Rabu, 23 Juli 2025

MALANG TERANCAM MIKROPLASTIK, WASPADAI JANTUNG MANUSIA TERCEMAR MIKROPLASTIK

Jalur Mikroplastik masuk kedalam Darah

Malang, 23 Juli 2025, Komunitas MARAPAIMA dan Ecoton telah melakukan penelitian mikroplastik dalam darah, urin, dan amnion dalam tubuh manusia. Amalia Putri Kurniawati, Marshanda Rachma Maulida dan Muhammad Alvin Alvianto, mahasiswa Departemen Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang (Kesmas UM).  “Dalam darah ditemukan 88 partikel dari 26 sampel (didominasi jenis fragmen), lalu pada amnion sebanyak 107 partikel/ 11 sampel (didominasi jenis fiber), serta pada urin sebanyak 52 partikel/ 9 sampel (didominasi jenis fiber)” Ungkap Alvin Alvinato, lebih lanjut mahasiswa Semeter 6 Kesmas UM menjelaskan bahwa  sampel darah, urin dan amnion terkontaminasi PET (polietilena tereftalat) yang merupakan penyusun kemasan Air Minum, Padahal PET mampu menembus selaput darah-otak dan berimplikasi pada penurunan kognitif serta risiko demensia. Mikroplastik masuk ke tubuh melalui udara, makanan, dan kulit, dengan estimasi 53.700 partikel terhirup per orang/tahun, dan berpotensi merusak sel, hormon, serta membahayakan janin. Krisis ini makin serius karena lebih dari 16.000 bahan kimia menyusun plastik, termasuk BPA yang bersifat toksik dan mengganggu hormon.


Kota Malang
kini di ambang krisis sampah plastik: setiap hari kota ini memproduksi rata‑rata 778,34 ton sampah, di mana plastik menyumbang 13,7 % setara lebih dari 106 ton limbah plastik per hari yang terus menumpuk di TPA Supit Urang. Namun upaya pemerintah kota selama ini hanya sebatas menerbitkan Surat Edaran Wali Kota Malang No. 8/2021 tanpa diikuti langkah nyata seperti pengawasan ketat, insentif untuk pelaku usaha, atau sanksi bagi yang melanggar, sehingga sektor kafe dan UMKM masih bebas bergantung pada kemasan sekali pakai. Kurangnya efektivitas penanganan ini memperparah akumulasi sampah plastik, mengancam kebersihan dan kesehatan masyarakat, dan menuntut perubahan kebijakan yang jauh lebih tegas dan komprehensif.

Proses penyerapan mikroplastik ke dalam darah manusia dimulai dari saluran pencernaan dengan tahapan berikut:

1.    Opsonisasi, proses protein membungkus permukaan mikroplastik (vesikel), agar mampu melewati lapisan mukus, yaitu lendir pelindung pada dinding usus yang menjadi penghalang awal terhadap zat asing

2.    Absorbsi, proses penyerapan mikroplastik oleh usus halus, tempat utama penyerapan zat dalam tubuh.

3.    Proses masuk mikroplastik:

A.    Transitosis, proses yang terjadi melalui beberapa mekanisme oleh sel usus, celah antar sel (paracellular transport), atau ditangkap oleh sel imun (M cells, makrofag, dan sel fagosit migran).

B.     Eksositosis, proses masuknya mikroplastik melewati lapisan mukus, yaitu lendir pelindung pada dinding usus yang menjadi penghalang awal terhadap zat asing dengan melepaskan vesikel ke dalam jaringan di bawah lapisan usus, lalu masuk ke pembuluh darah kapiler dan terbawa oleh aliran darah serta tersebar ke organ tubuh (jantung, otak, paru-paru, dan hati).

 

Dampak Mikroplastik Dalam Tubuh Manusia


Mikroplastik berdampak serius pada berbagai organ manusia. Di paru-paru, partikel ini dapat menumpuk akibat gravitasi, merusak epitel, memicu inflamasi, serta meningkatkan risiko asma, bronkitis kronis, emfisema, hingga kanker paru. Pada sistem saraf pusat, jenis PE dan PET mampu menembus sawar darah-otak, menurunkan daya ingat dan konsentrasi, serta dikaitkan dengan demensia, depresi, dan kecemasan. Dalam sistem reproduksi, mikroplastik yang ditemukan di air mani, testis, cairan folikel, dan endometrium menurunkan kualitas sperma, mengganggu hormon FSH, dan membahayakan kesuburan serta perkembangan embrio. Selama 50 tahun terakhir, kualitas air mani pria global menurun, sementara mikroplastik juga merusak fungsi ovarium dan keseimbangan hormon.

Dinda Auliyatus Saidah, Nabilatun Nasaroh dan Paksi Samudro, mahasiswa Departemen Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang, menjelaskan bahwa mikroplastik terdeteksi dalam plasenta, urin, dan cairan ketuban, menimbulkan stres oksidatif, gangguan hormonal, dan kerusakan DNA janin. Dalam saluran pencernaan, mikroplastik masuk lewat makanan dan menetap di usus, lambung, hati, serta pankreas, menyebabkan inflamasi, resistensi insulin, dan dikaitkan dengan kanker pankreas. Di sistem kardiovaskular, mikroplastik menyebabkan peradangan, gangguan pembekuan, aritmia, apoptosis sel jantung, dan fibrosis, sehingga meningkatkan risiko gagal jantung dan stroke.

Seruan Aksi

Melalui aksi damai Plastic Free July 2025 yang bertajuk “Waspadai Jantung Manusia Terkontaminasi Plastik” Komunitas MARAPAIMA dan Yayasan ECOTON menyerukan tindakan tegas dari seluruh pihak untuk menghentikan krisis mikroplastik yang kini telah ditemukan dalam darah, paru-paru, plasenta, hingga otak manusia. Mikroplastik bukan lagi sekadar persoalan lingkungan ini adalah darurat kesehatan publik global.

1.      Mendorong Pemerintah Kota Malang untuk mengganti surat edaran No. 8/2021 dengan regulasi pelarangan plastik sekali pakai, menerapkan sanksi bagi pelaku usaha yang masih menggunakan plastik sekali pakai, dan mendukung sistem isi ulang dan kebijakan berbasis kesehatan masyarakat

2.      Mendorong pelaku usaha, kafe, dan UMKM untuk menghentikan penggunaan kemasan plastik sekali pakai terutama jenis plastik PET dan Polystyrene serta menggunakan kemasan ulang yang aman dan transparan bagi konsumen

3.      Mendorong masyarakat untuk mulai beralih ke gaya hidup bebas plastik, mendorong sistem isi ulang, menolak produk berkemasan plastik berlebih khususnya jenis plastik PET (botol plastik minum sekali pakai) dan Polystyrene (styrofoam, tutup gelas kertas, wadah makan plastik) yang paling banyak ditemukan pada tubuh manusia, dan secara aktif menyuarakan hak atas lingkungan dan tubuh yang sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer