Tim ESN mengirimkan sampah sachet produk Unilever |
Kemasan sachet Menyusun 16% sampah plastik yang tercecer di perairan Indonesia. Sachet dijual dengan harga murah, tapi menimbulkan biaya penanganan sampah yang sangat mahal untuk pengumpulan sachet yang tercecer di lingkungan dan pemilahan, serta belum ada teknologi yang terbukti aman dan efektif mengolah sachet. Unilever sebagai perusahaan pemimpin pasar Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia perlu menjadi pelopor inisiatif pengurangan plastik secara massif dan progresif. Selain sebagai produsen penghasil sachet yang membanjiri pasar Indonesia, Unilever juga dapat menghentikan tsunami sampah plastik dan sachet di perairan Indonesia, terutama Indonesia Timur dimana Pemerintah daerahnya masih belum serius tangani pengelolaan sampah plastik.
Sampah sachet di tumpahkan didepan Grha Unilever Serpong |
15 November 2022 Jaringan LSM Internasional BreakFreeFromPlastic Merelease Laporan yang menyebutkan Bahwa PT Unilever masuk dalam Top 5 Plastic Polluters : 1. The Coca-Cola Company, 2. Pepsi Co, 3. Nestle, 4. Unilever dan 5. Mondelez International. Merespon laporan ini Selasa (15/11) sore, sebanyak 7 orang dari Tim Ekspedisi Sungai Nusantara mendatangi Kantor Pusat PT Unilever Indonesia di BSD City, Tangerang. Mereka membawa parcel bingkisan berisi sampah sachet produk PT Unilever seperti Rinso, Molto, Royco, Sunlight, sunsilk, Lifebouy, Dove dan produk personal care lainnya. “kami ingin menemui ibu Ira Presiden Direktur PT Unilever dan ingin menyerahkan langsung kepada beliau” pinta Daru Setyo Rini, Penelit Senior ESN, namun Pihak keamanan menyatakan bahwa direksi PT Unilever saat ini sedang mengikuti G20 di Bali.
Para
aktivis lingkungan tidak mau beranjak sebelum sampah-sampah sachet yang dibawah
diterima langsung oleh fihak Unilever, sambi menunggu negosiasi berlangsung
beberapa orang melakukan orasi di depan Graha Unilever Indonesia , Green Office
Park Kav. 3Jl BSD Boulevard Barat , BSD City , Tangerang 15345
"Kami ingin presiden direktur PT Unilever Indonesia mengetahui bahwa bungkus plastik produk yang dihasilkan unilever saat ini banyak tercecer diperairan pantai Indonesia Timur dan Ingin memberitahukan bahwa Unilever saat ini menjadi produsen pencemarn rangkin 4 global," ungkap Prigi Arisandi, lebih lanjut
Sampah sachet Unilever di Serahkan kepada Pihat PT Unilever Indonesia di Serpong |
Sampah Unilever
Kotori Perairan Wilayah Kepulauan Indonesia Timur
Tim
Ekspedisi Sungai Nusantara Telah Mengunjungi Wilayah Timur Indonesia meliputi
Provinsi Maluku Utara (Kota/Kabupaten Ternate,
Tidore Kepulauan, Halmahera Utara dan Halmahera Tengah), Provinsi Maluku
(Kota Ambon dan Kabupaten Serat bagian Barat) dan Propinsi Papua (Kota Sorong,
Kabupaten Sorong). Pada ketiga Wilayah Propinsi di Timur Indonesia ini kami
melakukan brand audit dan menemukan sampah packaging dari Produk PT Unilever
Indonesia Tbk mendominasi. Sampah-sampah sachet yang kami temukan antara lain,
packaging dari produk: 1. Sunsilk, 2. Royco, 3. Rinso, 4. Molto, 5. TRESemme,
6. Sunlight, 7. Lifebuoy, 8. Dove, Sampah-sampah ini termasuk dalam kategori
sampah residu sehingga menurut amanat Undang-undang Pengelolaan sampah 18/2008
menyebutkan bahwa setiap produsen wajib bertanggung jawab atas sampah packaging
yang tidak bisa di proses secara alam, tanggung jawab produsen yang dimaksud
dalam UU 18/2008 adalah Extendeed
Produsen Responsibility.
Misi Indonesia Kurangi 70% sampah plastik ke Laut Indonesia saat ini punya target roadmap pengurangan sampah plastik ke lautan hingga 70% pada tahun 2025, namun yang kami lihat selama perjalanan ekspedisi Sungai Nusantara Barangka (kali Mati atau sungai aliran lahar) di Kota Ternate, pesisir kampung Makasar, Pantai mangga dua di Ternate, Pesisir Kota Sofifi, Pesisir Kota Weda, Pesisir kota Sorong dan Pesisir Kota Ambon masih dipenuhi sampah sachet, Untuk itu kami dari Tim Ekspedisi Sungai Nusantara, mengembalikan sampah-sampah sachet yang kami punggut dari Perairan Pesisir dan Sungai-sungai di Indonesia bagian Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar