Rafika Aprilianti memberikan informasi tentang Mikroplastik(11/10) |
Acara dimulai dengan pemaparan hasil penelitian oleh Mery Dian Anggraini, Kepala UPTD Laboratorium Lingkungan DLH Kota Probolinggo. Ia menjelaskan bahwa “Sungai Umbul, salah satu sungai di Kota Probolinggo yang dipantau secara rutin setiap tahun, pada pemantauan Maret dan Juli 2024 menunjukkan hasil yang tidak memenuhi baku mutu pada beberapa parameter, seperti nitrat, nitrit, timbal terlarut, fecal coliform, dan total coliform. Berdasarkan penelitian UPTD Laboratorium Lingkungan, ditemukan pula kandungan mikroplastik di Sungai Amsterdam sebesar 72 partikel/Liter dan di Sungai Umbul sebanyak 124,5 partikel/Liter. Oleh karena itu, kegiatan clean-up sungai ini sangat penting dilakukan untuk menjaga kebersihan Sungai”
Mery Dian Anggraini, menambahkan Penurunan kualitas air Sungai di Kota Probolinggo juga disebabkan karena masih banyak masyarakat yang membuang tinja ternak ke Sungai secara langsung, akibatnya nilai fecal coliform dan total coliform melebihi baku mutu. Untuk memperbaiki kualitas air Sungai di Kota Probolinggo yang kualitas air nya menurun tersebut, maka Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo berencana untuk mengedukasi masyarakat untuk membuat biogas sebagai solusinya.
Selanjutnya, Rafika
Aprilianti, Kepala Laboratorium Mikroplastik ECOTON, memaparkan tentang bahaya
"Indonesia Darurat Mikroplastik." Ia menjelaskan bahwa mikroplastik
berasal dari pencemaran plastik di lingkungan yang terurai menjadi
partikel-partikel kecil berukuran kurang dari 5 milimeter. Mikroplastik ini,
beserta senyawa kimia penyusunnya, memiliki potensi bioakumulasi dalam tubuh
organisme dan dapat berpindah dalam rantai makanan melalui proses
biomagnifikasi. Konsentrasi mikroplastik akan semakin tinggi pada predator
puncak, termasuk manusia. Mikroplastik yang ditemukan dalam sistem reproduksi
manusia diduga dapat mengganggu kesehatan reproduksi.
Sosialisasi tersebut
disambut antusias oleh masyarakat yang berkomitmen untuk lebih peduli terhadap
kebersihan lingkungan, terutama ekosistem sungai di Kota Probolinggo. Kepala
Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo, Retno Wandansari, S.Pt., M.P.,
menekankan bahwa kebiasaan masyarakat membuang sampah ke sungai harus segera
dihentikan, karena plastik yang terbuang ke Sungai selanjutnya akan mengalir
dan mencemari laut serta mencemari biota laut, yang selanjutnya juga berpotensi
mengontaminasi manusia melalui rantai makanan. Ia juga mendukung pengurangan
plastik sekali pakai dengan mendukung implementasi refill store dan berjanji
untuk menginisiasi program tersebut melalui koperasi yang berafiliasi dengan
DLH Kota Probolinggo.
Kegiatan ditutup dengan
aksi bersih-bersih Sungai Umbul, sampah yang didapatkan meliputi sampah
Styrofoam, kantong plastik, sachet, sedotan, popok sekali pakai, yang mana jumlah
sampah yang mendominasi adalah sampah Styrofoam. Sampah-sampah ini diangkut
oleh petugas DLH Kota Probolinggo menggunakan pick up sampah.
Kegiatan Sosialisasi
dan Clean-Up Gerakan Kali Resik Bebas Mikroplastik kali ini diharapkan agar
masyarakat tidak lagi membuang sampah, terutama sampah plastik, ke sungai yang
masih difungsikan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
melgairi tanaman, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
Penutupan acara ini
menguatkan komitmen semua pihak untuk terus menjaga kebersihan sungai, dengan
harapan bisa mewujudkan lingkungan yang lebih sehat dan bebas mikroplastik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar