“Kehadiran mikroplastik didalam tubuh manusia disinyalir melalui 3 jalur utama yakni dari sistem pencernaan, sistem pernapasan dan paparan langsung” Kata Eka Chlara Budiarti, lebih lanjut Kepala Laboratorium ECOTON menjelaskan bahwa Kontaminasi wadah ke makanan atau juga dari kontaminasi bahan makanan sebelum diolah dapat masuk melalui sistem pencernaan."fenomena buka puasa dengan wadah makanan plastik bening jamak ditemukan saat bulan puasa, bakso panas, gorengan, mie goreng dibungkus dalam plastik atau styrofoam dan kemudian dimakan adalah salah satu contoh jalur masuknya mikroplastik melalui wadah makanan plastik, selain itu ada juga melalui air minum dalam kemasan yang diketahui 93% brand airminum dalam kemasan mengandung mikroplastik," ungkap Eka Chlara Budiarti, lebih lanjut Chlara menghimbau agar masyarakat menghindari penggunaan styrofoam dan plastik bening untuk wadah makanan panas.“Hasil penelitian kami di feses manusia menjadi identifikasi awal penemuan mikroplastik dalam tubuh. Mengingat mikroplastik dengan ukuran tertentu dapat terendap ke permukaan mukosa usus yang nantinya akan dikeluarkan bersamaan dengan feses" ungkap Chlara, Lebih lanjut alumni Kimia Universitas Diponegoro Semarang ini menjelaskan bahwa Dari 102 responden, seluruhnya positif mengandung mikroplastik dengan rata-rata sebanyak 17.5 partikel yang teridentifikasi setiap 10gram feses . Adapun mikroplastik yang terdeteksi di feses dominan berasal dari polimer Polypropylene (PP) yang biasa digunakan dalam pembuatan botol-botol perawatan tubuh maupun produk kebersihan rumah tangga, Ethylene Vinyl Alcohol (EVOH) yang biasa digunakan untuk pembuatan plastik kemasan kedap udara, Nylon yang biasa digunakan untuk pembuatan tekstil, Linear Low Density Polyethylene (LLDPE) yang biasa digunakan untuk pembuatan sachet makanan dan Polyethylene Terephthalate (PET) yang biasa digunakan untuk pembuatan botol plastik untuk air minum dalam kemasan (AMDK)
"sumber makanan kita juga tidak lepas dari kontaminasi mikroplastik seperti ikan-ikan di Muara Bengawan Solo yang telah terkontaminasi mikroplastik seperti ikan keting (Mystus nigriceps) sebanyak 2.1 partikel/gram, ikan belanak (Moolgarda seheli) 1.8 partikel/gram dan ikan Bandeng (Chanos chanos) sebanyak 1.4 partikel/gram, ikan-ikan ini akan menjadi menu santapan Sahur dan berbuka puasa," ujar Chlara . Adapun mikroplastik dalam tubuh ikan-ikan tersebut berasal dari polimer Polyester (PE) yang biasa digunakan untuk pembuatan kain/tekstil, Polyethylene terephalate (PET) AMDK dan Polypropylene (PP) yang biasa digunakan dalam pembuatan botol-botol perawatan tubuh maupun produk kebersihan rumah tangga.
Keberadaan mikroplastik dalam wadah makanan kita harus diwaspadai karena akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar