Tanggal 1 hingga 2 April 2022, Tim Ekspedisi Sungai Nusantara ( ESN ) Prigi Arisandi dan Amirudin Muttaqin melakukan kegiatan deteksi kesehatan Sungai Ciwulan Kota Tasikmalaya Jawa Barat bersama dengan komunitas Republika aer. Dalam pengujian kualitas air Sungai Ciwulan, ada 6 parameter yang melebihi baku mutu air sungai kelas 2 mengacu pada PP No. 22 tahun 2021.
Ciwulan merupakan salah satu sungai di Jawa Barat yang berhulu di Gunung Cikuray dan Gunung Karacak di Kabupaten Garut yang memiliki panjang 114 km. Sungai sepanjang 114 km ini melintasi 2 kabupaten dan1 kota (Kabupaten Garut danTasikmalaya dan Kota Tasikmalaya ). Status Sungai Ciwulan dikelompokkan kelas 2 yang mana diperuntukan warga sekitar menjadi tumpuan hidup masyarakat. Mereka memanfaatkan aliran Ciwulan sebagai sumber air bersih untuk keperluan mandi dan mencuci, pertanian dan perikanan. Dalam sektor pertanian Sungai Ciwulan dapat mengairi area sawah sebanyak 49.631 hektar, yang mana dalam setahun bisa menghasilkan sebanyak 295.734 ton beras. Selain itu kenaekaragaman biota didalamnya juga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Adapun beberapa jenis ikan yang ada di Sungai Ciwulan antara lain Udikan, Senggal, Kekel, Payo, Jeler, Paray, dan Loban.
sampah di anak sungai Ciwulan
Dari tabel diatas
dapat diketahui bahwa Sungai Ciwulan tercemar Khlorin, Phospat dan logam berat
Tembaga dan Mangan. Salah satu parameter yang harus mendapatkan perhatian
adalah banyaknya timbulan sampah plastik disepanjang Ciwulan, padahal dalam PP
22/2021 menetapkan bahwa setiap sungai di Indonesia harus bebas sampah.
Profil
Singkat Ciwulan
Sungai
Ciwulan merupakan salah satu sungai di Jawa Barat yang berhulu di Gunung
Cikuray dan Gunung Karacak di Kabupaten Garut yang memiliki panjang 114 km. Sungai
sepanjang 114 km ini melintasi 2 kabupaten dan1 kota (Kabupaten Garut danTasikmalaya
dan Kota Tasikmalaya ). Status Sungai Ciwulan dikelompokkan kelas 2 yang mana
diperuntukan warga sekitar menjadi tumpuan hidup masyarakat. Mereka
memanfaatkan aliran Ciwulan sebagai sumber air bersih untuk keperluan mandi dan
mencuci, pertanian dan perikanan. Dalam sektor pertanian Sungai Ciwulan dapat
mengairi area sawah sebanyak 49.631 hektar, yang mana dalam setahun bisa
menghasilkan sebanyak 295.734 ton beras. Selain itu kenaekaragaman biota
didalamnya juga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Adapun beberapa
jenis ikan yang ada di Sungai Ciwulan antara lain Udikan, Senggal, Kekel, Payo,
Jeler, Paray, dan Loban.
Khlorin Adanya parameter kimia pada kualitas air yang cukup tinggi dapat mempengaruhi kesehatan Sungai Tingginya kadar klorin di perairan Sungai Ciwulan umumnya berasal dari limbah domestik seperti pembersih rumah tangga (pembersih lantai, pemutik tekstil dan desinfektan). Dampak dari klorin terhadap lingkungan bersifat racun bagi biota air dan imbas ke kesahatan manusia yakni timbulnya kasus penyakit berbasis air seperti dermatitis, gastritis dan diare akut.
Phospat Keberadaan fosfat yang sangat tinggi dalam air sungai berasal dari dua sumber pertama berasal dari bahan detergen atau sabun mandi, sabun pakaian dan bahan personal care. kedua berasal dari pupuk yang mengandung fosfor yang digunakan pada sektor pertanian. Hal tersebut relevan karena mulai dari hulu Sungai Ciwulan digunakan sebagai irigasi untuk ribuan hektar areal persawahan sehingga limbah aktivitas pertanian mengalir ke sungai. Dampak fosfat yang terlalu tinggi terhadap lingkungan dapat menyebabkan suatu perairan tersebut menjadi subur sehingga akan terjadi blooming alga atau eceng gondok. Akibatnya permukaan air terhalangi dan proses fotosintesis di dalam sungai terganggu yang akan berdampak menurunkan kualitas oksigen di air sungai. Kualitas oksigen akan mempengaruhi biota yang tinggal didalamnya.
Logam Berat Adanya kandungan logam – logam seperti Mangan dan Tembaga yang melebihi baku mutu ini juga menjadi perhatian serius mengingat keperuntukkan sungai masih digunakan oleh masyarakat sekitar maupun untuk sumber bahan baku PDAM. Umumnya logam – logam ini berasal dari limbah buangan rumah tangga maupun limbah industri yang tidak dikelola dengan baik sehingga terbuang langsung ke badan air. Paparan logam secara akumulatif dapat menyebabkan keracunan yang ditandai mual, pusing, sakit kepala, diare, hingga gangguan fungsi organ.
Pemeriksaan kondisi
sungai tidak berhenti disitu saja, karena masih ada parameter lain yakni sampah
yang juga masuk dalam PP No. 22 tahun 2021. Pada kesempatan ini, tim ESN juga
menemukan kehadiran sampah di Sungai Ciwulan padahal di dalam ketetapan
tersebut seharusnya sungai tidak boleh ada sampah/Nihil. Bersama para relawan, sampah yang diambil kemudian
didokumentasikan dan di audit menurut brandnya. Dari kegiatan brand audit di 3 lokasi ditemukan 10
brand consumer good (kebutuhan sehari-hari) yang paling sering ditemukan
adalah
1. Unilever, 2. Indofood , 3.
Wings Group , 4. Unicharm (popok mamypoko) , 5. Nestle 6.
ultrajaya (teh kota.k) , 7. Mayora , 8. Cimory , 9. GooN
dan 10. Santos Jaya (Kapalapi).
Surati Ridwan Kamil Ciwulan merupakan sungai yang menjadi kewenangan Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air (Pemprov Jawa Barat) sehingga upaya pengendalian pencemaran dan pengelolaan kualitas air Ciwulan adalah tanggung Jawab Gubernur Jawa Barat. Maka Gubernur harus melakukan upaya penyediaan sarana pengelolaan sampah di setiap desa/kelurahan yang dilewati Ciwulan. “pemerintah Propinsi harus menyediakan pengolahan sampah bersama Pemkab garut dan Tasikmalaya serta Pemkot Tasikmalaya, disetiap desa harus disediakan Tempat Pengolahan sampah sementara sehingga warga tidak membuang sampah ke Ciwulan” Ungkap Eka Chlara Budiarti, Koordinator Program Zerowaste Ecoton, lebih lanjut Chlara juga mendorong diterbitkannya Regulasi yang melarang atau menggurangi penggunaan plastik sekali pakai seperti tas kresek, Sachet, Botol air minum sekali pakai, Styrofoam, sedotan dan popok.
“Hasil temuan ini akan
kami kirim ke Gubernur Jawa barat, Senin akan saya kirim surat ke Pak Ridwan
Kamil meminta beliau agar serius menyelesaikan problem Ciwulan, perlu program
khusus yang melibatkan masyarakat untuk menyelamatkan Ciwulan dari kerusakan
yang lebih parah” Tutup Prigi Arisandi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar