Rabu, 28 Oktober 2020
BANYU BIOLOGI UNAIR TEMUKAN MIKROPLASTIK BENGAWAN SOLO ANCAM PERIKANAN
Kelompok Studi Banyu Himpunan Mahasiswa Biologi (Himbio) Universitas Airlangga bersama Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON) Foundation melakukan penelitian mengenai keberadaan Mikroplastik di Bengawan Solo pada tanggal 1 - 24 Oktober 2020. Lokasi pengambilan sampel mikroplastik di Wilayah Bengawan Solo Segmen tengah yang meliputi Sragen (Desa KebakKramat), Ngawi (Jembatan Pitu), Bojonegoro (Bendungan Gerak/Trucuk dan Kedung Bendo) dan Lamongan (Laren, Karang geneg, Karang Binangun, Sedayu Lawas/Muara1 dan Terminal Brondong). “Kami ingin menginventarisasi kandungan mikroplastik di bengawan Solo karena selama ini sungai terpanjang di pulau Jawa ini mengalami pencemaran dari industri tekstil dan industry etanol yang ada di Jawa Tengah sedangkan dampaknya dirasakan di Jawa Timur,” Ungkap Ramadani Jaka Samudra coordinator Peneliti Mikroplastik Kelompok Studi Banyu Himbio Unair, lebih lanjut Ramadani menyatakan bahwa dikawasan hilir bengawan solo terdapat ribuan ha Tambak yang bergantung pada air Bengawan Solo. “Memburuknya kualitas air bengawan solo akan berdampak buruk bagi industry budidaya ikan di hilir bengawan Solo,” Ungkap Ramadani Jaka Samudra.
Titik pengambilan sampel merupakan daerah yang di lalui oleh aliran Sungai Bengawan Solo. Sungai Bengawan Solo, merupakan sungai nasional yang melintasi 2 provinsi yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain itu, Sungai Bengawan Solo memiliki pengaruh besar bagi kehidupan masyarakat sekitar yakni sebagai sumber air minum, air bersih, bahan baku industri dan pengairan bagi ribuan hektar tambak di Lamongan dan Gresik bagian utara. Namun, disepanjang aliran sungai terdapat aktivitas manusia yang memberikan dampak pada Sungai Bengawan Solo seperti pembuangan limbah industri dan limbah domestic berupa sampah dan limbah cair.
Kawasan pesisir menjadi muara bagi mikroplastik yang berasal dari Hulu bengawan solo, di lokasi pantai brondong mikroplastik ditemukan 180 partikel/100 liter air, jumlah ini merupakan yang tertinggi dari 9 lokasi sepanjang bengawan Solo, di bengawan solo sendiri kandungan tertinggi berada di Desa Kebak kramat kabupaten Sragen mencapai 140 partikel/100 liter. Terdapat 3 jenis mikroplastik yang ditemukan dibengawan solo yaitu jenis fiber, fragmen dan filamen. Jenis fiber atau benang-benang mikron ditemukan mendominasi 70%-80% disetiap stasiun pengamatan. Banyaknya jenis mikroplastik fiber ini diduga berasal dari perusahaan tekstil yang dalam proses pembuatan kain menggunakan bahan polyester dan katun sintetik yang menyumbang polutan fiber. Sumber lainnya bisa berasal dari limbah domestic seperti pencucian kain/pakaian dan limbah cair domestic yang banyak menghasilkan microbeads dari sabun cuci muka, odol dan bahan kosmetik lainnya.
“Keberadaan mikroplastik akan menjadi ancaman budidaya perikanan, karena ukuran mikroplastik hampir sama dengan plankton yang menjadi pakan utama ikan, sehingga jika jumlah mikroplastik di bengawan solo terus meningkat maka bisa dipastikan ikan akan mengkonsumsi mikriplastik karena ikan tidak dapat membedakan antara mikroplastik dan plankton,” tutur Devida Thalia Salsabella lebih lanjuta mahasiswi semester V Jurusan Biologi Unair ini menyatakan Jika ikan mengonsumsi mikroplastik dan manusia memakan ikan tersebut, maka sejatinya manusia telah memakan sampahnya sendiri.
“Kami mendorong pemerintah untuk membuat regulasi yang mengurangi penggunaan plastic sekali pakai, mengutamakan pengelolaan sampah dan pengendalian pencemaran pada industri yang berada kawasan Sungai Bengawam Solo serta melakukan penegakan hukum atau sanksi penutupan outlet apabila terdapat pelanggaran,” ungkap Haikal Nur Azasi anggota peneliti Kelompok Studi Banyu Selain itu Haikal mendorong upaya edukasi terhadap masyarakat agar timbul kesadaran bagi masyarakat untuk mengurangi sampah plastic sekali Pakai. “mendesak dilakukan penggunaan plastic sekali pakai seperti diet Kantung plastic, sachet, botol minum plastic, sedotan dan Styrofoam karena jenis bungkus sekali pakai ini tidak muda didaurulang,”Ungkap Haikal.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Populer
-
river expedition team exploring the steep hills of South Aceh, July 2022 Riding a 2018 Honda CRF 150 cc Trail Motorcycle, Prigi Arisandi and...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar