Jumat, 09 April 2021

15 komunitas Lingkungan Deklarasi #stopmakanPlastik di Alun-Alun Sidoarjo

Aktivis Lingkungan berorasi diatas mobil komando
Gerakan #stopmakanplastik ini digawangi oleh 15 lembaga dan komunitas di Jawa Timur yang selama ini aktif berjuang menyelamatkan lingkungan serta melakukan penelitian, kampanye bahaya plastik sekali pakai. Ke delapan Lembaga tersebut adalah : 1. River Warrior Indonesia, 2.  Komunitas  Tolak Plastik Sekali Pakai – SMKN 1 Driyorejo, 3. Trash Control Community – TCC UINSA Surabaya, 4. Envigreen UIN Malang, 5.  Community Aquaculture and Environmental CAER-UTM Bangkalan, 6. Brigade Evakuasi Popok, Gresik, 7. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pencinta Alam  Surabaya, Mupalas , 8. Kader Hijau Muhammadiyah Komite Daera Surabaya, 9. Institut Pemulihan dan Perlindungan Sungai (INSPIRASI) 10. Kelompok Studi Moluska (Mahasiswa Biologi Unesa Konservator Alam) 11. Komunitas Teliti Mikroplastik (Telisik)Mahasiswa Jurusan Biologi UINSA Surabaya 12. Komunitas Sahabat Sungai Indonesia, 13. Perempuan Pejuang Kali Surabaya (PPKS), 14. Wanita Peduli Lingkungan (Wadulink)  dan 15. Ecoton.

Jumat Siang (9 April 2021) pukul 14.00 WIB, kelima belas komunitas lingkungan mendeklarasikan gerakan #stopmakanplastik di depan Alun-alun Sidorajo, dipilihnya Sidoarjo sebagai lokasi deklarasi karena Seafood Pesisir Sidoarjo diketahui telah

Kampanye dialun-alun Sidoarjo


Terkontaminasi Mikroplastik, Penelitian Komunitas Telisik (Peneliti Mikroplastik) mahasiswa Jurusan Biologi UINSA Surabaya menunjukkan bahwa biota air di Pesisir Sidoarjo (Kupang, Udang dan Ikan) 
telah terkontaminasi Mikroplastik (ringkasan Laporan terlampir)

Mikroplastik adalah serpihan plastik berukuran kurang dari 5 mm yang berasal dari fragmentasi sampah-sampah plastik yang dibuang sembarangan. “Sumber utama mikroplastik adalah dari tas kresek, styrofoam, sedotan, botol air minum sekali pakai dan sachet, sampah-sampah plastik ini berasal dari perilaku masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya dan berakhir di perairan (sungai),” Ujar Thara Bening sandrina Koordinator Aksi Stop Makan Plastik, lebih lanjut Thara menyebutkan bahwa minimnya sarana tempat sampah dan pengolahan sampah yang disediakan oleh Pemkab Sidoarjo membuat banyak sampah plastik tercecer di perairan, lahan kosong, bantaran sungai. “dibutuhkan pembatasan atau larangan penggunaan plastik sekali pakai di masyarakat, Sidoarjo Butuh Perda pembatasan atau perda Larangan penggunaan plastik sekali pakai seperti tas kresek, Sedotan, Styrofoam, botol air minum sekali pakai, popok dan sachet karena jenis-jenis plastik ini susah didaur ulang maka kita harus mengurangi” Ungkap azis Lebih lanjut koordinator brigade evakuasi popok juga meminta Pemkab menyediakan sarana TPS 3R di setiap desa di Sidoarjo.

Gerakan #stopmakanplastik mengajak semua orang untuk tidak menggunakan tas kresek, sedotan, botol air minum dalam kemasan, popok, Styrofoam dan sachet. Yang dimulai dari anak muda.

Menyikapi ancaman mikroplastik yang berasal dari sampah plastik, Aktivis Lingkungan Jawa Timur mendeklarasikan Gerakan #stopmakanplastik.“Kami Pemuda Indonesia akan  berpartisipasi untuk Indonesia Bebas Sampah Plastik melalui panca satya millenia,” ungkap Thara Bening. Berikut adalah panca satya millenia, Kami Pemuda Indonesia berjanji :Pertama, Mengurangi sampah  plastik sekali pakai, Kedua Menggunakan produk yang bisa dipakai berulang kali, Ketiga Memisahkan sampah organik dari sampah anorganik, Keempat Menolak cara pembakaran sampah dan Kelima, Mendukung produksi produk berkelanjutan local, segar &alami tanpa kemasan plastik. Ikrar Panca satya millenia merupakan deklarasi Gerakan #stopmakanplastik yang telah dibacakan dalam aksi yang diikuti oleh 20 orang aktivis lingkungan.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer