![]() |
Aksi Menolak Sachet di Pabrik Unilever Serpon, Tangerang Banten |
Ironisnya saat ini Coca-Cola menjadi salah satu sponsor Konferensi Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP27) di Mesir. "Coca-Cola mensponsori COP27 dan saya menilau ini murni 'greenwash', sebagai upaya mencuci dosa-dosa ekologis, karena mereka faktanya tidak bisa mengelola sampah plastik yang dihasilkan Coca-cola" kecam Sofi Azilan Aini, koordinator River Warriors. Setiap tahun BFFP yang menghimpun beberapa ribu Komunitas di seluruh dunia– mengirimkan relawannya ke empat penjuru dunia untuk mengumpulkan sampah plastik bungkus makanan, minuman, personal care, kosmetik, kebutuhan sehari-hari yang dihasilkan oleh industri, yang berakhir di pantai, sungai, taman, hutan, jalanan, tepi hutan, semak-semak, pinggiran kota dan tempat terbuka lainnya. Relawan BFFP kemudian mengidentifikasi nama merek di balik dan produsen yang memproduksinya. Pada tahun 2022 relawan Break Free From Plastic telah mengumpulkan sampah plastik, berikut adalah Top 5 Plastic Polluter tahun 2022 :
1. CocaCola (85.035 piece
sampah)
2. PepsiCo (50.558 piece
sampah),
3. Nestlé (27.008 piece
sampah),
4. Unilever (22.938 piece
sampah)
dan
5. Mondelez
international (9.609 piece
sampah).
Untuk Indonesia,
sampah yang paling banyak di temukan perairan Indonesia adalah Danone penghasil
Mizone dan Air Dalam Kemasan Merk Aqua.
“Danone selama tiga tahun berturut-turut sampah botol plastiknya paling banyak ditemukan di perairan Indonesia, Perlu upaya semua pihak untuk mendorong Danone untuk serius ikut mengelola sampah produknya” Ungkap Sofi Azilan Aini.Sedangkan hasil brand audit yang dilakukan oleh Ecoton dan Rivers Warrior sepanjang 2022 di 8 Kota/Kabupaten di Jawa Timur (Bangkalan,Magetan, Tulungagung, Gresik, Jember, Malang, Kediri dan Sidoarjo)
(Gambar disamping Aktivis lingkungan di Ternate Membersihkan sampah plastik secara manual di pantai Ternate)
Daftar 5 Perusahaan Penyumbang Sampah Plastik di Perairan Jawa Timur
1. Wings (523 piece sampah)
2. Unilever (330 piece
sampah)
3. Indofood (307 piece
sampah)
4. Mayora (209 piece
sampah)
5. Ajinomoto (183 piece
sampah)
Hasil brand audit di Jawa Timur menunjukkan banyaknya sampah jenis sachet (multilayer) yang sulit untuk di daur ulang. Kemasan sachet menyusun 16% sampah plastik yang tercecer di perairan Indonesia. Sachet dijual dengan harga murah, tapi menimbulkan biaya penanganan sampah yang sangat mahal untuk pengumpulan sachet yang tercecer di lingkungan dan pemilahan, serta belum ada teknologi yang terbukti aman dan efektif mengolah sachet. Unilever sebagai perusahaan pemimpin pasar FMCG di Indonesia perlu memelopori inisiatif pengurangan plastik secara massif dan progresif. Selain sebagai produsen penghasil sachet yang membanjiri pasar Indonesia, Unilever juga dapat menghentikan tsunami sampah plastik dan sachet di perairan Indonesia.
Pengurangan Sampah Plastik
Indonesia saat ini punya target roadmap pengurangan sampah plastik ke lautan hingga 70% pada tahun 2025 , sedangkan dalam Peraturan Pemerintah 22/2021disebutkan bahwa sungai-sungai Indonesia harus nihil sampah. Namun faktanya hingga saat ini sampah plastik di sungai-sungai, pesisir pantai masih menjadi pemandangan yang umum bisa di lihat oleh masyarakat.
“Sumber sampah plastik harus dikendalikan,
ibarat lantai yang kebanjiran air maka diperlukan upaya menghentikan sumber
air, maka salah satunya adalah dengan mengurangi produksi plastik untuk bungkus
makanan, minuman, personal care dan kebutuhan rumah tangga” ungkap Prigi
Arisandi.
River Warrior dan Ecoton akan melakukan aksi Regional di Jawa Timur mendorong produsen untuk ikut mengurangi pencemaran sampah plastik di perairan “ Kami akan menyurati dan mendatangi produsen-produsen yang menghasilkan bungkus yang tidak bisa diolah secara alami, produsen seperti Wings, Unilever, Indofood, Mayora dan Danone harus ikut membersihkan sampah yang tercecer di Jawa timur serta serius mengolah sampah yang mengotori perairan di Jawa Timur” Ungkap Sofi Azilan Aini. Tim River Warrior dan ecoton mendorong upaya-upaya semua fihak (Produsen, Konsumen dan Pemerintah) untuk melakukan :
1.
Produsen menghentikan penjualan produk
dalam kemasan sachet plastik Mulitilayer
2.
Pemerintah Bertanggungjawab melakukan
upaya pembersihan dan pengolahan sampah-sampah sachet kategori sampah residu di Perairan Indonesia,
terutama pantai-pantai dan sungai-sungai di Jawa Timur
3.
Mendorong penduduk Jawa Timur untuk
mengurangi penggunaan plastik sekali pakai (Tas
kresek, Air minum dalam kemasan botol, sedotan, Styrofoam dan sachet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar