Selasa, 26 Juli 2022

Temukan 124 Timbulan Sampah Ilegal, APM Usulkan Patroli Sungai Musi

Aldo Carnegie (Baju kotak-kotak) menyerahkan surat pengaduan pada Kepala BBWS
Sumatera VIII (baju Putih) di Kantor BBWS Sumatera VIII Palembang (26/7)

8 orang anggota  Aliansi Peduli Musi (APM) Selasa (26/6) bertemu dengan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BBWS) VIII Musi. " Kami Menyampaikan temuan APM selama ekspedisi Sungai Musi, selain kontaminasi mikroplastik, pencemaran Khlorin, phospat kami menyampaikan bahwa Sungai Musi dibawah Jembatan Ampera hingga Jembatan Musi 4 terdapat lebih dari 124 timbulan sampah plastik" ungkap Aldo Carnegie, lebih lanjut Ketua APM menjelaskan kepada Kepala Balai bahwa sampah plastik yang tidak terurus ini akan menimbulkan pencemaran mikroplastik.

Dalam pertemuan di kantor BBWS Sumatera VIII Jl. soekarno Hatta Palembang, kepala BBWS Menjelaskan bahwa selama ini BBWS telah melakukan upaya koordinasi pengelolaan sungai Musi melalui Tim Koordinasi Pengelolaan Sumberdaya Air (TKPSDA). " Di dalam forum TKPSDA ada koordinasi dalam pengelolaan sungai Musi, kami juga ada kegiatan rutin membersihkan sedimen melayang berupa sampah plastik," Ujar Maman Norprayamin, Lebih lanjut Kepala BBWS VIII menjelaskan bahwa dengan keterbatasan anggaran yang ada maka tidak semua problem diselesaikan. " Perlu pengendalian sampah dari sumber-sumbernya, kami akan berkoordinasi agar kepala daerah yang memiliki wilayah dan penduduk untuk mengendalikan sampah yang masuk ke Sungai Musi melalui anak-anak sungai dan yang terpenting merubah mindset penduduk agar tidak menbuang sampah ke sungai" ungkap Maman Norprayamin

Patroli Sungai

Timbulan Sampah plastik di Ulu I Sungai Musi (26/7)
APM menganalisa ada 5 faktor yang mendorong pencemaran sampah plastik di Musi yaitu terbatasnya pelayanan sampah, minimnya tempat sampah, tidak ada penegakan hukum, pengendalian pencemaran sungai belum menjadi prioritas dan tidak adanya sistem pengawasan yang ketat pada pelaku pencemaran atau pembuang sampah ke sungai. "Kami mengusulkan agar pemerintah pusat meningkatkan anggaran pengelolaan sungai Musi dan mendesak dilakukannya kegiatan patroli sungai Musi yang melibatkan stakeholder sungai Musi" ungkap Aldo Carnegie, lebih lanjut alumni Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang ini menjelaskan ada 5 usulan APM untuk mengentaskan sungai Musi dari sampah plastik yaitu : kajian mikroplastik di ekosistem musi, mengendalikan sumber mikroplastik dari limbah rumah tangga dan industri, pemerintah pusat melalui Pemkot/pemkab menyediakan sarana pengolahan sampah pada kelurahan disepanjang Sungai Musi, membuat dan menegakkan aturan larangan penggunaan plastik sekali pakai seperti Tas Asoy, sedotan, popok, sachet, styrofoam dan botol plastik. " Pemerintah harus menjadi contoh dengan tidak menggunakan plastik sekali pakai dalam kegiatannya" ujar Putri Ayu Miranda aktivis APM.

Aksi Pembersihan Sampah Musi

Suasana Audiensi tim APM dan kepala BBWS Sumatera VIII (Selasa, 26/7)

" Kami akan menginfokan temuan tentang mikroplstik dan berkoordinasi dengan Pemkot Palembang untuk melakukan pengangkutan sampah yang selama ini sudah dilakukan" tutup Maman Norprayamin, dalam Penjelasannya Kepala BBWS Sumatera VIII ini menyatakan bahwa Telah ada banyak kebijakan pengelolaan sungai Musi namun terkendala terbatasnya APBN sehingga diprioritaskan pada penanganan pengelolaan yang diamatkan dalam Undang-undang Nomor 17/2019 tentang Sumberdaya air yang memprioritaskan Aspek Konservasi, Pengendalian daya rusak dan Pemanfaatan. Saat ini BBWS VIII dihadapkan pada problem masifnya sedimentasi Sungai Musi yang  berasal dari banyaknya alihfungsi lahan di daerah hulu yang meningkatkan proses sedimentasi. "Dahulu lebar sungai Musi mencapai 1 km namun kini akibat sedimentasi lebarnya tidak sampai 800 meter" Ujar Maman Norprayamin yang sebelumnya menjabat Sebagai Kepala BBWS Sumatera II. 

"Perlunya menghidupkan tradisi sungai dengan menambahkan fasilitas pengangkutan sampah dengan menggunakan perahu, selama ini pengangkutan dilakukan didarat namun saat ini perlu untuk melakukan pengangkutan sampah melalui sungai dengan armada kapal, Pemerintah harus membangun infrastruktur yang mendukung sistem angkut sampah dengan kapal" ungkap  Muhammad syarifudin, lebih lanjut aktivis Spora Institut ini menyatakan bahwa sungai Musi adalah sumber peradaban Palembang dan Sumsel maka dengan temuan polusi musi akibat mikroplastik harus ada Gerakan masyarakat Palembang untuk menyelamatkan Sungai Musi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer