailand 23-27 Januari 2023, meskipun terkendala bahasa namun kami merasa akrab. "Saya mengajarkan kepada murid-murid saya tentang pentingnya pohon dan menjaga mata air, kini mereka sudah dewasa dan menjadi para pemimpin dalam komunitasnya sehingga merekalah kini yang menjaga hutan dan sungai" Ungkap Kru Thi kepada kami yang mendengarkan kisah perjuangannya dalam seminar di hotel yang berdiri di tepi sungai chao phrya, Bangkok.

Jumat, 20 Januari 2023

NINA SURATI JOKOWI MINTA KANTIN SEKOLAH BEBAS SACHET


Kantin sekolah di Indonesia dibanjiri jajanan bungkus sachet dan jajanan berbungkus plastik dan styrofoam. Selain ancam lingkungan makanan yang kontak dengan plastik bisa picu gangguan Hormon,"makanan dikantin-kantin sekolah umumnya tidak sehat karena hanya berisi penguat rasa, pemanis dan pengawet, sehingga harus ada upaya untuk menjamin bahwa jajanan disekolah sehat untuk dikonsumsi"  ungkap Aeshnina Azzahra aqilani, lebih lanjut santriwati madrasah aliyah Pondok Pesantren Al Amanah Junwangi Sidoarjo menjelaskan bahwa sampah bungkus-bungkus plastik dan sachet akhirnya di bakar dan efeknya menimbulkan pencemaran udara. Kekhawatiran ini mendorong Nina, panggilan Aeshnina untuk bersurat kepada Jokowi, presiden NKRI untuk deklarasikan Sekolah bebas sachet.

Selasa, 17 Januari 2023

Oops! Sungai-sungai di Bali Terkontaminasi Mikroplastik

Gede Robi, Vokalis Navicula melakukan uji Kualitas air Sungai Ayung

Jumat  hingga Minggu (13-15 Januari 2023) Tim ekspedisi Sungai Nusantara melakukan deteksi kesehatan Sungai di Pulau Bali, pada 4 lokasi di Kawasan Hulu di Tirta Empul, Tampak siring, Sungai Ayung, Dam  dan Tukad Badung di Kota Denpasar dan menemukan semua lokasi telah terkontaminasi mikroplastik.  air sungai di Pulau Bali telah terkontaminasi Mikroplastik, bahkan dikawasan hulu di Tirta Empul Tampak siring kami menemukan 28 partikel mikroplastik dalam 100 liter air, meskipun jumlah ini relatif kecil jika dibanding temuan-temuan kami  di sungai-sungai lain di Indonesia tetapi temuan ini bisa menjadi warning bahwa mikroplastik telah mencemari sumber-sumber air kita”Ungkap Prigi Arisandi, lebih lanjut peneliti ESN ini menjelaskan bahwa rata-rata ditemukan 170 partikel mikroplastik dalam 100 air liter air sungai di 4 lokasi penelitian.

Senin, 09 Januari 2023

MATARAM : "Kota Sungai Seribu Sampah"

(Mataram, Senin 9/1/2023) Tim ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) berkolaborasi dengan Walhi Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan inventarisasi timbulan sampah plastik di Kota Mataram dan menemukan sungai-sungai atau dalam bahasa Sasak Kokoq telah berubah fungsi menjadi tempat sampah. Kami menemukan fakta bahwa sungai di kota Mataram berubah menjadi Tempat sampah, sampah sachet, tas kresek, Styrofoam, popok bayi dan sampah pakaian “ . Ungkap Bima Bani Perkasa, Tim investigasi yang beranggotan Peneliti dan Relawan Walhi NTB  Bima bani perkasa, Angga putradi, Mathori abdul wahid dan Nelda Hannia serta Peneliti ESN Prigi Arisandi dan Amiruddin  Muttaqin mengambil sampel air pada 5 lokasi di Kali Ning, Kokoq Jangkuk dan Sungai Meninting dan rata-rata 290 Partikel Mikroplastik dalam 100 liter air.

Jumat, 06 Januari 2023

SUNGAI-SUNGAI PULAU LOMBOK TERCEMAR MIKROPLASTIK


Walhi NTB, Gema Alam NTB dan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara selama 30 Desember 2022 hingga 4 Januari 2023 Telah melakukan deteksi kontaminasi mikroplastik Sungai-sungai di Pulau Lombok, di Lombok Timur (Kokog Belimbing), Lombok Tengah (Tebelo Kuta), Kota Kupang (Kali Ning dan Kokokq Jangkuk) dan Lombok Barat (Meninting) dari Lima sungai yang diuji kadar mikroplasiknya di temukan bahwa semua sungai telah terkontaminasi Mikroplastik dengan rata-rata 265 partikel Mikroplastik dalam 100 liter.

Tabel Kontaminasi Mikroplastik pada Air Sungai di Pulau Lombok

No

Lokasi

Fiber

Filamen

Fragmen

Granula

Jumlah

1

Kali Ning

320

26

12

53

411

2

Kokoq Jangkuk - Udayana

162

42

31

0

235

3

KokoqJangkuk - Ampenan

180

66

30

0

276

4

Meninting

70

130

62

10

272

5

Gegerung

96

82

78

0

256

6

Belimbing

190

55

15

0

260

7

Tebelo Kuta

90

34

26

0

150

1108

435

254

63

1860

Jika dibandingkan dengan kontaminasi di  Wilayah lain di Indonesia jumlah 265/100 liter masuk dalam kategori kecil, dibandingkan dengan sungai-sungai di Jawa Timur 636/100 Liter namun perlu diingat dengan populasi Penduduk di Jawa Timur yang mencapai 40 juta penduduk.

1.       Kali Ning yang berada dalam kota Mataram, sepanjang aliran sungai ini masyarakat bebas membuang sampah plastik ke sungai ditambah dengan tingginya populasi yang ada di sepanjang Kali Ning. Posisi

2.       Kokoq Jangkuk yang menjadi berkumpulnya semua aliran sungai di kota Mataram.

3.       Sungai Meninting, aliran sungai ada di kabupaten Lombok barat, di beberapa desa tidak memiliki system pengangkutan sampah sehingga sampah penduduk dibuang langsung ke sungai Meninting

4.       Sungai Belimbing, Kabupaten Lombok Timur di Kota Selong,

5.       Sungai Tebelo, Kabupaten Lombok Tengah sedang berkembang wisata, limbah cair dan sampah dari homestay turut menyumbangkan pencemaran sampah plastik


Kamis, 05 Januari 2023

Waiting for Government Action for Plastic Waste Free Rivers

Nusantara Rivers Expedition motorcycle

Community participation in efforts to prevent environmental pollution through complaints.

Knowing the pollution and damage to the river in the vicinity, the community must actively participate in monitoring, because the active role of the community in protecting and managing the environment is regulated as protected in Law Number 32 Concerning Environmental Protection and Management article 70. In addition, the community can also see the Minister of Environment Number P. 22/MENLHK/SETJEN/SET.1/3/2017 Concerning Procedures for Management of Complaints of Alleged Environmental Pollution and Damage, guided by these two regulations, the community can actively make complaints by coming directly to the Environmental Service office verbally or through written complaint letters regarding environmental pollution according to the complaint mechanism contained in the regulation.

Rabu, 04 Januari 2023

Plastic Waste Contributing to River Pollution in Indonesia


Trash and Domestic Waste is the Biggest Contributor to River Pollution

77.2% stated that pollution indicators were easy to find plastic waste (38.8%) and domestic liquid waste, while 15% stated that the source of pollution came from industrial liquid waste. 7.8% of respondents stated that river pollution comes from deforestation, pesticides from agricultural activities, oil palm plantations, mining, mining and B3 waste.

Selasa, 03 Januari 2023

Government Ignores River Management in Indonesia

 

Ning River at Mataram City NTB covered with Plastic Waste (3/1/2023)

(Mataram City, NTB, Wednesday 4/1/2023)The Nusantara River Expedition Team from March 2022 to December 2022 has conducted a survey on public perceptions of river management in Indonesia with a total of 1188 respondents who are domiciled in 166 cities in 30 provinces. 92% of respondents stated that the river ecosystem is very important for human life and supports Indonesia’s development, but 82% stated that the Indonesian government still ignores river management in Indonesia, the impact is that 68 Indonesian rivers are polluted with microplastics originating from shards of plastic waste thrown into rivers, Indonesia is a country the second fastest in the world in the extinction of freshwater fish. Apart from domestic (household) waste, namely waste and liquid waste, industrial waste, deforestation, mining activities, and palm oil and agricultural plantation activities pay for pollutants, pesticides, and fertilization. Indonesian people need the information to get to know the river better.

Senin, 02 Januari 2023

IGNORING PLASTIC WASTE MANAGEMENT, INDONESIAN RIVER FLOODED WITH MICROPLASTIC


Sachet trash covers the floor of the mangrove forest at the mouth of
theDonggala river, Central Sulawesi



"Microplastics are found in almost all Indonesian rivers, only in the Way Sekampung water source, and the upstream area of Bengkulu province, to be precise in Rindu Hati Village, we did not find microplastics," said Rafika Aprilianti, further this Ecoton researcher explained that microplastics in river water will threaten human health. because 84% of the raw material for drinking water for the Indonesian population comes from surface water, efforts are needed to control the source of microplastics that are discharged into rivers from plastic waste and industrial waste, especially paper and textile factories.

SAMPAH PRODUK PT WINGS PALING BANYAK DITEMUKAN CEMARI PANTAI LABUAN HAJI

Aktivis GEMA ALAM NTB melakukan Brand Audit di Pantai Labuan Haji

Selong, NTB (1/1/2023) Gerakan Masyarakat Cinta Alam Nusa Tenggara Barat (Gema Alam NTB), Organisasi Mahasiswa [Pecinta Alam (OASISTALA) Nusa Tenggara Barat, Karang Taruna Serawah Mimbar Kelurahan Sekar Teja Kota Selong NTB dan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) dalam aksi Jelajah Sungai Belimbing melakukan kegiatan Brand Audit untuk mengetahui jenis dan produsen sampah plastik yang banyak dijumpai tertimbun di Muara Sungai Belimbing Labuhan Haji."Brand audit dilakukan dengan memungut sampah sachet yang ada di Sungai Belimbing dan pantai Labuan Haji, kemudian kami mengumpulkan sampah sachet berdasarkan brand atau merk seperti So Klin, Kopi Yes, Masako, Rinso, Royco, Marimas dan bungkus mie Instan kemudian diklasifikasikan berdasarkan produsennya seperti bungkus mie sedap dan SoKlin yang diproduksi oleh PT Wings " Ujar Apriandi Hidayat.

Minggu, 01 Januari 2023

SAMBUT 2023 GEMA ALAM NTB AJAK BEBASKAN LABUAN HAJI DARI SAMPAH PLASTIK

 

Aksi Aktivis Lingkungan Kota Selong di Pantai Labuan Haji (1/1/2023)
Minggu (1/1/2023) Mengawali Tahun 2023 Gerakan Masyarakat Cinta Alam Nusa Tenggara Barat (Gema Alam NTB), Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (OASISTALA) Nusa Tenggara Barat, Karang Taruna Serawah Mimbar Kelurahan Sekar Teja Kota Selong NTB  dan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) melakukan Aksi damai di atas tumpukan sampah muara Sungai Belimbing di Labuan Haji. "Melalui Aksi ini kami ingin mengajak segenap komponen Masyarakat di Kabupaten Lombok Timur khususnya Kota Selong untuk berperilaku bijak atas sampah yang kita hasilkan, peran perempuan harus dikedepankan untuk mengelola sampah" Ungkap Haiziah Gazali, lebih lanjut Ketua Gema Alam NTB mengingatkan bahwa penanganan sampah plastik harus dilakukan di hulu dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan di hilir dengan sistem pengelolaan dan pemanfaatan sampah agar tidak membebani lingkungan.

ABAIKAN PENGELOLAAN SAMPAH, SUNGAI-SUNGAI KOTA SELONG DIPENUHI SAMPAH PLASTIK

 

Sungai di Jl Raya Masbagik Kota Selong Penuh dengan sampah (1/1/2023)
Pengelolaan Sampah di Kota Selong, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat tidak menjadi prioritas Pemerintah sehingga sungai-sungai di Kota Selong di penuhi sampah plastik. Padahal dalam PP 22/2021 menyebutkan bahwa sungai-sungai yang ada di Indonesia harus Nihil Sampah. "Sudah ada aturan yang menyatakan sungai Nihil sampah, jika masih ditemukan sungai dikota Selong penuh sampah ini menunjukkan bahwa Pemkab Lombok Timur tidak serius menangani sampah, sudah sepatutnya ada upaya gugatan pada Bupati karena abai dalam menjaga sungai bersih dari sampah" Ujar Kholid Basyaiban, Koordinator Advokasi Lembaga kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton). 

Populer