Selasa, 23 Februari 2021

TERIPANG SELAT MADURA MENGANDUNG MIKROPLASTIK MUPALAS AJAK KURANGI GUNAKAN SACHET

 Terdeteksi 92 partikel mikroplastik dalam setiap ekor teripang yang diambil dari selat madura, kondisi ini mengkhawatirkan karena Teripang merupakan primadona seafood yang banyak dijadikan cemilan. Jika mikroplastik tertelan kedalam tubuh manusia maka bisa menyebabkan gangguan hormone dan disfungsi seksual. Untuk mengendalikan mikroplastik di perairan selat Madura Mupalas mengajak masyarakat melakukan pengurangan pemakaian plastik sekali pakai

Teripang merupakan komponen penting dalam rantai makanan (food chain) di daerah terumbu karang dengan asosiasi ekosistemnya pada berbagai tingkat trofik (trophic levels), berperan penting sebagai pemakan deposit (deposit feeder) dan pemakan suspensi (suspensi feeder). Deposit feeder adalah cara makan hewan mendapatkan makananya dengan mengumpulkan partikel kecil berupa detritus beserta mikroorganisme terkecil (bakteri pengurai) yang mengendap di dasar substrat. Dengan cara deposit feeder ini kelemahan teripang dalam memilih makanan adalah ia tidak mampu membedakan antara mikroorganisme dan mikroplastik. Menurut penelitian yang diterbitkan pada jurnal Scientific Reports pada tahun 2016, invertebrata seperti teripang dan kerang menghadapi kesulitan dalam bereproduksi ketika ada mikroplastik di dalam tubuh mereka.

Tim Peneliti Mahasiswa Pecinta Alam Mahasiswa Universitas Muhammadiya Surabaya (Mupalas) mengambil sampel teripang pada tanggal 07 Februari 2021 di Selat Madura dengan satu lokasi yang sama pada titik koordinat -6o55’51” LS 112o 27’8” BT .”menurut nelayan lokasi pengambilan sample merupakan habitat Teripang” ungkap Randu Ketua Mupalas.

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik telah terkandung dalam pencernaan teripang. pada saluran pencernaan teripang memiliki jenis fiber, filamen, fragmen dan granule Mikroplastik jenis fiber ini kemungkinan berasal dari kegiatan nelayan dilaut seperti kapal, jaring, dan lain lain (Katsanevakis dan Katsarou, 2004). "filamen biasanya berasal dari remahan kantong plastik, kemasan makanan dan sachet, perlu kita memulai kurangi konsumsi makanan dan personal care dengan wadah sachet, agar teripang minim mikroplastik," Ungkap Randu mahasiswi Semester 8 Universitas Muhammadiya Surabaya.


  Selain dari hasil aktivitas laut, mikroplastik juga berasal dari sungai yang bermuara ke laut yang disumbang dari hasil aktivitas antropogenik di darat seperti limbah rumah tangga, limbah industri dan sampah plastik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Selat Madura telah tercemar mikroplastik karena adanya aktivitas di darat yang menghasilkan pencemaran khususnya sampah plastik dan diperparah dengan aktivitas di laut oleh nelayan.

 Dampak mikroplastik Karena ukurannya yang kecil, mikroplastik dapat dengan mudah memasuki rantai makanan di lautan. Aneka organisme laut, seperti zooplankton, udang, bivalvia, ikan, dan paus, telah dilaporkan menelan mikroplastik (Cole et al., 2013; Lusher et al., 2015; Ferreira et al., 2016).

Partikel mikroplastik dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan, seperti: stres patologis, stres oksidatif, komplikasi reproduktif, dan penghambatan laju pertumbuhan, pada organ-organ. Selain itu, bahan kimia beracun dapat melekat pada mikroplastik karena luas permukaan spesifiknya yang besar dan kemampuan adsorpsi yang kuat. Akibatnya, bahan kimia yang melekat ini dapat menimbulkan risiko besar bagi organisme laut (Reisser et al., 2015). Sebagai vektor patogen dan polutan beracun, akumulasi mikroplastik pada hewan pada akhirnya dapat ditransfer ke manusia melalui rantai makanan, dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah (Wang et al., 2016).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer