Jakarta Selatan, 28 Juli 2024 – Berbeda dengan tahun – tahun sebelumnya kegiatan pawai bebas plastic yang diadakan pada tahun 2024 memberikan kesan yang berbeda dan bisa lebih dekat dengan para peserta untuk berdiskusi terkait isu polusi plastic, yang dikemas dalam kegiatan “Piknik Bebas Plastik”. Berbeda dengan 4 tahun sebelumnya yang familiar dengan kegiatan longmarch car free day DKI Jakarta, Event Pawai Bebas Plastik kali ini dikemas melalui serangkaian kegiatan seperti workshop, talkshow, pameran, pertunjukan seni dan kegiatan edukasi lainnya.
Semakin buruknya masalah polusi plastik di Indonesia menjadi latarbelakang kegiatan Piknik Bebas Plastik dilakukan. Disisi lain masalah polusi plastic di Indonesia bukan hanya terjadi di wilayah darat saja, tetapi sudah menyebar hingga ke ekosistem perairan seperti Sungai dan laut. Belakangan ini, banyak penelitian menyebutkan bahwa dampak plastic sekali pakai sudah masuk dan mencemari ekosistem udara. Tidak hanya berdampak pada lingkungan, dampak polusi plastic juga menganggu Kesehatan makhluk seperti hewan, tumbuhan hingga manusia.
”Penelitian terbaru
menyebutkan bahwa mikroplastik yang dihasilkan dari fragmentasi plastic utuh
telah menganggu Kesehatan manusia lewat rantai makanan. Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa mikroplastik telah ditemukan dalam janin, plasenta, sperma,
darah, feses, jantung, dan hati manusia. Selain mikroplastik, ancaman gangguan
kesehatan yang bersumber dari senyawa kimia yang dihasilkan dari pembakaran
plastic seperti dioksin, bisphenol A (BPA), ftalat, timbal, merkuri, dan cadmium, akan memberikan dampak
penyakit kronis seperti kanker, gagal fungsi ginjal, dan penyakit bahaya lain
terhadap manusia”, Ungkap Rafika Aprilianti, S.Si, Kepala
Laboratorium ECOTON Gresik Jawa Timur.
Melihat fakta dampak polusi plastic tersebut, perlu Gerakan Bersama dan kolaborasi dari semua unsur untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai mulai dari rantai plastic dari hulu (produksi plastic), Tengah (rantai pasok) hingga hilir (pola konsumsi hingga menjadi sampah). Jika gerakan bersama tersebut dilakukan, target 70 persen pengurangan sampah plastic di Indonesia pada tahun 2025, dapat tercapai.
Diperkirakan sebanyak 40
persen permintaan plastic di seluruh dunia adalah kemasan plastic sekali pakai.
Hal tersebut dipengaruhi oleh permintaan dan penggunaan plastic di negara –
negara berkembang yang semakin meningkat.
“Tanggung
jawab produsen atas sampah plastik sangat diperlukan, tidak hanya fokus ke
hilir, tapi juga hulu ketika plastik pertama kali diproduksi, produsen FMCG
saat ini baru 18 produsen yang telah mengimplementasikan pilot project Permen
LHK no 75 tahun 2019 tentang peta jalan pengurangan sampah oleh produsen.
Jumlahnya masih sedikit dibandingkan seluruh jumlah produsen di Indonesia dan
tidak ada transparansi serta capaian dari peta jalan pengurangan sampah dari
produsen” ujar Ibar Akbar selaku
Plastics Project Leader Greenpeace Indonesia.
“Perlunya
solusi mengatasi krisis sampah plastik ini mulai dari awal produksi plastik
dengan pengurangan produksi plastik di hulu. Inisiatif yang hanya berfokus
pengurangan sampah di hilir tidak akan selesai jika keran produksi plastik terus
mengalir.” Ujar Abdul Ghofar selaku
Manajer Kampanye Polusi dan Urban Walhi.
Berbicara
mengenai polusi plastic yang semakin parah, kegiatan Piknik Bebas Plastik 2024 juga
menjadi kesempatan BRUIN (Badan Riset Urusan Sungai Nusantara) menyampaikan
temuan tentang kebocoran sampah plastic di Indonesia. Hasil riset dan studi
sensus sampah plastic di 13 provinsi pada tahun 2022 – 2023 tepatnya di 64
titik lokasi disampaikan dalam moment kegiatan piknik bebas plastic. Sampah
kemasan unbranded, sachet, dan gallon sekali pakai ditempel dan dirajut ke
dalam sebuah alat peraga manekin manusia.
“5
manekin terbungkus sampah plastic yang kami bawa dalam event piknik bebas
mengambarkan bahwa terdapat 5 polluter plastic yang sampahnya paling banyak
kami temukan di lingkungan. Peringkat 1
ditempati oleh polluter dari kemasan tanpa merek (unbranded), disusul produsen
(Wings) peringkat 2, (Unilever) peringkat 3, Indofood peringkat (4) dan
terakhir (Mayora) peringkat 5. Alat peraga manekin yang kami bawa, mengambarkan
kondisi Masyarakat yang saat ini banyak bergantung pada kemasan plastic dari
perusahaan, terutama sachet”. Ungkap Muhammad
Kholid Basyaiban, Koordinator Sensus Sampah Plastik BRUIN.
”Kami
juga mengajak para peserta pengunjung untuk memboikot produk kemasan 5 polluter
tersebut agar masifnya konsumsi plastic sekali pakai di Indonesia dapat
diminimaslisir yang kemudian masyarakat dapat beralih kedalam budaya guna ulang”. Tambah
Kholid.
“Piknik
Bebas Plastik menjadi contoh acara publik yang menggunakan protokol guna ulang.
Protokol ini mengharuskan para peserta tidak menggunakan kemasan plastik sekali
pakai dalam praktek tenant makanan dan minuman serta para pengunjung. Melalui
Piknik Bebas Plastik, menjadi bukti nyata bahwa masyarakat bisa melakukan
praktek guna ulang, membawa tempat makan sendiri, tenant makanan dan minuman
juga mampu memfasilitasi praktek guna ulang, seperti dengan menyediakan tempat
pencucian alat makan.” Ungkap Adithiyasanti
Sofia selaku Manager Komunikasi Dietplastik Indonesia.
Pawai
Bebas Plastik menjadi bagian dari kampanye Nasional maupun global yang dikenal
sebagai #PlasticFreeJuly, yang secara khusus berfokus pada pengurangan
penggunaan plastik sekali pakai pada bulan Juli. Para inisiator dari kegiatan
Pawai Bebas Plastik ini terdiri dari Indorelawan, WALHI, Greenpeace Indonesia,
Divers Clean Action, Dietplastik Indonesia, Econusa, Pandu Laut, dan Pulau
Plastik. Pawai Bebas Plastik mengajak organisasi, komunitas dan jaringan
masyarakat untuk bergabung dalam gerakan Pawai Bebas Plastik di kota - kota
lainnya, bersama-sama menyerukan menghentikan krisis plastic.
Narahubung
: Muhammad Kholid Basyaiban – BRUIN (082141870654)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar