Aktivis APM meminta semua pihak Stop Cemari Sungai Musi (24/7)
"Mikroplastik dapat mengikat logam berat dalam air, di Sungai Musi terdapat beragam jenis berat berbahaya seperti Merkuri, tembaga, Besi, cadmium dan Mangan. Temuan riset 2020 menunjukkan bahwa mikroplastik sungai Musi mengikat logam Cu dan Pb di air” ungkap Eka Chlara Budiarti, Alumnus Kimia Universitas Diponegoro Semarang ini menjelaskan jika terdapat banyak mikroplastik dalam sebuah perairan yang tercemar logam berat maka akan menimbulkan double efek karena mikroplastik akan menyerap logam berat dan kemudian pindah ke tubuh ikan lalu ke tubuh manusia maka tubuh manusia akan menerima efek bahaya mikroplastik sekaligus logam berat yang menempel di mikroplastik.
Ancaman Kesehatan
Mikroplastik
yang ada di sungai Musi akan membawa dampak pada kesehatan manusia karena
polimer mikroplastik seperti Polypropilen
(PP), Polyethilen (PET), Polyester, Polivinil klorida (PVC), Nilon, Low Density Polyethilen (LDPE) termasuk dalam kategori Endocrine
disruption chemicals atau senyawa pengganggu hormone maka dampaknya adalah
terjadinya gangguan atau bahkan kerusakan hormone apabila mikroplastik masuk
kedalam system metabolism tubuh manusia. Bahkan dari penelitian pada tahun 2020
ditemukan fakta bahwa mikroplastik di Sungai Musi menyerap/mengikat logam berat
dalam air seperti Cu dan Pb. “ mikroplastik dapat mengikat logam berat dalam
air, di Sungai Musi terdapat beragam jenis berat berbahaya seperti Merkuri,
tembaga, Besi, cadmium dan Mangan. Temuan riset 2020 menunjukkan bahwa
mikroplastik sungai Musi mengikat logam Cu dan Pb di air” ungkap Eka Chlara
Budiarti, Alumnus Kimia Universitas Diponegoro Semarang ini menjelaskan jika
terdapat banyak mikroplastik dalam sebuah perairan yang tercemar logam berat
maka akan menimbulkan double efek karena mikroplastik akan menyerap logam berat
dan kemudian pindah ke tubuh ikan lalu ke tubuh manusia maka tubuh manusia akan
menerima efek bahaya mikroplastik sekaligus logam berat yang menempel di
mikroplastik.
Jenis-jenis
polimer yang ditemukan di Sungai Musi mengancam kesehatan manusia apalagi air
sungai Musi digunakan untuk bahan baku air minum. “dengan ditemukannya 6 jenis
polimer mikroplastik di sungai Musi akan menjadi masalah serius karena air
sungai digunakan sebagai bahan baku air minum dan habitat bagi beragam jenis
ikan, apalagi sudah ditemukan mikroplastik dalam tubuh ikan yang menjadi
konsumsi bagi masyarakat Palembang,” Ungkap Asmaran Dani, lebih lanjut aktivis
Spora Institut Palembang ini mendorong upaya-upaya stakeholder Sungai Musi
untuk mengambil peran memulihkan ekosistem Sungai Musi dari pencemaran
Mikroplastik.
Rekomendasi APM dan ESN kepada Pengelola Sungai Musi (BBWS VIII Musi, Gubernur Sumatera Selatan dan Pemerintah Kota Palembang) :
1. Mendorong dilakukannya kajian
dampak mikroplastik dan logam berat pada ekosistem Musi (air, ikan, sedimen dan
dalam tubuh masyarakat Palembang)
2. Mengendalikan pencemaran
mikroplastik di Sungai Musi dengan menghentikan sumber-sumber mikroplastik dari
Limbah cair domestic, sampah plastik dan limbah cair industri
3. Menyediakan sarana infrastruktur
pengolahan sampah dan meningkatkan layanan sampah, salah satunya dengan
menyediakan Perahu/kapal pengangkut sampah pada tiap kelurahan yang dilewati
Sungai Musi, menyediakan sarana TPST 3R ditiap kelurahan
4. Membuat dan menegakkan regulasi
pengurangan plastik sekali pakai (tas asoy, sedotan, Styrofoam, popok bayi dan
pembalut wanita, botol plastik sekali pakai dan packaging plastik sekali pakai)
5. Membersihkan sampah plastik di
Sungai Musi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar