Minggu, 28 April 2024

NINA MINTA NORWEGIA IKUT PULIHKAN PENCEMARAN KALI BRANTAS

Nina Menyerahkan Surat Protes kepada Erlend Haugen, Delegasi Norwegia
Dalam INC4, di Shaw Centre Ottawa, Kanada (27/April/2024)
Aeshnina Meminta Negara Uni Eropa Pengirim Sampah plastik seperti Belanda, Jerman, Perancis, Italia, Norwegia dan Denmark menghentikan eksport sampah plastik dan harus bertanggungjawab melakukan rehabilitasi dan pemulihan ekosistem yang telah tercemar akibat aktivitas daur ulang sampah plastik dari negara Uni Eropa.

"mikroplastik dan bahan berbahaya pengganggu hormon mencemari sungai Brantas, Kali Porong dan Kali Surabaya akibat daur ulang sampah kertas dan plastik dari negara-negara Uni Eropa, jadi mereka harus ikut bertanggung Jawab atas kerusakan lingkungan yang di rasakan di Indonesia, Sungguh tidak adil bahwa kita negara berkembang harus mengolah sampah dari negara maju"Ungkap Nina saat menyampaikan unge-unegnya didepan delegasi negara-negara Uni Eropa.

“Clean Up My River from Microplastics and Hazardous chemical waste " : Nina

Nina Handed the letter to  Erlend Haugen Program Officer Plastic Pollution
Norwegian delegationto the plastic pollution INC Secretariat

Developed countries must be responsible for the impact of recycling plastic waste that has been exported to Indonesia. "This is not fair! Developed countries must stop sending their plastic waste to Indonesia and other developing countries in ASEAN. Countries in Europe know that recycling is dirty and requires high energy in the work process," said Nina, a Class III student at Muhammadiyah High School. 10 Gresik explains the fact that many recycling industries in Europe have closed due to high costs and minimal demand for recycled plastic because virgin plastic is cheaper.

Jumat, 26 April 2024

Nina : "Wings, Nestle, Unilever dan Mayora, Stop Banjiri Sungai Indonesia dengan Sachetmu!"

Nina bersama aktivis lingkungan dunia Melakukan Aksi Didepan Centre Shaw
di Ottawa, Kanada Kamis (25/4/2024). Mendesak Produsen Global untuk 
mengurangi Produksi bungkus Plastik dan ikut bertanggungjawab atas polusi
sampah plastik global. 
Bersama 10 Aktivis Internasional dari india, Amerika Serikat, Norwegia, Indonesia dan Kanada, Aeshnina azzahra Aqilani melakukan protes pada produsen-produsen penghasil kebutuhan sehari-hari yang terbukti dalam makalah riset berjudul Global Producer responsibility for plastic Pollution, yang menyebutkan ada 10 Merk yang bertanggungjawab mencemari bumi dengan sampah plastiknya. Dalam aksinya Nina membawa Spanduk Bertuliskan “ Stop Flooding ASEAN countries with Your Sachet, No More Plastic In my Mouth, Stomach, Lung and Blood dan Stop Feeding Us Plastik”. Aksi dilakukan didepan sculpture, instalasi seni tiga dimensi berupa kran air diangkasa yang mengeluarkan botol plastik merupakan Karya Von Wong, Seniman berkebangsaan Kanada. “Seni instalasi ini menggambarkan bahwa krisis polusi plastik bisa dihentikan hanya dengan mematikan krannya, maka produksi plastik sekali pakai harus dihentikan, harus ada aturan yang kuat dan konsumen harus mengurangi penggunaan plastik sekali pakai” ungkap Aeshnina, lebih lanjut CoCaptain River Warrior Indonesia meminta produsen bertanggungjawab atas terjadinya krisis polusi plastik yang merusak ekosistem, meracuni rantai makanan dan gangguan kesehatan.

Kamis, 25 April 2024

Coca-Cola, PepsiCo, Nestle, Danone are top producers of plastic waste: Study

Nina held a protest in front of the Shaw Center, Ottawa
Thursday (April, 25) asking the sachet waste producers
to take responsibility

APRIL 24, 2024 – A research paper published today in Science Advances reveals a direct correlation between plastic production and plastic pollution, such that every 1% increase in consumer goods companies’ plastic production is associated with a 1% increase in plastic pollution in the environment. The study finds that fast-moving consumer goods companies disproportionately contribute to the problem more than household and retail companies. The study marks the first robust quantification of the global relationship between plastic production and pollution.  “The research identifies the top 56 multinational companies contributing to global branded plastic litter. Past studies have ranked countries like the Philippines, Indonesia, Sri Lanka, Bangladesh, Nigeria, etc. among the top sources of plastic waste into the ocean. This has led to a narrative in social media that blames poor countries for global plastic pollution, ignoring the fact that around the 1960s global companies flooded developing countries with cheap, single-use plastics displacing traditional biodegradable materials and sustainable reuse-refill systems which, in the case of the Philippines, dated back to the 16th century. The current study focuses instead on the role of corporations and global plastic production.” Said Dr. Jorge Emmanuel, Adjunct Professor and Research Faculty Fellow, Institute of Environmental & Marine Sciences, and College of Engineering & Design, Silliman University

Senin, 22 April 2024

Nina : "Cukup!, Bencana Apalagi Untuk hentikan keserakahan dan Produksi Plastik, Stop Kirim Sampah Plastik Ke Negara Berkembang"

Nina beroasi di depan gedung Parlemen Kanada dalam Pawai End The Plastic Era (21/4)

Dengan menggendong tumpukan sampah setinggi,5 meter, Aeshnina Azzahra Aqilani Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024, 11.00.  "Sampah yang saya gendong ini adalah sampah-sampah plastik Impor dari negara maju yang dibuang di desa-desa dekat pabrik kertas daur ulang, sampah ini menjadi beban lingkungan dan ancaman kesehatan, Saya ingin menunjukkan bahwa pencemaran sampah plastik membebani generasi saat ini" Ujar nina saat ditemui di depan gedung Parlemen Kanada. Nina bersama Ratusan Aktivis lingkungan dari seluruh dunia hadir karena kegelisahan Selama bertahun-tahun, polusi plastik telah mendatangkan malapetaka pada komunitas dan lingkungan global, yang dipicu oleh kepentingan perusahaan bahan bakar fosil.

“Namun kami memiliki kekuatan untuk mengubah narasi ini dan Kami percaya bahwa bersama-sama, kami dapat membuat perbedaan dan menunjukkan kepada dunia bahwa suara kami penting” Ungkap Miko Alino dari Aliansi Global Breakfreefromplastic. Pawai bersejarah ini diawali dari bukit parlemen ke Shaw Center  yang menyampaikan tuntutan untuk aksi nyata pada sesi keempat komite perundingan antar pemerintah (INC4) mengenai Perjanjian Plastik Global.  “Sudah waktunya bagi pemerintah untuk memprioritaskan kesehatan planet dan komunitas kita dibandingkan profit semata” Miko

Minggu, 21 April 2024

MENTERI LINGKUNGAN KANADA BERJANJI JAWAB SURAT NINA

Dalam pawai End The Plastic Era, Minggu Siang (21/4/2024) di depan Shaw Center Ottawa, Kanada

Nina bertemu Steven di depan the Shaw Centre Ottawa, Minggu Siang (21/4)

Nina panggilan Aeshnina Azzahra aqilani berkesempatan bertemu dengan Steven Guilbeault, Menteri Lingkungan dan Perubahan iklim dan menanyakan surat protes sampah Impor Pada Perdana Menteri Kanada. "On behalf of the prime minister I will Answer your Letter" Ujar Steven kepada Nina. Steven Guilbeault pada tahun 1997 adalah aktivis Greenpeace Kanada dan pendiri Action for Solidarity, Equity, Environment and Development. Steven juga menyatakan saat ini Pemerintah Kanada sedang menangani problem sampah plastik yang diekspor secara Ilegal ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

ECOTON URGE CONSULATE OF JAPAN STOP SENDING PLASTIC WASTE TO INDONESIA


Surabaya (04/04) - A group of 20 environmental activists, a collaborative action from Ecoton and a combination of students from Brawijaya University, Sunan Ampel State Islamic University Surabaya, Seventeen August University Surabaya performed a theatrical action in front of the Japanese Consulate General in Surabaya. This theatrical action aims to encourage the Japanese government to stop sending plastic waste to Indonesia. The young activists brought piles of imported plastic waste from Japan which were held in front of the gate as a form of protest against the entry of Japanese waste into Indonesia. In fact, Japan is the second largest exporter of plastic waste in the world after Germany.

Nina : "Enough! stop sending plastic waste to Indonesia"

Nina gave a testimony about the impact of imported waste at the CSO Meeting,
at the Westin Ottawa Hotel (20/4/24)
"It's enough to see the environmental damage caused by imported plastic waste in Indonesia. I want Indonesia to be free from imported plastic waste. At INC4 Ottawa, Canada, I want to express my concerns to the delegation of developed countries that export waste to stop sending plastic waste to Indonesia. , Enough already!" Aesnina said.

Aehnina Azzahra Aqilani, representing River Warrior Indonesia (Reverin)  and BreakfreefromPlastic was invited by the United Nation Environment Program to attend the fourth meeting of the Intergovernmental Negotiating Committee (INC-4) or intergovernmental negotiating committee to prepare a plastic treaty, a legally binding international agreement regarding plastic pollution, including in the environment. sea. The event, which was attended by 170 countries, is scheduled to take place in Ottawa, Canada from 23 to 29 April 2024.

AESHNINA:"Saya ingin Indonesia Bebas dari Sampah Plastik Impor"

 

Nina Membawa Poster Protes Dalam Pertemuan Organisasi Masyarakat Sipil,
di Hotel Westin, Ottawa Kanada (Sabtu, 20 April 204)

“Sudah Cukup melihat kerusakan lingkungan akibat sampah plastik Impor di Indonesia, saya ingin Indonesia Bebas dari Sampah Plastik Impor, di INC4 Ottawa, Kanada saya ingin menyampaikan uneg-uneg saya ini pada delegasi negara-negara maju pengekspor sampah untuk berhenti kirim sampah plastik ke Indonesia, Cukup Sudah!” Ungkap Aesnina.

Aehnina Azzahra Aqilani, mewakili River Warrior Indonesia (Reverin) diundang United Nation Environment Programme untuk menghadiri  pertemuan keempat Intergovernmental Negotiating Committee (INC-4)atau komite negosiasi antar pemerintah untuk menyusun plastic treaty kesepakatan internasional yang mengikat secara hukum mengenai polusi plastik, termasuk di lingkungan laut. Acara yang di hadiri 170 Negara ini dijadwalkan berlangsung di Ottawa, Kanada pada tanggal 23 hingga 29 April 2024.

Populer