Uji Kadar Phospat sungai Ciliwung di bawah Jembatan Sempur Bogor (9/4) |
Kandungan mikroplastik dalam air pada gilirannya akan masuk kedalam rantai makanan melalui air, plankton, benthos, ikan air tawar, ikan laut (seafood) dan masuk kedalam tubuh manusia. Padahal mikroplastik masuk dalam kategori EDC (Endocrine disruption Chemical) bahan kimia pengganggu hormon. "Mikroplastik mengandung bahan tambahan seperti phtalat, bhispenil A, alkhyl phenol, pigmen warna dan anti retardan, semua bahan kimia tambahan ini bersifat karsinogenik dan mengganggu hormon" ujar Amiruddin Muttaqin, lebih lanjut Amiruddin menjelaskan bahwa gangguan hormon akibat senyawa EDC akan mendorong gangguan reproduksi yang bisa mendorong terjadinya kepunahan ikan di Ciliwung.
Tercemar Mangan
dan Phospat
Pemantauan kualitas air dengan menggunakan Parameter Phospat menunjukkan kadar 2 ppm padahal standarnya tidak boleh lebih dari 0,20 ppm sedangkan kadar Mangan (Mn) sebesar 0,4 ppm sedangkan baku mutu PP 82/2021 tentang baku mutu air sungai mensyaratkan kadar Mn tidak boleh lebih dari 0,1 ppm. Tingginya phospat disebabkan tidak adanya unit pengolah limbah komuna untuk limbah domestic yang mengandung detergen. Selain dari detergen tingginya phospat juga disumbang sector pertanian di kawasan Puncak.
Keanekaragaman Ikan Ciliwung
Sungai Ciliwung merupakan habitat beragam jenis ikan, dari inventarisasi tim ekspedisi sungai nusantara menemukan 23 spesies ikan. “ Sumber data kami berasal dari kegiatan penangkapan ikan dengan metode pancing di Ciliwung Segmen Bogor, Depok dan Jakarta, wawancara dengan komunitas sungai Ciliwung Institut, komunitas pemancing yang dipublish dalam youtube, data sekunder media online dari 2014 hingga 2021” ungkap Prigi Arisandi, lebih lanjut peneliti Lembaga Kajian Ekologi dan konservasi lahan basah (ecoton) menyebutkan bahwa keberadaan ikan di Ciliwung perlu untuk diteliti lebih lanjut pada musim kemarau karena diyakini masih banyak jenis-jenis ikan unik yang masih belum teridentifikasi di Ciliwung.
6 Faktor Percepat Kepunahan Ikan Ciliwung
Keberadaan
sungai di Indonesia saat ini dalam kondisi rusak 98% dalam kondisi tercemar,
padahal sungai-sungai di Indonesia dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum, irigasi,
budidaya perikanan dan fungsi ekologi sebagai habitat beragam jenis ikan.
Memburuknya kualitas air sungai menyebabkan kepunahan beberapa jenis ikan. Indonesia
merupakan negara di dunia yang memiliki laju kepunahan ikan tercepat kedua
setelah philipina, 6 (Enam) faktor yang mendorong kepunahan ikan di Ciliwung adalah
1. Pertama Deforestasi atau penggundulan hutan, vegetasi dalam
hutan merupakan energi bagi perairan, daun-daun yang jatuh akan berubah menjadi
seresah yang menjadi nutrisi bagi beragam jenis bioata air seperti serangga air
(anak capung, lalat sehari,
engkang-engkang, kepik, dan makroinvertebrata/biota tidak bertulang belakang).
Keberadaan serangga air menjadi sumber pakan ikan selain plankton, maka jika
serangga air musnah maka ikanpun akan musnah. Alihfungsi lahan di Puncak
menjadikan hilangnya sumber energy bagi Ciliwung.
2. Kedua Limbah pertanian, pemberian pupuk yang berlebihan
menimbulkan residu senyawa Nitrat dan phospat. Kadar Nitrat, nitrit dan phospat
sangat berpengaruh pada pertumbuhan ikan karena nitrat dan phospat akan
menyebabkan kerusakan pada insang. Ikan
akan mengalami sulit bernafas meski air mengalir karena insang mengalami
kerusakan. Senyawa lain adalah pestisida pertanian dan perkebunan di
Kawasan Puncak yang banyak digunakan tidak semua terserap dan sebagian terlepas
ke perairan sungai.
3. Ketiga Limbah Industri, limbah cair industri banyak
mengandung logam berat dan senyawa sintetis akan menimbulkan gangguan telur ikan bahkan kematian telur dalam kandungan
ikan. Bahkan temuan terbaru menunjukkan bahwa Teluk Jakarta lokasi
bermuaranya Ciliwung terkontaminasi parasetamol
4. Keempat Limbah Domestik, limbah rumah tangga seperti
detergen, khlorin dalam pemutih, e-coli dan nitrit, dampaknya pada kerusakan
insang ikan.
5. Kelima Sampah plastik, sampah plastik di air akan
terfragmentasi (terpecah-pecah)
menjadi serpihan kecil dibawah
6. Keenam Alihfungsi bantaran dan kegiatan betonisasi Ciliwung menjadi
kawasan terbangun, hilangnya bantaran akan berpengaruh pada hilangnya habitat
bagi pemijahan ikan.
Bahan-bahan pencemar seperti logam berat,parasetamol, mikroplastik masuk dalam kategori senyawa pengganggu hormone yang bisa menyebabkan terjadinya feminimisasi ikan atau ikan berubah kelamin menjadi intersex (dalam satu tubuh terdapat dua kelamin), fakta lainnya adalah komposisi ikan berkelamin betina lebih dominan dibanding jantan (80%:20%) yang seharusnya dalam kondisi perairan sehat perbandingan jantan:betina adalah 50%:50%.
"Pemerintah DKI Jakarta dan Jabar harus mengendalikan polusi plastik dan masyarakat harus mulai menghentikan penggunaan plastik sekali pakai seperti sedotan, tas kresek, Styrofoam, botol air minum sekali pakai dan sachet agar volume sampah plastik di Sungai Ciliwung bisa berkurang" ujar Amiruddin Muttaqin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar