(Gresik, 16/Januari/2025) "Instalasi ini kami adaptasikan dari karya instalasi Von Wong, saat kami bertemu di Ottawa, Kanada saya berdiskusi dan beberapa waktu lalu saya menghubungi Von Wong untuk menduplikasi karyanya berupa kran yang mengalirkan plastik" Ungkap Nina, Penerima IDN times Youth Climate Warrior 2025 menambahkan bahwa seni instalasi ini juga di tambahi dengan fakta yang terjadi saat ini berupa produksi sampah plastik yang berlebihan, sehingga dalam instalasi ini terdapat 2 replika manusia yang tenggelam dalam sampah plastik dan patung bayi yang terlilit plastik Instalasi Seni berupa Kran yang mengalirkan plastik terpasang di depan Museum Sampah Plastik komunitas River Warrior Di Desa Wringinanom.
“Instalasi kran plastik ini adalah pesan kami kepada semua pihak untuk segera menutup kran yang mengalirkan sampah plastik agar bumi kita tidak banjir plastik” ungkap Aeshnina Azzahara aqilani, lebih lanjut Koordinator Komunitas River Warrior ini menjelaskan bahwa saat ini bumi sedang mengalami krisis iklim yang disebabkan oleh krisis plastik. “Sampah plastik yang tidak terkelola telah mencemari laut, Indonesia menjadi negara ketiga setelah India dan Nigeria yang menyumbangkan sampah plastik kelautan” ungkap Nina, panggilan Aeshnina Azzahara aqilani.
Instalasi seni yang dibuat oleh Komunitas River warrior Indonesia ini berupa kran logam kuningan yang memancarkan sampah botol plastik setinggi 3,5 meter, sampah plastik menenggelamkan 2 replika manusia yang membawa poster bertuliskan Stop Produksi Plastik dan Stop Polusi Plastik. Selain 2 replika manusia ditampilkan juga janin bayi berwarna merah yang terlilit plastik. "Instalasi seni ini menggambarkan kondisi krisis plastik yang menenggelamkan manusia dalam sampah plastik dan bayi-bayi dalam kandungan ibu yang terlilit plastik, melalui seni instalasi ini kami ingin mengajak semua umat manusia untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menghentikan produksi plastik" kata Nina.
Stop Produksi plastik akan Mengurangi polusi & Krisis iklim.
”Krisis Iklim yang kita rasakan saat ini salah satunya di Sebabkan
Produksi plastik yang menyumbang emisi karbon” Ujar Nina, lebih lanjut nina
Menjelaskan Menurut laporan Center for International Environmental Law,
produksi plastik global menyumbang sekitar 3,8% dari emisi gas rumah kaca
dunia.
Plastik berkontribusi pada perubahan iklim karena Plastik terbuat dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan gas alam. Proses ekstraksi, penyulingan, dan pembuatan plastik menghasilkan emisi gas rumah kaca, termasuk karbon dioksida (CO₂) dan metana (CH₄). Menurut Nina Sampah plastik yang tidak terkelola umumnya akan di bakar (57% penduduk Indonesia menangani sampah dengan membakar) sedangkan sampah plastik yang ditimbun di Tempat Pembuangan Sampah Akhir akan melepaskan gas berbahaya seperti karbon dioksida dan metana.
“Indonesia masuk dalam kategori poluter sampah Plastik di laut,
mencemari laut juga merusak ekosistem laut, termasuk fitoplankton, yang penting
dalam menyerap karbon dan mengatur iklim” Ungkap Nina Siswi kelas XII SMA
Muhammadiyah 10 Gresik
Mengurangi Plastik Sekali Pakai
“Mengurangi Penggunaan plastik sekali pakai dapat membantu mengatasi perubahan iklim Karena akan mengurangi emisi dari proses produksi, penggunaan, dan pembuangannya. Langkah ini juga melindungi ekosistem laut dan mendukung inovasi bahan yang lebih ramah lingkungan. Dengan beralih ke guna ulang, mengurangi plastik sekali pakai, kita dapat mengurangi dampak negatif plastik sekaligus memperlambat laju pemanasan global” Ungkap Nina.
Menurut Nina penggunaan plastik sekali pakai untuk sehari-hari terutama
untuk bungkus makanan sangat berbahaya dan tidak higenis, karena plastik
mengandung racunan kimia aditif seperti bisfenol A (BPA), ftalat, dan styrene,
memiliki dampak serius terhadap kesehatan manusia. Bahan kimia ini sering
digunakan dalam produksi plastik untuk meningkatkan fleksibilitas, kekuatan,
atau ketahanan, tetapi dapat terlepas ke dalam makanan, minuman, atau udara
kita, terutama jika plastik terpapar panas. Paparan jangka panjang terhadap
racun ini dapat mengganggu sistem endokrin, menyebabkan ketidakseimbangan
hormon yang berisiko terhadap perkembangan janin, pubertas dini, dan
infertilitas. Selain itu, beberapa senyawa, seperti styrene, telah dikaitkan
dengan risiko kanker, gangguan saraf, dan kerusakan organ vital seperti hati
dan ginjal. Dengan meningkatnya sampah plastik di lingkungan, manusia juga
terpapar mikroplastik yang dapat membawa bahan kimia berbahaya ke dalam tubuh
kita, memperburuk dampak kesehatan manusia dan lingkungan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai sangatlah penting
untuk melindungi kesehatan manusia.
"Saat ini mikroplastik mulai mengancam kesehatan manusia karena
telah ditemukan dalam organ tubuh manusia, penyebabnya adalah pola konsumsi
masyarakat yang memanfaatkan plastik sekali pakai secara masif, perlu upaya
yang luar biasa untuk menghentikan polusi plastik" tegas Nina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar