Senin, 30 September 2024

Mencontoh Korea Selatan dan California, Ecoton Usulkan Penetapan Baku Mutu Mikroplastik


Darurat Mikroplastik menjadi perhatian serius penduduk dunia, salah satu indikator adalah masifnya kajian-kajian terkait kontaminasi mikroplastik dalam tubuh manusia. Gambar disamping menjelaskan bahwa organ-organ vital manusia seperti : otak, jantung, pembuluh darah, ginjal, plasenta, paru-paru dan tulang telah ditemukan mikroplastik, bahkan bagian sensitif pria dalam reproduksi (penis dan spermanya) telah tercemar mikroplastik.  Upaya Pengajuan baku mutu mikroplastik oleh  ecoton pada pemerintah Indonesia mengikuti jejak Korea Selatan dan California, di mana kedua wilayah tersebut telah memulai proses penetapan standar baku mutu mikroplastik untuk melindungi lingkungan dan kesehatan warganya. Korea Selatan telah mengajukan rancangan undang-undang yang komprehensif, sementara California juga berkomitmen untuk mengurangi emisi mikroplastik melalui regulasi yang ketat. "Melalui penerapan standar baku mutu mikroplastik, Indonesia dapat mengambil langkah progresif dalam menjaga kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat dari ancaman mikroplastik" ungkap rafika Aprilianti, kepala laboratorium ecoton. 

MENGENTASKAN SUNGAI INDONESIA DARI MIKROPLASTIK, ECOTON SOMASI JOKOWI

Gambar sampah plastik memenuhi muara sungai di Kota Ternate
70% sampah plastik dilautan berasal dari sungai-sungai. Sungai menjadi sarana
pembawa sampah dari daratan akibat buruknya pelayanan sampah pemerintah.
Sampah plastik terpecah menjadi mikroplastik yang meracuni rantai makanan. 
Padalah dalam PP 22/2021 Sungai-sungai Indonesia nihil sampah

10 Tahun terakhir sungai-sungai di Indonesia tenggelam dalam sampah plastik, sungai-sungai besar di Bekasi, Bandung, Surabaya, Banyuwangi, Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia dipenuhi sampah plastik. "Sungai – sungai Indonesia tidak menjadi prioritas dalam pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya air pada Era Jokowi, sehingga sungai dijadikan tempat sampah"Ungkap Rulli Mustika Adya, lebih lanjut Pengacara Lingkungan Hidup Ecoton ini menjelaskan dampak sampah plastik di sungai menimbulkan kontaminasi racun mikroplastik dalam bahan baku air minum. Sebanyak 37 Wilayah Sungai Lintas Provinsi (WSLP) dan Wilayah Sungai Strategis Nasional (WSSN) di seluruh Indonesia dalam keadaan darurat pencemaran sampah dan mikroplastik berdasarkan temuan Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN). Kedaruratan ini karena ditemukan sampah sebanyak 25.733 pcs pada 64 lokasi sungai, hasil uji laboratorium kontaminasi mikroplastik pada 82 lokasi sungai seluruh Indonesia dengan kontaminasi tertinggi di Sungai Brantas , Jawa Timur  sebanyak 636 partikel/liter, 3 sungai di Sumatera Utara sebanyak 520 partikel/liter, 7 sungai di Sumatera Barat sebanyak 508 partikel/liter, 8 sungai di Bangka Belitung sebanyak 497 partikel/liter dan sungai di Jawa Tengah sebanyak 460 partikel/liter serta  146 berita media lokal dan nasional yang dihimpun ESN sejak 2021 – 2024 yang mengabarkan tentang pencemaran sampah dan mikroplastik di 37 WSLP dan WSSN tidak mendapat respon serius dari pemerintahan Presiden Jokowi.

TUNTUTAN ECOTON : "PERTANYAAN PRESIDEN HARUS NAMA-NAMA SUNGAI DI INDONESIA, BUKAN NAMA IKAN"

Sungai Ciliwung Penuh dengan Sampah Plastik

"Tuntutan Somasi Ecoton, Mendorong presiden untuk memberikan soal atau pertanyaan kepada masyarakat dalam acara resmi atau kunjungan kerja ke daerah – daerah provinsi dan kabupaten tentang nama-nama sungai di Indonesia yang jumlahnya lebih dari 4000 sungai dan bukan lagi memberikan pertanyaan tentang nama-nama ikan" ungkap Rulli Mustika Adya, lebih lanjut Alumnus Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara Surabaya ini menyebutkan dari 10 tuntutan yang diajukan Ecoton salah satunya adalah Memasukkan pengenalan profil sungai-sungai Lintas Provinsi dan Strategis Nasional dalam mata pelajaran IPA atau pelajaran lain tentang sumber daya alam dan lingkungan hidup di sekolah - sekolah untuk mengenalkan sungai sebagai sumber kehidupan dan sumber daya alam yang harus dijaga dan dipelihara kelestariannya serta dikendalikan sumber pencemaran dan kerusakannya agar sungai dapat dirasakan oleh generasi mendatang.

7 Bukti Indonesia Darurat Mikroplastik

Sachet mencemari Sungai Ciliwung
Indonesia semakin terkenal sejak menjadi negara dengan penduduk paling banyak mengkonsumsi Mikroplastik. "penduduk Indonesia dan Malaysia mengkonsumsi lebih dari 15 gram tiap bulan atau setara dengan 1 kartu ATM, hal ini bisa jadi balasan karena penduduk Indonesia dikenal sebagai penyumbang sampah plastik terbanyak ke lautan global," ungkap Rafika Aprilianti, lebih lanjut Kepala Laboratorium Mikroplastik Ecoton ini menyatakan saat ini Indonesia masuk dalam kategori negara Darurat Mikroplastik karena air sungai, ikan, kerang, kupang atau seafoodnya telah tercemar mikroplastik. Dibawah ini 7 fakta pencemaran mikroplastik di Indonesia.

Jumat, 13 September 2024

GEDUNG GRAHADI DIGEROJOK LIMBAH CAIR : PEMPROV JATIM NGGAK PUNYA HATI UNTUK SUNGAI BRANTAS

 

Jumat (13/September/2024) 20 Orang Aktivis Lingkungan berbagai elemen Dari Mahasiswa Universitas NU Surabaya, Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang dan Komunitas Ronda Sungai Menuangkan Limbah Cair industri di depan Gendung Negara Grahadi. Aksi ini adalah bentuk kekecewaan masyarakat Jawa Timur atas pembiaran pencemaran Sungai Brantas akibat aktivitas Industri dan masyarakat yang terjadi selama lima tahun terakhir. 

"Bila ikan bisa ngomong maka ikan-ikan akan meminta tolong agar mereka diberi kehidupan. selama ini manusia telah melakukan pembuangan limbah cair ke Kali Brantas, manusia-manusia yang membuang sampah plastik ke sungai dan mengotori sungai dengan limbah yang tanpa diolah menyebabkan ikan-ikan di sungai menjadi mati," Teriak Asrori Candra, lebih lanjut Aktivis Lingkungan asli Kediri ini menjelaskan bahwa perilaku industri-industri di Kali brantas adalah perilaku pengecut karena mereka hanya berani membuang limbah kotor mematikan di malam hari, sedangkan disiang hari mereka membuang limbah yang sudah diolah.

Selasa, 10 September 2024

Hasil Audit Kesehatan Ronda Sungai: Sungai Brantas Sakit

 


Komunitas Ronda Sungai Melakukan kegiatan Ngintir Kali, untuk mengaudit Kesehatan Sungai Brantas Segmen Hilir, karena 2024 marak ditemukan industri membuang limbah tanpa diolah dan aktivitas masyarakat membuang sampah kesungai, menjadikan Indonesia menjadi negara Terbesar Ketiga Penyumbang Sampah Plastik

Populer