Kamis, 04 Desember 2025

GROWGREEN : "HANYA ORANG PRIMITIF YANG HOBBY BAKAR SAMPAH PLASTIK"

Aksi teatrikal Membakar sampah plastik
didepan Grahadi Kamis (4/12/2025)

Surabaya (Kamis, 4/12/2025)— Grow Green dan Ecoton melaksanakan aksi “Stop Pembakaran Plastik, Cegah Hujan Mikroplastik” di depan Gedung Grahadi, Surabaya, pada Kamis, 4 Desember 2025, dari pukul 11.00 hingga 16.00 WIB, 15 orang aktivis melakukan aksi teatrikal dengan menampilkan 5 orang berpakaian ala primitif sambil membakar sampah plastik dan dari asapnya diilustrasikan keluar mikroplastik yang mengepul keangkasa, Mikroplastik yang dilepas berupa potongan serpihan plastik. Aksi ini banyak menarik perhatian pengguna jalan Pemuda di Depan Gedung negara Grahadi. Aksi ini mengecam perilaku masyarakat yang masih gemar membakar sampah plastik padahal membakar sampah plastik menghasilkan gas furan, dioksin dan senyawa plastik kimia beracun yang mengancam kesehatan masyarakat. "
Hanya orang primitif yang hobbynya bakar-bakar sampah plastik, karena mereka tidak tahu dampak kesehatan membakar sampah plastik" ungkap Anjar Bintoro Aji Mujiono, lebih lanjut koordinator aksi Growgreen ini memberikan peringatan kepada masyarakat Surabaya akan bahaya pembakaran sampah plastik yang menjadi salah satu penyumbang utama mikroplastik di udara dan air hujan.


Aksi ini diawali dengan teatrikal yang melibatkan lima orang berpakaian menyerupai manusia primitif yang sedang membakar tumpukan sampah. Teatrikal tersebut menyimbolkan bahwa perilaku membakar sampah, terutama sampah plastik, merupakan tindakan yang tidak mencerminkan pola pikir manusia modern dan beradab. Pesan yang ingin disampaikan melalui pertunjukan ini adalah bahwa hanya “manusia primitif” yang masih menganggap pembakaran sampah sebagai solusi, padahal tindakan tersebut justru memperparah kerusakan lingkungan dan mengancam kesehatan manusia.

Selain teatrikal, para peserta aksi juga melakukan orasi seruan  himbauan kepada  masyarakat untuk menghentikan pembakaran sampah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, serta meningkatkan kesadaran warga tentang bahaya mikroplastik. 

Koordinator aksi, Anjar Bintoro Aji Mujiono, menyampaikan bahwa Surabaya saat ini sudah berada dalam kondisi krisis mikroplastik yang serius. Ia menegaskan bahwa partikel-partikel plastik berukuran sangat kecil tersebut tidak hanya mencemari sungai atau tanah, tetapi juga telah berada di udara dan air hujan. Kondisi ini dikhawatirkan akan semakin memburuk apabila praktik pembakaran sampah terus dibiarkan.

“Saat ini, di Surabaya sudah terjadi krisis mikroplastik. Mikroplastik telah mencemari air hujan dan udara di Surabaya. Maka dari itu, kami ingin menghimbau para warga Surabaya untuk stop melakukan pembakaran sampah. Karena pembakaran sampah bukanlah solusi, justru itu akan menambah masalah yang jauh lebih besar,” ujar Anjar di sela-sela aksi.

Ia menambahkan, masih banyak masyarakat yang menganggap membakar sampah sebagai cara paling mudah dan cepat untuk menghilangkan tumpukan sampah di sekitar rumah. Padahal, proses pembakaran, khususnya terhadap plastik, akan melepaskan zat beracun ke udara yang dapat terhirup oleh manusia dan pada akhirnya berdampak pada kesehatan dalam jangka panjang.

Senada dengan hal tersebut, Founder ECOTON, Prigi Arisandi, mengungkapkan bahwa mikroplastik kini sudah ditemukan dalam berbagai bagian tubuh manusia, termasuk darah, ketuban, dan air seni ibu hamil. Temuan ini menunjukkan bahwa ancaman mikroplastik bukan lagi isu lingkungan semata, melainkan telah menjadi persoalan kesehatan yang sangat serius.

“Saat mikroplastik sudah masuk ke dalam organ tubuh kita, saatnya kita berpikir ulang tentang penggunaan plastik sekali pakai, terutama untuk wadah makanan. Yang kedua, sudah saatnya kita benar-benar berhenti membakar sampah plastik yang menyumbang sekitar 55 persen sumber mikroplastik di dalam air hujan,” kata Prigi.

Menurutnya, langkah paling sederhana yang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, membawa wadah sendiri saat membeli makanan atau minuman, serta memilah sampah rumah tangga secara lebih bertanggung jawab. 

Melalui aksi ini, ECOTON dan Grow Green berharap masyarakat Surabaya mulai menyadari bahwa persoalan sampah bukan hanya soal kebersihan lingkungan, tetapi juga berkaitan langsung dengan keberlangsungan hidup dan kesehatan generasi mendatang. Mereka menegaskan bahwa perubahan harus dimulai dari kebiasaan sehari-hari, termasuk berhenti membakar sampah dan beralih pada cara pengelolaan yang lebih aman dan ramah lingkungan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer