Selasa, 12 Oktober 2021

Kali Tambak Wedi Tak Tertangani Kadar Phospat Terus Meninggi

Jumat, 24 September 2021 Ecoton, Komunitas Tolak Plastik (KTP) dan Brigade Evakuasi Popok, Melakukan uji kualitas air di 9 stasiun sepanjang aliran sungai Kota Surabaya. Penentuan lokasi pengambilan sampel menggunakan metode purposive random sampling yang didapatkan 9 titik Yaitu : 1. Pintu Air Gunung Sari, 2. Pintu Air Ngagel, 3. Pintu Air Monkasel, 4. Depan Museum Pendidikan, 5. Jalan Girikan, 6. Semampir, 7.Pasar Kempyeng, 8. Rumah Pompa Tambak Wedi dan 9. Rangkah. Pada umumnya, fosfat yang terdapat dalam suatu perairan dapat berasal dari kotoran manusia atau hewan, sabun, industri pulp dan kertas, detergen. Pada dasarnya makhluk hidup yang tumbuh di perairan memerlukan fosfat pada kondisi jumlah tertentu. Sebaliknya, kandungan fosfat yang berlebihan akan membahayakan kehidupan makhluk hidup tersebut. Kandungan fosfat yang besar dapat meningkatkan pertumbuhan alga yang mengakibatkan sinar matahari yang masuk ke perairan menjadi berkurang (Patricia, 2018).

Bahaya Phospat : Efek phospat akan menghambat penguraian bahan organik di perairan, menyebabkan eutrofikasi atau penyuburan perairan sehingga terjadi ledakan populasi alga yang akan menurunkan oksigen terlarut, akibatnya bisa menyebabkan kematian biota air dan ikan. 

Parameter pengujian kualitas air yang diambil adalah untuk menentukan jumlah fosfat, DO (Dissolve Oxygen), pH, TDS (Total Dissolve Solid), dan suhu. Metode pengujian kualitas air menggunakan metode rapid test yakni pengujian langsung dengan portable  tester seperti TDS meter, DO meter, pH meter, thermometer dan Phosphat meter. Hasil pemantauan tersaji pada tabel 1 dibawah ini. 

Busa yang timbul di permukaan juga menghalangi penetrasi matahari ke kolom air sehingga menghambat fotosintesis dan mengganggu mobilitas biota perairan, menyebabkan pH air menjadi basa dan bisa membahayakan kehidupan biota air. Data dari Uji Kualitas Air pada September 2021 menunjukkan dari 9 titik pengujian sampel kesemuanya menunjukkan hasil yang melebihi Baku Mutu Kualitas Air Kelas III.


Wakil Walikota Surabaya Armuji sempat datang dan melihat pencemaran di Tambak Wedi dan menyinggung pembangunan IPAL Komunal yang pada Wilayah Tambak Wedi belum ada, Armuji mengatakan akan membuat IPAL Komunal jika tersedia lahan (Jawa Pos, 24 Maret 2021). Dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Kualitas Dan Pengendalian Air Limbah, Walikota Mempunyai Kewenangan untuk melakukan Pemantauan, Pengendalian, Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan Kualitas Air Sungai yang berada di Daerah. Dengan masih ditemukannya pencemaran di Aliran Sungai Kota Surabaya, Walikota Surabaya belum melakukan pengendalian terhadap pengelolaan kualitas air anak anak sungai yang berada di kota surabaya.










Distribusi parameter pengujian ditunjukkan pada Grafik 1. Terjadi peningkatan kadar TDS mulai dari titik lokasi ke-1 hingga ke-7, namun pada titik ke-8 dan ke-9 mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan, semakin menuju hilir Kali Mas maka partikel/senyawa akan mengalami sedimentasi atau terdistribusi menuju laut.Selain itu, terjadi peningkatan kadar phosphate secara signifikan mulai dari titik lokasi ke-5 sampai ke-9 meskipun pada titik ke-8 mengalami penurunan. Hal tersebut juga berkorelasi dengan penurunan kadar DO pada titik lokasi tersebut.

Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya pada hilir kali mas, pencemaran tersebut memiliki penurunan yang secara signifikan. Penelitian sebelumnya pada maret, 2021 menunjukkan kadar phosphate adalah 45 ppm yang mana merupakan 3x lipat dibandingkan kadar pada titik ke-9 yang hanya 13.2 ppm. Selain itu, nilai TDS dan pH juga sangat tinggi yakni sebesar 5012 ppm dan pH 8.6 dimana TDS 7x lipat dan pH 1,5x lipat dibandingan jumlah tertinggi dari penelitian ini. Beberapa faktor ditengarai dapat membuat hasil yang berbeda secara signifikan salah satunya kondisi lingkungan saat pengujian. Pada penelitian sebelumnya melakukan pengujian di musim kemarau dimana keadaan air kadarnya lebih sedikit karena mengalami penguapan tetapi konsentrasi zat/senyawa/limbah masih sama. Sedangkan penelitian ini melakukan pengujian pada saat masuk musim penghujan sehingga kadar air lebih banyak.  Selain itu, juga terjadi fenomena busa sabun pada lokasi sampel pengujian yang diyakini tercemar dengan limbah sabun. Menurut Patricia (2018), fosfat juga terkandung dalam sabun sehingga nilai kadar fosfat yang didapatkan tinggi. Faktor selanjutnya adalah sedimentasi yang membuat nilai parameter yang diukur mengalami kenaikan dan penurunan.

 Reference :

Patricia, C., Astono, W., & Hendrawan, D. I. (2018, October). Kandungan Nitrat Dan Fosfat Di Sungai Ciliwung. In Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan (pp. 179-185).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer